Part 12

507 37 0
                                    

Hyegum POV
Huftt.. Aku sudah berada di Indonesia sekarang. Tapi, kenapa Jimin Oppa belum menjemputku? Aku benar-benar benci menunggu. Ah, aku teringat dengan teman-teman lamaku. Aku segera mengirimi mereka pesan melalu grup di LINE.
Hy: Aku ada di Jakarta sekarang!
Ad: Beneran? Ah, lo bohong kan?
Ag: Hyegum, lo serius?
Hy: Sangat serius. Aku lagi di bandara sekarang, nunggu Jimin-ah jemput.
Ag: Oh.. Nanti kalau sudah sampai di rumah kabarin ok?
Ad: Nanti kami mampir, ingat oleh-oleh!
Hy: Iya!
Teman-temanku yang paling ku rindu, yaitu Adelia dan Agri. Mereka temanku saat masih SMP dulu.
"Hyegum!" Panggil seseorang dan pasti itu Jimin. Aku menoleh dan bersiap untuk mengomel tetapi dengan segera ia menarik tanganku sehingga membuatku mengurungkan niatku.
"Oppa, wae?" Tanyaku saat di mobil tetapi ia diam saja. Aku bingung.
" Oppa.. Apa terjadi sesuatu?" Tanyaku lagi, tetapi ia masih menghiraukanku. Aku menghela nafas kasar, dan lebih memilih untuk diam. Sampai di rumah, aku segera masuk ke dalam. Sepi. Tidak ada siapapun di rumah.
Jimin langsung duduk di sofa. Aku menatapnya bingung. Baru ku sadari wajahnya terlihat begitu murung dan terdapat kantong mata. Aku menjadi semakin bingung.
"Oppa, dimana Appa dan Eomma?" Tanyaku. Ia menatapku dalam, lalu menangis. Aku bingung.
"Oppa, mana Appa dan Eomma? Aku sangat merindukan mereka." Ucapku. Ia tiba-tiba memelukku.
"Appa dam Eomma sudah tidak ada lagi..." Ucap Jimin lemah. Aku terdiam, berusaha mencerna perkataan Jimin. Sudah tidak ada lagi? Jangan bilang kalau...
"Oppa! Kalian pasti mengerjaiku. Aku tahu itu, berhenti lah berakting karena kau itu sama sekali tidak pandai berakting seperti Taehyung Oppa!" Ucapku seraya tertawa. Ia semakin memelukku erat. Dan aku yakin Jimin sedang tidak bercanda. Seketika aku lemas, rasanya aku ingin terjatuh tetapi ditahan oleh Jimin. Aku menangis sejadi-jadinya, begitupun dengan Jimin.
Sekitar 1 jam kami menangis, akhirnya tangis kami mereda.
"Oppa... Apa yang terjadi sebenarnya?" Tanyaku lemah.
"Appa dan Eomma kecelakaan kemarin, saat sampai di rumah sakit nyawa mereka sudah tidak tertolong. Oppa juga baru tahu kemarin saat tetangga kita memberitahu Oppa. Oppa sama syoknya sepertimu, tetapi Oppa sadar kita tidak boleh meratapi kematian mereka. Mereka disana sudah tenang, jadi kita tidak boleh membuat mereka gelisah disana. Mian, Oppa tidak memberitahumu lebih awal. Karena Oppa takut kamu melakukan hal yang aneh-aneh" Jelas Jimin panjang lebar. Aku ingin menangis, tetapi aku menahannya. Kenapa perjalanan hidupku seperti ini sekali? Selalu berakhir menyedihkan.. Sepertinya aku memang tidak akan bahagia. Jimin menatapku dengan tatapan khawatir, tetapi aku membalasnya dengan tatapan 'Naneun gwaenchanha' ia mengangguk mengerti lalu segera meninggalkan ku seorang diri di ruang tamu. Aku ingin menghubungi Woozi Oppa, tetapi tiba-tiba aku teringat adegan dia sedang berpelukan dengan seorang yeoja. Walaupun aku tahu ia sama sekali tidak membalas pelukannya, tetapi ia membiarkan yeoja itu memeluknya. Hatiku benar-benar hancur berkeping-keping. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana, ini semua benar-benar menyakitkan untukku. Entah aku sanggup atau tidaknya untuk hidup, aku tidak tahu. Semua kebahagiaanku direnggut satu persatu, sekarang hanya tersisa Jimin Oppa seorang. Aku benar-benar takut untuk kehilangannya. Aku tidak sanggup untuk hidup kalau ia tidak ada disampingku. Aku mohon Tuhan, jangan renggut kebahagiaan ku lagi. Itu terlalu menyakitkan.

~Bersambung~

Spesial Hyegum POV, Happy Reading 😊

Sunbae, Saranghae! Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang