Aku pernah tulus memberikan hatiku pada seseorang,tapi kemudian hatiku kembali dipatahkan,dihancurkan seperti sampah.-Amor est poena
Fara Pov
Aku pernah belajar arti melepaskan,aku pernah belajar bagaimana melupakan dan merelakan.Terasa berat tapi aku masih mampu menjalaninya.Belajar membiasakan diri tanpa kehadiran seseorang yang berarti,belajar merelakan melihat dia bersama orang lain.
Aku pernah nyaris berhenti dan menyerah tapi aku sadar kesedihanku tidak akan mengubah kenyataan.Kamu tetap disana bersama dia dan aku tetap disini sendirian terpuruk menahan sepi.
Tidak mudah memang melepaskan seseorang yang diam-diam selalu kita harapkan untuk selalu menemani,tidak mudah memang melihat dia harus bersama perempuan lain.
Aku pernah membuang airmataku setiap malam hanya untuk menangisi kepergianmu.Aku hanyalah seorang perempuan normal yang berhati rapuh dan mudah menangis.
Tapi kemudian aku disadarkan,seberapa banyak air mata untuk menangisimu,pada akhirnya kamu tidak akan kembali.
Lalu aku memutuskan untuk melangkah, membiasakan diri tanpa kehadiranmu.Awalnya hanya satu langkah,kemudian dua langkah,begitu seterusnya hingga aku mulai bisa berlari.Aku mulai terbiasa tanpa hadirmu lagi.
Saat aku sedang berjuang untuk kembali bangkit,ada seseorang yang mendampingiku menjadi pelindung dan penguat disaat aku nyaris terjatuh dan menyerah.Dia selalu sabar menghadapi semua sikap pesimisku,dia selalu menghangatkan perasaanku dengan perbuatan-perbuatan kecil yang ternyata berarti besar untukku.
Seiring berjalannya waktu aku mulai terbiasa dengan kehadirannya.Dia seperti pemulung,memungut hatiku yang sempat dihancurkan dan dibuang seperti sampah.Dengan sabar dia kembali menyusun kepingan itu menjadi sebuah potongan besar,meskipun tidak sempurna,tapi dia berhasil menyatukan semua kepingan itu terbentuk seperti semula.
Tapi saat aku mulai yakin dengan pilihanku,tiba-tiba takdir memporak porandakan keadaan.Dengan mudahnya takdir menghancurkan semua tameng yang aku bangun.Mengembalikan apa yang seharusnya direlakan dan dilupakan.Kembali membuka untaian memori yang seharusnya tak diingat lagi.
Kenapa semua harus terjadi disaat hatiku nyaris menentukan sebuah pilihan?
Tidak munafik,perasaan yang dulu sempat ada memang masih menempati sebagian hati kecilku.Tapi bukan berarti aku bisa dengan mudah menjatuhkan pilihan,karena sekarang ada orang lain yang juga menempati sebagian besar hatiku.
Willy Alexander,aku tidak pernah memintanya untuk pergi tapi pada akhirnya dialah yang meninggalkanku sendirian.Berulang kali hatiku dipatahkan olehnya,berulang kali air mataku menetes hanya karenanya.
Diego Fernando,aku tidak pernah memintanya untuk datang tapi pada akhirnya dialah alasanku untuk dapat tegar dan mampu menyembuhkan luka hati yang aku alami.Dia membantuku kembali bangkit dari keterpurukan,dia kembali mengajariku cara tersenyum dan bahagia.
Kulirik sekilas kedua pria itu,Willy terlihat ceria dengan senyum tak kunjung hilang mengetahui satu kenyataan bahwa hubungan pernikahannya dengan Dania akan resmi berakhir sebentar lagi.Sedangkan Nando dia lebih banyak diam tidak banyak menanggapi masalah ini.
Tatapannya berubah dingin,tidak ada lagi kehangatan seperti biasanya saat dia sedang menatapku,bahkan sekarang melirik kearahkupun dia enggan.
Sejak pembicaraan tentang rencana perceraian Willy dan Dania tadi suasana menjadi canggung.Saat ini kami sudah mulai kembali membahas urusan bisnis,tapi kejadian ini membuatku sulit konsentrasi.Beberapa kali aku salah bicara atau malah melamun bukannya mencatat sesuatu yang penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Est Poena -TS(1) SUDAH TERBIT
Romance[[ TELAH TERSEDIA DISELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU]] Highest rank: 1 in Romance [25/06/2017] (Segera dinovelkan) Prelogy Silent love Percayakah kamu bahwa dunia ini terus berputar? Akan datang waktunya, Dimana yang mengejar jadi dikejar Y...