I

1.4K 24 1
                                    

"Nik! Masa begitu sih? Jelek!"

"Nik! Gue kayak badut!!"

"Nik! Jangan diiket pake karet!!"

"Nik! Jangan kenceng-kenceng!"

"Nik! Kepangnya yang betul dong!"

"Nik! Jangan dijambak!"

"Nik!"

"Nik!"

Nika hanya menggeram kesal mendengar keluhan Clara yang saat ini sedang duduk dihadapannya, dengan bawelnya mengomentari Nika yang mengepang rambutnya jadi tujuh.

2 hari yang lalu, dua sahabat ini diterima di SMA Langit Biru, sekolah unggulan di bilangan Jakarta Timur. Nika memaksa Clara agar ia mau rambutnya dikepang jadi tujuh, sesuai peraturan MOS meskipun dengan jelas tertulis:

Bagi siswi, rambut dikepang tujuh dengan ikat warna-warni (TIDAK DIWAJIBKAN)

Anak sekolah mana yang mau ngikutin peraturan kayak gitu, apalagi tidak diwajibkan. Berbeda dengan Clara yang ogah-ogahan, Nika mau mereka berdua tampak paling disiplin dan mengikuti peraturan. Siapa tau, ada senior ganteng yang meliriknya? Umpat Nika dalam hati.

♣️♣️♣️

"Woy! Buruan!" Seru Nika dari luar mobil. Clara masih nyangkut di jok mobil, membuat amarah Nika yang sudah menunggu 15 menit diluar mobil memuncak. Mereka sudah sampai dilapangan parkir SMA Langit Biru, SMA baru mereka dan Clara masih duduk malas didalam mobil.

Clara malah berbaring di jok mobil dengan kepala yang membelakangi Nika. Sontak, Nika merasakan darah tingginya kumat. "Ra! Kalo lo mau terus males-malesan, gue tinggal nih!" Ancam Nika sambil berkacak pinggang.

"Yaudah. Duluan aja. Gue masih ingin menikmati dingin AC mobil," jawab Clara sambil setengah tertawa.

Dengan kesalnya, Nika membanting pintu mobil dan pintunya menghantam ujung kepala Clara.

"WANJER!" Pekik Clara, langsung terduduk dan mengusap-usap kepalanya.

♣️♣️♣️

"Ra, gue udah baca pembagian regunya. Kita pisah cuy, tapi sebelahan sih.."

"Yaelah, udah seneng gue pisah sama lo, malah disebelahin. Elah."

"Idih mati aja lu ah."

Dua sahabat karib itu menaiki tangga sampai ke lantai 3. Sambil melirik-lirik jendela, keduanya memperhatikan interior koridor ini. Lantai putihnya mengkilap, jendela berbingkai kayu yang tampak kuat. Dindingnya pun bersih dan cat berwarna krem pucat masih tampak mulus. Sekolah ini seakan tak pernah merasakan coretan tangan jahil para muridnya.

Mereka mencari nama mereka ditiap kelas yang mereka lewati, dan akhirnya mereka menemukan 2 kelas yang mereka cari.

"Good luck, Nik." Kata Clara, tangannya sudah memegang handle pintu kelas X IPA-1.

"Good luck juga, Ra." Balas Nika yang juga sudah memegang handle pintu X IPA-2.

Kini Clara sudah masuk. Pasang-pasang mata anak baru menatapnya tanpa ekspresi. Apalagi saat mereka menyadari rambut Clara yang dikepang tujuh sendiri, anak-anak jadi harus menahan gelak tawa. Ya, Clara tahu. Ia tahu tampangnya sudah benar-benar mirip badut pesta. Tak acuh, Clara langsung mencari kursi kosong. Gak ada. Beneran gak ada kursi kosong.

Eh tapi. Disudut pojok kanan belakang, disamping cowok rambut berantakan dan baju kusut itu. Kursinya masih kosong. Ya ampun, masa Clara harus duduk disamping cowok dihari pertamanya?! Yah, mau gak mau. Duduk disamping cowok itu atau gak duduk sama sekali.

"Gue sini ya?" tanya Clara saat sudah mencapai kursi disebelah cowok itu. Si cowok cuma melirik sedikit lalu mengidikkan bahu.

"Judes banget," timpal Clara kesal. Karna ia telat, ia lupa mengambil jadwal pelaksanaan MOS dan kertas peraturan selama MOS nya ia tinggal di mobil.

"Eh.. Gue nanti pinjem kertas jadwal lo ya?" Mohon Clara, memasang tatapan melas.

Cowok itu menatapnya sengit, "Gak dapet?"

Clara menggeleng. "Lupa ngambil.."

Si cowok memutar badannya, lalu mengambil tas dan tampak mengacak-acak tasnya, membuat Clara tersenyum lebar. Tak lama, ia mengeluarkan... pulpennya.

"Kok pulpen?" Tanya Clara heran.

"Lah, emang gue bilang gue mau minjemin lo kertasnya?"

Clara melongo.

"Ya tapi tadi...."

"Tadi apa? Gue gak pernah bilang mau gue pinjemin."

Clara benar-benar menyesal telah memilih duduk disebelah monster terkutuk tertutup kulit manusia ini.

"Halo adek-adekk!" Sapa kakak kelas berjas biru alias OSIS, yang masuk dan diikuti 3 orang berjas biru lainnya.

"Buset, kaku gitu. Woles aja, kita gak galak kok!" Kata kakak cowok berkacamata yang berjalan dibelakang kakak pertama tadi.

"Kenalin nama dulu deh. Mulai dari aku, ya!" Seru kakak cewek berambut panjang, lalu mengambil spidol dan tinta biru menggoreskan kata 'Titania Putri'.

"Panggil aja kak Titan. Jabatan aku di OSIS sebagai wakil ketua," katanya sambil tersenyum.

Kini kakak cowok berambut helm yang menulis kata 'Dirgantara Prajoshua'.

"Gue Joshua. Jabatan di OSIS bendahara 2." Gak disangka, meskipun tampangnya culun dan kaku, suaranya ngebass kayak suara gema di basement parkir.

Kakak cowok berambut ikal merebut spidol sambil tersenyum geli, lalu menulis 'Raihan Fakhri Turangga'.

"Panggil gue Rangga! Baik ganteng rajin pintar!!" Seru kakak berkulit putih itu. Rambutnya yang-hampir-kribo itu berjingat-jingat.

"Oiya, jabatan di OSIS sebagai bendahara 1," lanjutnya.

"Aku, aku!" Seru kakak kelas yang berjalan paling depan tadi, cewek berambut ikal dan dikuncir.

'KANIA DWITJAHYA HASYTHANADYA ANDYJOEWIENDOE'

Anak-anak dibuat melongo olehnya. Apalagi Clara.

"Panggilan aku Nadya! Jabatan di OSIS sebagai Sekretaris 1!"

Gak disangka lagi, nama sesusah dan seribet itu punya panggilan yang cukup mainstream.

Clara memberengut bosan. Sekali lagi dia ingat kejadian di MOS SMP nya. Ia harus rela berbau amis kolam ikan buat ngambil nametag yang dijatuhin kakak kelasnya. Hukuman buatnya gara-gara telat 45 menit.

"Gabut nih, Nad. Ngapain kek." Keluh kak Rangga. Kak Nadya hanya menatap papan tulis sejenak, lalu tampak berfikir.

"Ada yang punya rencana?? Atau.. Mau bikin yel-yel?" Kata kak Nadya.

Krik krik.

Suasana kelas sepi, dan Clara sangat menantikannya karna ia mendapat kesempatan buat tidur dimeja pojokkan nan tersembunyi ini. Clara melipat tangannya diatas meja dan mulai merebahkan kepala sampai...

"KAK. ADA YANG TIDUR!"

♣️♣️♣️

A/N

Hai!! Gue masih baru disini. Nyoba-nyoba aja bikin cerita, iseng hahaha. Maaf kalo ada typo dan masih jelek. Gue bakal mencoba bikin ceritanya lebih seru. Saran dan comment ya!

Thx for reading!;)

Happily Never AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang