K.A.R.M.A-Three

266K 17.8K 2.4K
                                    

"Jika luka itu bisa membuatmu bahagia. Aku rela melukai diriku sendiri." -Amor est poena.

Author

Gadis itu menatap nanar kearah seorang cowok yang sedang flirting dengan banyak fansnya. Dia meremas baju seragamnya saat melihat cowok itu membiarkan fansnya mencium bahkan memeluk tubuhnya.

Kenapa sih Wil? Cuma gue yang lo cuekin? Apa gue salah punya perasaan buat lo? Kenapa lo lebih respon fans dari pada perasaan tulus gue?

"Gue janji Will,gue bakal hapus semua perasaan gue buat lo.Asal kita bisa kembali seperti dulu" ucap gadis itu lirih.

Saat kita masih sedekat nadi,sebelum akhirnya berubah menjadi sejauh matahari.

----

Fara sibuk memeriksa dan mengetik sebuah dokumen keuangan perusahaan.

Fara kembali menjalankan tugasnnya seperti biasa sebagai sekretaris. Bekerja selama 3 tahun bersama Johni CEO sebelumnya yang tidak lain adalah kakek Willy membuatnya cukup berpengalaman dan cekatan dalam bekerja. Saat sedang sibuk berkutat dengan pekerjaannya,telefon kantor berbunyi.

Fara menghentikan aktivitas mengetiknya dan mengangkat ganggang telefon.

"Hallo"

".........."

"Sekarang?"

".........."

Fara menganggukkan kepala mengerti,"Baik saya akan segera ke ruangan anda."

Setelah menaruh kembali ganggang telefon ketempat semula,Fara bangkit berdiri merapikan sekilas roknya kemudian melangkahkan kaki menuju ruangan atasannya.

Fara mengetuk pintu lalu membukannya saat mendengar atasannya mempersilahkan masuk.

"Selamat Siang pak,ada yang bisa saya bantu?"

Willy menatap Fara dengan ekspresi datar, tampak sedang memikirkan sesuatu. Beberapa menit Willy masih diam merenung membuat Fara mulai gelisah tidak sabar.

"Maaf pak,jika tidak ada yang perlu dibicarakan saya ijin kembali mengerjakan tugas saya yang masih menumpuk.,Fara terdiam menunggu respon Willy.

Melihat Willy masih terdiam Fara memutuskan untuk beranjak dari tempatnya menuju pintu keluar.

"Tunggu",refleks Fara menghentikan langkah kembali menoleh kearah Willy yang sedang menatapnya serius.

"Saya baru tahu kamu adalah sekretaris saya,oleh karena itu saya punya beberapa syarat yang harus kamu patuhi ."

Fara menatap Willy dengan pandangan bingung. Masalahnya sejak ia bekerja menjadi sekretaris baru kali ini ada atasan yang memberi syarat tertentu seperti ini.

Willy bangkit berdiri mengambil selembar kertas diatas meja lalu menerahkan kertas itu pada Fara.

Kedua bola mata Fara membulat begitu saja saat membaca syarat-syarat yang tertulis diselembar kertas tersebut.

-Syarat-

Harus di patuhi tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun.

1.Hanya saling berbicara jika menyangkut pekerjaan saja.

2.Jangan memanggil saya jika sedang berada di luar kantor

3.Jangan memiliki perasaan pada saya.

Fara mencerna semua syarat yang tertulis disana. Tanpa bisa di tahan Fara tertawa terbahak-bahak,bahkan wajahnya berubah merah dengan kedua tangan memeluk erat perutnya yang keram karena tawa.

Amor Est Poena -TS(1) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang