Tenth : Enemy

177 5 0
                                    

~May POV~

Aku membawa setumpuk piring kotor yang telah kami gunakan saat sarapan tadi. Aku tidak boleh selalu membuat Kris repot, apalagi dia laki-laki. Mulai sekarang aku harus mandiri supaya saat Kris tidak tinggal disini lagi, aku bisa mengurus segalanya termasuk bangun pagi. T.T

Aku meletakkan piring kotor itu diwastafel. Aku diam sejenak menatap piring-piring itu. Aku teringat dua bulan yang lalu aku masih dibantu ibu saat mencuci piring. Tapi sekarang beliau telah tiada. Pekerjaan didapur membuatku teringat pada sosok ibu. Aku selalu melihat punggungnya, wajahnya yang lelah, begitu juga senyumannya ketika menyajikan makan malam. Begitu juga ayah yang selalu menemaniku saat makan malam. Mengingat hal itu akupun tersenyum pilu. Aku harus terus melanjutkan hidup ini tanpa mereka berdua, itu sudah membuatku cukup sakit hati.

"Ayo! Aku bantu." Kris menyalakan keran dan mulai mencuci piring.

"Udah! Aku aja." Aku merebut alat cuci piring itu, tapi Kris menghentikanku.

"Bilas aja piring ini dan letakkan ditempatnya." Aku menurut dan tidak mau banyak berdebat dengannya.

Seusai mencuci piring, aku kembali ke ruang tamu dan menonton TV lagi. Begitu juga Kris. Tapi ada satu hal yang aku lupakan. Ini hari senin. Dan ini sudah jam 8 pagi.

"Heh! Kamu nggak berangkat sekolah?" Aku terkejut begitu Kris duduk disampingku.

"Kamu sendiri? Nggak sekolah?"

"Ya Lord! Tumben kamu bolos hari ini." Aku memijat kepalaku tidak percaya.

"Aah! Semalam aku lelah. Jadi aku memutuskan untuk nggak masuk hari ini."

Jantungku berdegup kencang mengingat kejadian semalam. Aku pasti sudah sinting.

"Aleah juga hari ini mau kesini. Berhubung dia itu pintar, lebih baik hari ini kamu mulai belajar untuk banyaknya ulangan susulan. Turuti apa yang Aleah suruh."

"Eh!" Mulutku menganga mendengar Aleah akan datang kesini. Alasan lainnya adalah aku tidak percaya sekarang Kris mulai menyuruh-nyuruh.

"Iya lakukan saja apa yang dia perintahkan! Ini demi kebaikanmu." Kris pergi ke kamar mandi dan meninggalkanku sendirian disini.

*****

Suara ketukan dari pintu utama membuatku beranjak dari tempatku duduk dan membukakan pintu. Itu pasti Aleah mengingat ini sudah sore dan tadi pagi Kris bilang Aleah akan menjengukku dan mengajariku untuk menghadapi ujian akhir. Jadi mulai hari ini aku akan belajar bersamanya. Aku membukakan pintu dan terkejut melihat kehadiran, Mereka. Aleah dan seorang gadis yang sangat aku benci, Pamela.

"What the hell!" Kata-kata itu spontan keluar dari mulutku.

"Beginikah caramu menyambut tamu kerumahmu?" Tanya Pamela dengan angkuh.

"Aleah kenapa dia juga ikut? Dan apa itu dibelakangmu? Koper?"

"Emh. Maaf May. Dia ingin sekali ikut dan Kris bilang aku harus menginap disini juga untuk mengajari ketertinggalanmu dalam pelajaran." Aleah menundukkan wajahnya dan Pamela hanya tersenyum menang.

"Dan dia juga akan ikut menginap disini? Begitu?" Tanyaku tidak percaya.

"May! Persilahkan Aleah masuk. Ini sudah sore. Kasihan dia harus menunggu di-" ucapan Kris terpotong begitu melihat Pamela juga ikut. Sepertinya Kris tidak tahu kalau dia juga ikut.

Pamela menyenggol bahuku dan langsung masuk tanpa permisi. Yang paling membuatku kaget adalah ketika dia memeluk Kris tanpa rasa malu dihadapanku dan Aleah.

In My Coma [Complated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang