Eighth : Stay

181 8 0
                                    

~Kris POV~

Aku tidak bisa meninggalkan May sendirian. Sejak dia kehilangan orangtuanya, dia hidup dalam kesedihan. Tak peduli apapun yang terjadi pada dirinya, entah itu makan ataupun berjalan. Seringkali aku melihatnya berjalan sambil menatap kosong kedepan. Bahkan hingga dia terlihat seperti bunuh diri. Aku tidak ingin melihatnya terluka ataupun melihatnya sesedih ini. Karena itulah aku bertindak seolah-olah aku ini adalah orang tuanya. Menyuruhnya mandi, memasakkan makanannya, membersihkan rumahnya, memarahinya atau hal lain. Aku selalu memberinya nasihat dan kasih sayang, bukan sebagai kekasihnya tapi orangtuanya. Namun, itu tidak berhasil. Dia tetap menjalani kehidupannya bagai mayat hidup. Jarang sekali dia berbicara. Dia hanya mengucapkan 'Ya' atau menggeleng. Ini bukanlah May yang aku kenal.

Sebentar lagi Ujian Akhir akan dimulai, dan dia sama sekali tidak siap. Selama satu bulan ini dia sama sekali tidak sekolah. Kepala sekolah telah memberitahuku untuk membawa May bersekolah, tapi itu sama sekali tidak berhasil. Sekarang aku sangat bingung harus bagaimana lagi menghadapi May. Aku melakukan ini semua bukan karena kasihan padanya. Sungguh dari dalam hatiku aku ingin mengembalikan May yang dulu sebelum dia menjadi sesedih ini. Aku begitu mencintainya sehingga aku tak sanggup meninggalkannya sendirian atau bahkan kehilangan dirinya. Entah kenapa hanya kepada May saja aku bersikap seperti ini pada seorang perempuan. Biasanya juga tidak.

Beberapa hari yang lalu, kepala sekolah memintaku untuk datang keruangannya. Beliau bilang bahwa May punya saudara lain yang sanggup mengurusnya. Saudara dari ayah May menyanggupi untuk mengurus May dan menggantikan diriku. Aku sangat lega mendengar May tidak sebatang kara. Tapi aku khawatir juga dengan keadaannya. Aku segera menghubungi saudara ayahnya. Tapi sudah beberapa kali aku menelepon tidak pernah diangkat hingga saat ini. Akan tetapi, hari ini dia meneleponku. Benar. Ini adalah saudara dari ayah May. Namun saat mendengar suaranya, perasaanku tidak enak.

Aku berbicara cukup lama dengan tantenya. Perbincangan ini memang sedikit aneh. Sejak kecelakaan itu, tidak ada satupun kerabat May yang menanyakan kabarnya. Sekarang, sekali mereka menghubungi May, yang mereka tanyakan bukanlah kabar. Tapi suatu berkas. Orangtua May adalah orang yang berada disini. Orangtua May memilih untuk tinggal disebuah Puri di pinggir kota untuk mereka tinggal. Mungkin keluarganya memang sangat kaya, jadi ada sistem warisan dikeluarga mereka. Ketika aku mengetahui bahwa ada suatu berkas penting dirumah ini, aku langsung mencarinya dan melihat isinya. Seluruh kekayaan yang dimiliki orangtua May akan diberikan pada May atas perwalian kerabatnya yang lain. Tantenya juga menyuruh May untuk menemuinya setelah Ujian Akhir selesai. Tentu saja aku tidak bisa meninggalkan May sendirian, jadi aku akan ikut bersamanya.

Aku kembali menutup berkas-berkas itu dan menyimpannya lagi dilemari. Aku segera menyiapkan makan malam untuk May. Sesampainya didapur, aku melihat May yang sedang mencuci mukanya diwastafel. Hari ini dia tidak terlalu banyak melamun dan lesu. Dia mulai sedikit berwarna, walaupun sepertinya hatinya masih abu-abu. Dia menoleh kearahku dengan perlahan. Dia menatapku lama dengan matanya yang sayu.

"Kris? Tadi tante bilang apa?" Dia mengelap wajahnya yang basah dengan lengan bajunya.

"Lap wajahmu dengan tisu. Terus kalo mau cuci muka jangan diwastafel dapur, May! Duduklah! Aku buatin makan malamnya dulu."

May menuruti apa yang aku perintahkan. Dia duduk sambil memainkan sendok. Dentangan sendok yang didentingkan keatas piring dihadapannya mengisi keheningan disekitar kami. Pikiranku terfokus pada banyak hal. Bagaimana membujuk May untuk sekolah lagi, mengurus warisan, pekerjaan rumah dan mengurus diriku sendiri. Oh Tuhan! Seperti inikah rasanya menjadi seorang ibu.

Aku menyajikan makan malam padanya dan duduk berhadapan dengannya. Aku menyuruhnya untuk segera makan dan tidur. Aku tidak akan menyangka malam itu akan terjadi percakapan diantara kami.

In My Coma [Complated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang