London Bridge

21 2 0
                                    

Pagi ini terasa sangat dingin. Malam tadi salju kembali turun. Viola sempat menikmatinya sebelum akhirnya ia memutuskan untuk tidur. Sebelumnya ia ingat, Ben kemarin mengajaknya ke London Bridge. Mungkin ia lupa. Viola akan mengajaknya hari ini.

Viola bergegas untuk bersiap - siap. Sebentar lagi Ben akan menjemputnya. Keo juga sudah bangun sedari tadi. Dia bilang dia akan berangkat lebih siang hari ini. Dia juga bilang akan ikut Viola dan Ben untuk sarapan di luar. Viola sangat senang mendengar ucapan itu dari mulut Keo.

"Serius?" Keo mengangguk.

"Asik!" Viola memeluk Keo. Keo berusaha melepaskannya, namun pelukan Viola semakin erat.

"Lo itu harus lupain kerjaan dulu sebentar aja, buat jalan - jalan sama gue. Okay?" Akhirnya Viola melepaskan pelukannya.

"Malem taun baru nanti gue libur kok sampe tanggal tiga. Nanti kita jalan - jalan ya."

"Kalo gitu, kita harus dateng ke undangan orang tua nya Ben buat taun baruan disana, gimana?" Viola menaik turunkan alisnya.

"Iya."

"Asik!"

"Lo kayaknya seneng banget ke rumah nya dia, ya? Kayaknya gue curiga deh sama kalian."

"Iih, apa sih.  Lo itu ngebayanginnya terlalu jauh. Gue sama Ben itu gak ada apa - apa."

"Kalo bakal ada apa - apa gimana?"

"Dari pada lo ngurusin gue nih ya, mendingan lo ajak pacar dari twitter lo itu ketemu sama gue, gimana?" Viola tersenyum jahil pada Keo.

"Apaan sih lo.  Gak ada cewek twitter kayak yang lo bilang itu."

"Berarti kalian bukan kenal di twitter ya? Temen kuliah? Audy?"

"Ngaco lo."

"Oh temen SMA?" Keo membulatkan matanya.

Handphone Viola berdering. Ternyata SMS dari Ben. Dia bilang dia sudah di Lobby. Viola segera memberitahu Keo untuk segera turun ke lantai bawah, menuju Lobby.

Ben sudah duduk di sofa Lobby, menggunakan jaket berwarna hijau army dengan celana jeans juga topi kupluk berwarna hitam.

"Hai, Ben." Viola menyapa Ben. Ben berdiri, tersenyum.

"Hai."

"Gue ikut kalian sampe jam sembilan nanti gapapa kan?" tanya Keo menggunakan bahasa indonesia.

"Gapapa lah, malah jadi asik." Ben menjawab menggunakan bahasa indonesia.

"Kok Kak Keo licik sih? Gue gak boleh pake bahasa indonesia selama disini kecuali sama Kakak tapi lo sendiri pake bahasa Indonesia sama Ben." Viola melipat kedua tangannya.

"Heh kutu, gue mah beda lagi."

Ben tertawa melihat tingkah laku mereka berdua.

"Okay, where are we going?" tanya Ben.

"Kita makan dulu, habis itu aku langsung berangkat ke kantor."

Ben mengangguk. Mereka bertiga berjalan keluar Hotel. Mencari restaurant dekat sini yang belum mereka coba. Ben terus melirik kesamping, ke arah Viola. Memperhatikan penutup telinga yang ia pakai. Penutup telinga berbentuk panda.

 Penutup telinga berbentuk panda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Uniqueness of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang