chapter XII

70 4 0
                                    

JANGAN LUPA VOMENT JUSSEYONG

Keesokan harinya, aku bangun dan melihat ada luhan yang menunggu ku di bawah dengan ayah dan bunda.

"bunda, ayah, kenapa kalian belum berangkat? Biasanya jam segini sudah berangkat." Kataku berjalan menghampiri mereka.

"luhan oppa kenapa kemari?" tanyaku bingung dan bertanya pada luhan.

"aku... mau mengajakmu jalan-jalan." Jawab luhan dengan sedikit gugup.

"kemana oppa? Ya sudah aku mau ganti baju dulu. Tunggu yah oppa." Aku pun bergegas menuju kamarku dan berganti pakaian.

-

-

"kau taukan, aku masih tidak mempercayaimu?" ayah berusaha menahan emosinya walaupun dengan rahang yang mengeras.

"maafkan saya abeonim. Tapi saya janji kali ini saya tidak akan membuat luna terluka." Luhan berusaha meyakinkan ayah luna.

"sudahlah yeobo, waktu itu mereka masih kecil. Luhan juga korban, kata eommanya dia juga g bisa tidur nyenyak bertahun-tahun." Bunda luna berusaha menenangkan ayah luna.

"baiklah, tapi kalo sampai ini terulang lagi, kau g akan bisa bertemu lagi dengan luna. Mengerti!" ayah luna menghampiri luhan sedikit berbisik karena luna telah siap dan berjalan menuju mereka.

"kenapa wajah kalian sangat tegang, seperti aku akan pergi jauh saja hahahaha." Aku hanya berusaha melucu agar mereka tertawa, tapi mereka melihat ku dengan wajah khawatir.

"kajja. Kami pamit dulu abeonim, omonim." Luhan berlalu meninggalkanku yang terdiam.

"oppa, tunggu. Aku pergi dulu bunda, ayah." Aku mengejar luhan yag terus berjalan menuju mobilnya.

-

-

"wah... indah sekali. Ini dimana oppa?" tanyaku yang takjub dengan keindahan nya dimana ada padang rumput luat didepan dengan bunga-bunga yang indah dan terdapat sungai kecil didekat sini aku tau itu karena aku dapat mendengar suaranya.

Akupun berlari mendekati suara sungai. Luhan hanya tersenyum melihatku dan dia hanya terus memperhatikanku tanpa berbicara sepatah katapun daritadi.

"yak. Jangan bermain disana berbahaya. Nanti kau jatuh lagi." Ucapnya berteriak saat aku mendekati sungai.

"kenapa aku bisa jatuh disini? Lagi? Memangnya aku sudah pernah ke..." ucapanku terpotong dengan memori masa kecilku. Akupun terjatuh dan pingsan.

"lulu-ya. gwencana?" Tanya luhan khawatir.

"mmm. Aku gpp kok." Kataku dengan sedikit lemas karna baru bangun.

"apa yang sakit? Kenapa kau bisa pingsan disana? Aku takut kau kenapa kenapa lagi lulu-ya." kata luhan sedikit terisak dan langsung memelukku.

"aku gpp hannie. Ga ada yang luka. Aku hanya mengingat kembali saat kita main disini dan aku terjatuh." Kata ku membalas pelukannya dan menggosok punggunggnya pelan dengan tanganku berusaha untuk menenangkannya.

"hah? Kau... kau ingat siapa aku?" luhan melepaskan pelukannya dan menatapku tak percaya.

"iya aku ingat semuanya, semuanya kenangan bersama kamu, member EXO, juga sama Kristal dan Irene. Uljima." Aku berusaha menghapus airmatanya. Aku merasa sakit melihatnya menangis seperti itu.

"kau ingat janji kita?" tanyanya lagi.

"janji akan mengiringimu nanti kalau kau sudah bisa bernyanyi?" jawabku karena hanya itu janji ku yang aku ingat dengannya.

XOXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang