Katakan saja aku bodoh, karena masih mengharapkanmu.Orang yang selalu mengabaikan keberadaanku. -Amor est poena.
Author
Seharian ini Fara tidak dapat konsentrasi dengan pekerjaannya. Kejadian tidak terduga berturut-turut datang menghampirinya. Mulai dari Willy cinta pertamanya yang tiba-tiba datang kembali dan menjadi bosnya, sampai dengan kehadiran direktur baru di kantornya bekerja. Yang menjadi masalah bukan kehadiran direktur baru, namun siapa yang menjadi direktur itu.
Fara mendengus kesal membayangkan hari-harinya akan semakin sering di ganggu oleh pria itu. Kesempatan untuk bertemu orang itu jadi lebih banyak dari biasanya,padahal tanpa Nando menjadi direkturpun Fara sudah mulai kualahan menhadapi sikap tengil pria itu.
"Ra?"
Panggilan itu menyentak Fara untuk sadar dari lamunannya. Fara menutup berkas dimejanya beralih menatap Willy yang berdiri tak jauh darinya.
"Ya Pak?"
Cowok itu tersenyum simpul melangkahkan kaki mendekati meja kerja Fara.
"Udah jam istirahat, jangan formal dong." pintanya dengan suara menggoda.
Fara terkekeh geli, "Iya Wil, ada apa?"
Willy tampak berdeham sejenak menetralkan tenggorokannya yang sedikit serak.
"Mau makan siang bareng?"
Fara mengerjapkan kedua matanya berulang kali seolah menghilangkan halusinasinya saat ini. Namun sosok Willy masih ada di hadapannya, masih dengan senyum yang sama.
Jadi ini bukan halusinasi?
Fara menggelengkan kepalanya masih tidak percaya.Dia mengalihkan pandangan kepenjuru ruangan, dan menatap sekeliling dinding ruangan itu berharap menemukan kamera tersembunyi di sana. Nihil.
Bukan reality show?
Masih belum menyerah, Fara dengan cepat menyambar kalender di mejanya.
Bukan april mop?
Willy meringis kecil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal,"Itupun kalau lo nggak keber-"
"Enggak kok !",jawab Fara cepat.
Fara meruntuk dalam hati karena terlalu bersemangat menerima ajakan Willy. Ia takut jika Willy kembali berfikir bahwa Fara masih memiliki perasaan lebih padanya.
Fara memberanikan diri melihat bagaimana ekspresi Willy saat ini. Diluar dugaan Willy justru mengulum bibir menahan tawa.
"Ketawa aja Wil nggak usah di tahan." sindir Fara membuat tawa Willy pecah seketika.
"Lo nggak berubah ya, masih lucu kayak dulu." ucap Willy di sela-sela tawanya.
"Lo juga nggak berubah, masih nyebelin kayak dulu." Fara mengikuti nada Willy saat mengucapkannya.
"Nyebelin juga dulu pernah suka?"
Deg.
Fara mematung mendengar kalimat itu meluncur dari mulut Willy.
Melihat perubahan ekspresi Fara, Willy sadar bahwa dia salah bicara. Mengingatkan bahwa Fara menyukainya sama saja mengingatkan semua kejadian kejam yang di lakukan Willy untuk menyakiti hati Fara.
Willy meraih tangan Fara dan menggenggamnya lembut. "Maaf."
Fara mendongak menatap tangan Willy yang menggenggam tangannya, kemudian memberanikan diri menatap wajah cowok itu.
Willy sedikit menunduk untuk memandang wajah Fara yang masih terduduk di kursi kerjanya. Kedua bola mata coklat Willy menatap lurus menyelami bola mata hitam Fara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Est Poena -TS(1) SUDAH TERBIT
Romance[[ TELAH TERSEDIA DISELURUH GRAMEDIA INDONESIA DAN TOKO BUKU]] Highest rank: 1 in Romance [25/06/2017] (Segera dinovelkan) Prelogy Silent love Percayakah kamu bahwa dunia ini terus berputar? Akan datang waktunya, Dimana yang mengejar jadi dikejar Y...