Second : Mimpi

560 17 0
                                    

~May POV~

"Ayah! Ayah dimana? Aku sudah siap." Aku berteriak dari ruang tamu seraya mencari-cari ayah. Oh tidak! Kalau ayah tidak segera keluar, aku bisa terlambat ke sekolah.

"Tunggu sebentar, May. Ayah akan segera turun 3 menit lagi."

"Cepatlah, Yah. Aku akan terlambat."

Aku duduk di sofa sambil membuka ponselku yang baru saja bergetar. Pesan dari temanku, Aleah.

May. Tolong bilang ke sekretaris kelas kalau hari ini aku ijin tidak masuk. Aku minta tolong ya!

Aku segera membalasnya dalam beberapa detik. Haaah! Hari ini aku duduk sendirian lagi. Sejak seminggu yang lalu, Aleah pergi ke Singapura hanya sekedar untuk ikut menemani orang tuanya bekerja. Namun sebenarnya, dia hanya ingin pergi liburan disaat-saat seperti ini. Tapi menurutku ini memang sudah benar-benar keterlaluan. Apa kali ini dia ingin ijin tidak masuk seminggu lagi. Ah! Terserahlah. Itu bukan urusanku sama sekali. Sekarang yang harus aku pikirkan adalah Ayah yang tidak kunjung turun dari kamarnya sejak 3 menit yang lalu.

"Ayah! Sudah siap belum? Apa aku perlu naik angkutan umum untuk pergi kesekolah?" Aku semakin lesu dan malas untuk pergi ke sekolah hari ini.

"Ei! Enggak perlu. Ini ayah sudah siap. Ayo! Nanti kamu bisa terlambat." Ayahku tiba-tiba datang menghampiriku sambil merapikan lengan kemejanya.

Aku dan ayah segera keluar menuju mobil yang terparkir dihalaman rumah. Tangan hangat memegang pundakku dari belakang. Berniat menghentikanku untuk pergi.

"Minum dulu tehnya. Sekolah yang pinter, ya." Ibuku tersenyum sambil memberiku secangkir teh.

"Ah iya. Aku lupa mau berpamitan, bu." Aku membalas senyumannya dengan senyuman terbaikku. Aku menyeruput teh hangat yang diberikannya untukku.

"Aku berangkat dulu bu." Aku melambaikan tangan sambil berlari menuju mobil.

"Hati-hati jangan buru-buru." Ibuku tersenyum kearahku dan ayah. Senyumannya itu mengantarkan kepergianku dan ayah.

"Sudah siap? Nggak ada yang ketinggalan? Kacamatamu?"

"Udah aku periksa lagi. Sudah nggak ada yang ketinggalan. Kacamataku sudah aku kantongi."

Ayah segera menyalakan mesin mobil. Mobil kamipun bergerak meninggalkan halaman rumah. Perjalanan dari rumahku menuju ke sekolahku itu lumayan jauh. Terkadang hal yang bisa membuatku terlambat adalah lalu lintas yang padat sekali. Sekolahku ada ditengah kota yang sangat ramai, sehingga saat berangkat ke sekolah tidak mungkin jika aku tidak mengalami kemacetan disana.

Aku memasang earphone ke telinga kiriku, mendengarkan lagu-lagu yang dibawakan one direction. Aku penggemar mereka sejak SMP. Oh! Apakah aku belum memperkenalkan diri? Kenapa kalian tidak mengingatkanku? T-T

Namaku May. Hanya May. Lebih tepatnya aku tidak punya nama panjang, hanya May seperti itu saja. Aku pernah mempertanyakan pada ibuku perihal namaku ini. Dia bilang, aku hanya diberi nama May karena aku lahir dibulan Mei dan saat ibuku melahirkanku, aku keluar dari rahim ibuku dalam waktu yang sangat singkat. Bahkan, bidan yang membantu ibuku untuk melahirkanku mengatakan, baru kali ini Ia melihat seorang ibu melahirkan anaknya hanya dalam waktu sesingkat itu. Entah berapa menit sih. Tapi hanya itu yang aku tahu.

Umurku masih 15 tahun. Tahun ini aku masuk SMA. Sudah satu semester aku lalui. Sekarang semester dua pun akan berakhir satu bulan lagi. Itu artinya bulan Juni nanti, semua materi kelas satu SMA akan berakhir. SMA ku adalah sekolah terfavorit dikota ini. Aku maupun orang tuaku sangat bangga bisa menjadi bagian dari keluarga sekolah tersebut. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, aku semakin merasa tersingkir. Sejak SD hingga SMP, aku selalu menjadi juara angkatan. Jika tidakaku pasti bisa masuk ranking 3 besar dari sekian ratus anak. Tapi sejak aku masuk SMA ini, aku dipertemukan oleh anak-anak yang sama pintarnya denganku. Ditambah lagi, pelajaran yang lumayan sulit membuat kami semua berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Yang paling pandai menjadi jenius. Saling berlomba dan berebutan. Tidak ada satupun yang mau kalah. Hal itu lah yang membuatku semakin menciut dan nilai-nilaiku pun mulai memburuk.

In My Coma [Complated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang