Eleventh ♥

132 7 1
                                    

Sudah direvisi, happy reading

Sudah hari ke-4 Ayla dan kawan-kawan berada di Bandung. Sejak kejadian hari itu,Ayla tidak ingin berpisah dari Rayen. Kemana Rayen pergi,Ayla selalu mengikuti.
"La,kamu itu kayak perangko loh lama- lama"ujar Rayen.

"Kenapa?"Ayla pun heran dengan apa yang Rayen katakan.

"Kamu lengket terus sama aku. Jadi aku amplopnya kamu perangkonya"gombal Rayen.

"Apaan sih Ray. Basi tau gak sih".

"Ayla,lusa aku akan ke Amerika. Begitupun Vin,Kiftan dan mamanya. Aku udah tanda tangan kontrak untuk kerja disana. Maaf aku gak bisa ngejaga kamu. But,im promise to you?"

"Apa?"

"Aku gak akan ninggalin kamu sendirian. Disana ditulis,3 bulan kerja aku akan dipindahin ke Jakarta untuk mimpin perusahaan. Tapi kalo aku gagal,aku tetep bakalan jagain kamu pesek"ujar Rayen gemas.

"Iih gak pesek tau. Cuma batangnya aja kurang!"cemberut Ayla.

"Hehe itu namanya pesek Ayla"

Saat sedang asyik berdua,Vin datang mengganggu Ayla dan Rayen. "Lo udah packing Ray?"tanya Vin.

"Udah dari tadi. Kenapa? Ada yang ilang barang lo?"tanya Rayen.

"Kaga. Berangkat jam berapa?"

"15 menit lagi. Kiftan noh masih maen"

"La,lo udah packing?"tanya Vin lagi.

"Udah kok"

"Yaudah gue balik dulu ya. Tidur 15 menit lumayan lah"

"Kebo"

"Diem!"

Vin kembali lagi ke villa untuk tidur. Ayla dan Rayen juga kembali berbicara tentang banyak hal. Dari kejauhan Rayen melihat Vin sedang mengobrol melalui sambungan telfon.
"Lusa gue bakalan balik ke A.S,lo punya kesempatan untuk dia"

"....."

"Sip. Gue tunggu kabarnya"

●●
Hari dimana Rayen,Vin,Kiftan dan mama Vin kembali lagi ke Amerika. Berat rasanya untuk pergi meninggalkan Ayla dalam keadaan seperti ini. Bayangan masa lalunya masih saja menghantuinya. Ingin rasanya Rayen mengulur waktu agar ia tidak berangkat hari ini,namun sayang,pihak perusahaan dari Amerika terus menanyakan keberadaannya.
"Ray,kamu jaga diri disana. Jangan ikutin pergaulan disana yah"nasehat Ayla.

"La lagian aku disana udah lama. Aku udah hafal sama semuanya"jelas Rayen.

"Dih keras kepala! Terserah kamu deh!"

"Jangan cemberut dong,aku mau pergi kamu malah cemberut"bujuk Rayen.

"Lagian kamu diingetin malah ngeyel!"

"Ray lo mau pergi atau gak!"teriak Vin.

"La aku pergi dulu ya. Kamu juga jaga diri ya"ujar Rayen sambil mengelus pelan rambut Ayla.

"Kabarin aku ya kalo udah sampai".

"Iya. Aku pergi ya"pamit Rayen.

Rayen perlahan melangkah kan kakinya menuju kearah Vin.  Ditengah langkahnya Rayen membalikkan badannya untuk melihat Ayla sebelum ia pergi. Dari kejauhan,Rayen melihat Ayla berdiri diam dan air matanya perlahan turun. Tanpa aba-aba Rayen langsung berlari kearah Ayla dan langsung memeluknya. Tangis Ayla pecah seketika dalam pelukan Rayen.

"Husst jangan nangis dong,jelek kamu Ayla"ujar Rayen menenangkan Ayla.
Ayla tidak menjawab Rayen,ia masih saja menangis seakan hatinya berat untuk melepaskan Rayen.

"Kamu boleh pergi sekarang. Jangan lupa kabarin aku"ujar Ayla setelah berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Jangan nangis lagi oke? Aku janji, 3bulan lagi aku bakalan balik lagi".

Ayla mengangguk dan Rayen pun langsung menyusul Vin. Sudah tidak tampak lagi Rayen dari kejauhan. Ayla berbalik badan dan langsung keluar dari bandara.

"Udah deh gak usah galau"celetuk Vin.

"Ngaco!"ujar Rayen singkat.

"Gue angkat telfon dulu ya"

"Hmm"

"Dia udah balik,gue gak mau tau gimana caranya lo hancurin dia!"

🍌🍌🍌
Hohohoho gimana gimana? Dapat feelnya gak? Votemen yaah cerita aku.
Ntar aku gak update lagi lho😁 mau ceritanya kegantung?
Gak kan?

RAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang