Twelfth : The End?

177 8 0
                                    

 Judul chapternya 'The End?' gengs. bukan berarti ini chapter terakhir.

Silahkan dibaca dulu ceritanya.

*****

- May POV -

Lenganku dicengkeram dengan kuat oleh Miss Elsa. Setelah apa yang dia lakukan padaku, dia masih tetap membuatku teraniaya. Sepertinya lengan kiriku sudah merah, atau mungkin sudah membiru, Kalau saja orangtuaku masih hidup, aku ingin sekali melaporkan kasus ini ke dinas pendidikan.

Aku menoleh dan mendapati Kris juga mengikuti Miss Elsa dan berjalan tepat dibelakangku. Mata kami tidak dapat bertemu karena dia berjalan sambil menunduk. Sepertinya dia tak akan sanggup untuk memandang wajahku setelah dia tidak mampu untuk membelaku. 

Kali ini aku benar-benar payah. Aku tidak bisa bergantung terus menerus pada Kris. Yang bisa Kris lakukan selama ini hanyalah menenangkanku dan bertindak seolah-olah ayah yang bijaksana. Tapi dari sudut pandangku ini sangatlah berbeda. Aku ingin sekali menumpahkan kekesalan yang aku rasakan tadi, sekarang. Tapi aku tidak bisa.

Sesampainya diruang BK, Miss Elsa mendorongku ke sofa dengan kasar. Begitu Kris masuk ke ruangan yang dingin ini, Miss Elsa menutup pintu keras-keras dan menguncinya dari dalam. Aku tahu bukan hanya Miss Elsa saja yang menjadi guru BK saja, tapi juga ada 4 guru lainnya ikut melihatku dengan tatapan kesal. Sepertinya mereka sudah tahu apa yang sedang terjadi.

Salah satu dari mereka adalah Kesiswaan disekolahku. Aku melihatnya membawakan kotak PPPK dan menyuruhku untuk mengobati luka diujung bibirku di UKS saja. Kebetulan UKS disekolah ini berada di dua tempat. Salah satunya berada disamping ruang BK ini.

Aku menolak untuk membersihkan lukaku. Aku hanya ingin menyangkal apa yang sudah Pamela katakan tadi. Apa yang dia ucapkan tidak sepenuhnya benar. Kris memang berbaring bersamaku, tapi dia hanya memelukku untuk menenangkan aku. Begitu juga dengan ciumannya. Kami berdua memang tidak bermaksud untuk melakukan hal yang benar-benar tabu untuk anak sekecil kami. Aku ingin sekali menjelaskan itu, tapi uluran tangan menarikku dengan lembut dan mendapati Miss Ana yang memegang kotak PPPK itu sekarang. Beliau menyuruhku untuk memasuki UKS disamping ruangan ini dan berkata,

"Biar Kristian yang menyelesaikannya." Walaupun aku menggeleng tidak mau, aku tetap mematuhinya. Setelah lukaku dibersihkan oleh Miss Ana, aku segera pergi menuju ruangan tadi dengan tidak sabar. Aku bahkan tidak menghiraukan nasihat Miss Ana untuk berpikir jernih dalam keadaan mendesak seperti ini. Tapi sudah cukup! Aku tak mau lagi dihentikan. Sudah cukup mereka semua membuatku seperti gadis pelacur seperti yang dikatakan Pamela. Amarahku sudah mendidih dan siap akan ditumpahkan pada mereka semua.

Aku membuka pintu yang menjadi batas antara ruangan itu dan UKS keras-keras. Aku melihat wajah Kris yang sepertinya sejak tadi berusaha meyakinkan mereka semua. Tapi bagiku, penjelasan yang diberikan Kris tak akan mampu meyakinkan mereka. Aku segera maju dihadapan guru-guru itu dan mulai berdebat.

"Tolong dengarkan penjelasan saya dulu. Apa yang dikatakan Pamela tadi tidak sepenuhnya benar." Teriakku kepada mereka semua yang ada diruangan ini.

"Baiklah. Kami akan mendengar penjelasanmu. Mari kita lihat apa yang bisa menjadi pembelaanmu, gadis kecil." Ucap Miss Elsa yang sepenuhnya menyakiti perasaanku mengingat kejadian saat dikelas tadi.

"May! Tolong jangan lakukan ini. Kau hanya akan memperburuk keadaan. Aku sedang-"

"Kau sedang apa? Meyakinkan mereka dengan alasan konyol yang muncul dari mulutmu? Yang sekiranya akan menjadikan keadaan kita semakin buruk? Yang tidak akan mengeluarkan kita dari masalah ini? Ini masalahku dan aku tahu ini juga masalahmu Kris, tapi kali ini aku tidak tahan diperlakukan seperti ini." Aku tahu ini sedikit kasar kedengarannya, tapi aku tidak bisa menahan diriku lebih dalam lagi.

In My Coma [Complated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang