Chapter III

209 12 0
                                    

halo guys, 

gue bukan orang yang terobsesi oleh like dan koment sih hahahaha 

asal kalian suka gue udah bersyukur ajah

gue akan update tiap hari jika memungkinkan 

selamat membaca 

hope u guys like it

"halo, anak baru" hani datang bersama dengan kedua temannya menerobos gerombolan disekitarku.

Seketika aku tau ini pasti ulah mereka.

"lo. Kenapa lo ngelakuin ini ke gue?" aku hanya bisa menahan emosi.

"yak. Apa salah gue? Hah?" kataku lagi dengan sedikit membesarkan suaraku dan berjalan mendekati mereka.

"yak. Lo berani sama kita? Hah!" jimin mendorongku dengan sangat kuat.

Aku hanya meringis 

kuperhatikan tak ada seorangpun yang berniat menolongku, 

mereka hanya sibuk menonton dan berbisik.

"kenapa lo diem aja. Hah?" bomi kini berdiri didepanku menarik rambutku.

"kan sudah kubilang kalau sekolah kita punya tradisi" hani kini berdiri didepanku dan mendekatiku.

"bullying pada murid baru." Hani membisikkan kata itu.

aku hanya menatapnya dengan tatapan memelas berharap mereka melepaskanku

"kau jangan melawan makanya, supaya kami g terlalu menyiksamu"kata bomi melepaskan rambutku

aku membenarkan rambut dan seragamku

"hah? Apa yang kau katakan? Kenapa itu disebut tradisi?" kataku menatap mereka.

"aish. Sini lo." hani menarik tanganku dan membawaku

Aku melihat semakin banyak murid memperhatikanku, 

hani terus menyeretku ke tengah lapangan dan melempar badanku hingga lutut ku berdarah.

Aku hanya meringis menahan perihnya lututku.

'plis, seseorang tolong gue.' Batinku

Ketika hani akan mengangkat tangannya, 

tiba-tiba bola basket mengenai kepalanya dan membuatnya pingsan saat itu juga.

"yak hani-ah." Aku membuka mata dan hani terjatuh dengan bola basket di depanku.

"hani-ah" bomi mencoba menyadarkan hani.

"yak. Park hani. Aish. Ayo bantu aku membawanya ke kelas" 

jimin menopang tubuh hani sebagian dan dibantu juga oleh bomi.

"tapi jimin-ah, kenapa kita tidak ke uks?" tanya bomi.

"dia kan tidak suka" ucap jimin dengan sedikit kesal.

"nanti kalo dia bangun trus ada di uks pasti dia marah sama kita. Pabbo!"

 jimin menatap kesal temannya yang memang pelupa itu.

"aish kenapa dia sangat berat, padahal dia lebih kurus dariku walau badannya lebih tinggi" keluh bomi

-

-

-

"gwenchana?" namja itu menjulurkan tangannya.

XOXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang