"Karena Cinta selalu menemukan cara untuk memaafkan." -Amor est poena.
Author
Valentine adalah hari yang manis untuk sebagian besar pasangan, namun tidak untuk Willy. Hari itu justru menjadi hari terberat untuknya, hari ulangtahun kekasihnya. Cinta pertama yang masih membekas dihatinya meskipun sudah genap tujuh tahun gadis yang ia cintai meninggalkannya untuk selamanya.
Pagi ini Fara tidak bekerja di kantor seperti biasanya.Tadi pagi Willy menjemput Fara di apartementnya. Fara sempat terkejut karena Willy mengetahui alamat dimana ia tinggal,tapi mengingat dia adalah salah satu pegawai di perusahaan pria itu, tidak heran jika Willy mengetahui setiap data dirinya.
Saat ini mereka sudah sampai di sebuah makam. Fara memeluk sebuah buket bunga,sedangkan Willy membawa sekotak cake yang sudah di pesannya dua hari yang lalu.
Setelah beberapa saat berjalan,mereka sampai di sebuah makam dengan nisan bertuliskan 'Sarah Liviana Purnama'.
Mereka berjongkok ditepi nisan memejamkan mata berdoa. Setelah itu Willy mulai membuka kotak cake dan memasang lilin berbentuk angka '24' ,umur gadis ini sama dengan Fara. Fara dan Willy umurnya terpaut setahun,karena Willy dulu sempat berhenti sekolah karena keadaan yang membuat Willy tidak memungkinkan untuk melanjutkan sekolah selama setahun.
Willy memang tidak cerita pada Fara apa hal yang membuatnya begitu terpuruk,tapi Fara dapat menebak bahwa hal itu pasti berhubungan dengan kematian Sarah.
Fara meletakkan buket bunga itu di samping nisan.Setelah lilin di nyalakan mereka mulai menyanyikan lagu selamat ulangtahun seperti dulu.
Kemudian setelah meniup lilin bersama,Fara bangkit berdiri hendak pergi untuk memberi Willy privasi.Namun pergerakan Fara terhenti saat sebuah tangan meraih lengan kanannya.
"Nggak papa,lo di sini aja."
Fara menatap ragu tapi kembali mendudukkan diri saat Willy menarik pelan tangannya.
Willy menatap makam itu dengan tatapan lembut,"Happy birthday Sarah,kamu masih inget cewek disebelahku ini? Cewek telmi yang tiba-tiba dateng terus nyanyi buat kamu.",Willy terkekeh geli melihat Fara mengerucutkan bibir tidak terima.
"Lo jangan jelek-jelekin gue dong.",Fara menatap sinis Willy kemudian beralih menatap kearah makam,"Sarah jangan dengerin dia ya, nggak pernah bener kalau ngomong.
Willy mendengus geli sebelum akhirnya kembali menatap nisan dengan wajah berubah menyendu,"Udah tua kamu sekarang ya? Dulu kamu pernah bilang ingin menikah di umur 24 ."
Fara terdiam mendengar ucapan Willy barusan. Entah mengapa hatinya ikut merasakan kepedihan yang Willy rasakan.
"Seharusnya saat ini kamu sudah menjadi bagian keluarga besar Alexander.Willy tersenyum getir menyentuh pelan batu nisan dihadapannya.
Fara menggigit bibir bawah menahan air mata yang hamper menetes dipipinya. Fara bisa merasakan bagaimana pedihnya ditinggal orang yang dicintai, apalagi jika akhiratlah yang memisahkan keduanya.
"Will you marry me,Sarah?"
Fara tidak bisa menahan air matanya yang mulai menetes dipipinya melihat adegan didepan matanya. Dia tidak tega melihat Willy seperti ini. Fara tahu seberapa menderitanya Willy ditinggal pergi oleh Sarah.Bukan hanya beberapa tahun,tapi selamanya.
Setelah mengucapkan itu Willy tertawa pelan,"Gara-gara kamu kayaknya aku bakalan jadi Perjaka tua."
"Tapi kamu harus tahu, i love you for a thousand year. "
Willy mencium singkat batu nisan itu,kemudian tampak terperangah melihat Fara sudah menangis dan terisak.
"Hey,lo kenapa?",Willy tampak khawatir dengan keadaan Fara yang semakin menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Est Poena -TS(1) SUDAH TERBIT
Romance[[ TELAH TERSEDIA DISELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU]] Highest rank: 1 in Romance [25/06/2017] (Segera dinovelkan) Prelogy Silent love Percayakah kamu bahwa dunia ini terus berputar? Akan datang waktunya, Dimana yang mengejar jadi dikejar Y...