Fifth : Hug and Love

236 8 0
                                    

~May POV~

"Udah baikan?" Kris membantuku untuk duduk di kasur UKS ini. Dia kemudian menaruh tasku disampingku sambil mengambilkan segelas air putih kepadaku. Aku menerimanya dan segera meminumnya hingga tetes terakhir.

"Sudah lumayan kok. Rasanya tadi aku pusing sekali, dan sekarang aku baik-baik saja." Aku melihat keluar jendela, sepertinya sekolah benar-benar telah usai saat aku tertidur. Aku segera bangkit dari kasur UKS dan memakai sepatuku.

"Nanti kalau ketemu sama Miss Ana, kita harus berterima kasih padanya karena telah menyelamatkanmu. Seandainya Beliau tidak memeriksa kamar mandi, mungkin sampai sekarang kamu masih berada disana." Kris menggandeng tanganku hendak menarikku keluar, tapi aku menahannya. Aku menatap matanya sejenak.

"Tapi kamu juga yang memberi tahu Miss Ana bahwa aku sedang membersihkan diri di kamar mandi itu. Jadi, aku juga mengucapkan terima kasih padamu. Aku benar-benar mencintaimu, Kris. Terima kasih." Aku memeluknya dengan erat. Hembusan nafasnya yang hangat mengenai ujung kepalaku. Dia balas memelukku dengan lengannya yang kekar, memberikanku kehangatan dalam pelukannya itu.

"Ayo kita turun. Jangan terlalu lama disini atau akan ada yang melihat kita." Kami berdua melepaskan pelukan kami dan segera meninggalkan ruang UKS. Kris mengantarkanku pulang sampai kedepan gerbang rumahku menggunakan motornya. Tanpa ba-bi-bu dia melambaikan tangannya dan segera pulang ke rumahnya.

Malam

Aku menerima pesan dari Aleah bahwa lusa besok dia akan pulang dari Singapura. Aleah memintaku untuk mengajarinya beberapa hal mengenai pelajaran yang Ia tinggal kan selama dia berada di Singapura. Itu adalah kebiasaan Aleah sejak lama. Harus aku akui kalau IQ Aleah mungkin hampir 200 tapi, dia itu gadis termalas yang pernah aku kenal. Aku tahu perlakuannya masih baik padaku daripada teman-teman yang lain, terlebih lagi dia adalah saudara jauh Kris. Dia juga ramah dan feminim. Akan tetapi terkadang sifatnya yang manja itu seringkali menyusahkan aku. Tapi apa boleh buat, aku selalu meng-iyakan semua permintaannya.

Aku hanya membaca pesan darinya kemudian beralih ke notifikasi lainnya. Aneh sekali, biasanya kalau malam hari Kris memberi kabar. Kenapa sekarang tidak. Apa dia sedang sibuk. Oh! Apa karena tadi aku memeluknya. Aku lupa kalau dia agak nggak suka kalau melakukan hal-hal aneh kayak tadi. Aduh! Gawaat. Dia pasti marah padaku. Ck! Bodohnya aku. Aku harus segera minta maaf padanya.

Aku mengetik permintaan maaf pada Kris atas perlakuanku tadi siang pada ruang obrolan kami. Aku berharap dia mau memaafkanku. Aku menelungkupkan wajahku ke bantal, menutupi wajahku yang memanas dan mungkin warnanya sudah merah. Aku kemudian diam sejenak sambil memeluk gulingku. Pelukan tadi siang adalah pelukan pertamaku dengan Kris. Bagiku itu adalah suatu yang spesial. Aku merasa sangat nyaman dan terlindungi oleh kehangatannya. Aku bahkan tersenyum sendiri hanya dengan membayangkannya.

Aku berguling-guling di kasur sambil tertawa kegirangan, tanpa sadar ada dua pasang mata yang melihat tingkahku itu. Aku terkejut melihat kedua orangtuaku yang berdiri diambang pintu memergokiku sedang tertawa sendiri.

"Eh! Ya Tuhan! Ayah, Ibu! Kalian berdua mengagetkanku." Aku segera menelungkupkan wajahku ke bantal. Malu karena terpergok melakukan hal konyol seperti orang gila.

"May! Tingkahmu itu sangat aneh, sayang. Kenapa kamu ketawa sendiri. Kamu tidak kerasukan bukan?" Ibuku memegang dahiku, mencoba memeriksaku apakah aku masih waras atau tidak.

"Ah! Ibu! Jangan bilang begitu. Aku masih waras. Aku hanya teringat kejadian disekolah tadi. Waktu olahraga ada temenku yang jatoh." Jawabku sedikit berbohong.

"Tapi jadwal olahragamu kan besok pagi. Hem? Jangan berbohong!" Tiba-tiba Ayah memukulku sekali pukulan dan aku mati karenanya dengan perkataannya barusan. Duh! Aku ketahuan.

In My Coma [Complated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang