Seventeenth♥

19 1 0
                                    

Vin menepati janjinya untuk datang ke apartemen Ayla. Ia akan mengajak gadis itu untuk makan malam bersamanya. Dengan balutan celana jeans dan kaos hitam,Vin mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Ia merogoh saku dan mengirim pesan kepada Ayla bahwa dia sudah ada dijalan. Dia melepaskan sejenak fikiran tentang Rayen. Ia belum mendapat kabar bagaimana kondisi Rayen sekarang.

Vin telah sampai di apartemen Ayla. Ia langsung keluar dari mobil dan mengetuk pintu apartemen Ayla. Gadis itu keluar dari apartemennya. Short dress putih serta rambut panjangnya yang terurai menambah kesan kecantikan padanya. Vin sempat diam membeku melihat keelokan gadis itu. "Vin kenapa?"tanya Ayla.

"Gak ada kok. Kita jalan?".
Ayla mengangguk setuju. Diperjalanan mereka bersenda gurau tentang apa yang mereka lakukan pada hari ini. Vin masih merahasiakan Rayen dari Ayla. Ia tidak ingin Ayla terus berpikiran tentang Rayen. Ia hanya ingin hari ini Ayla untuknya seutuhnya.

●●
Kondisi Rayen belum menunjukan perkembangan yang signifikan. Walaupun telah diberi obat penetralisir,tapi Rayen belum juga sadar. Doa selalu dipanjatkan oleh sosok laki-laki yang saat ini benar- benar terpukul melihat apa yang terjadi pada anaknya. Ia tidak menyangka anaknya akan melakukan hal bodoh seperti ini.

Jam berdenting menandakan sekarang pukul 21:00. Papa Rayen masih setia menunggu anaknya sadar. Laki-laki itu melawan kantuk beratnya agar dapat melihat anaknya sadar. Sampai pada akhirnya rasa kantuk itu tidak dapat lagi ia tahan. Berkali-kali ia coba menahannya,tapi tetap saja ia tertidur. "Pa ti-dur a-ja"ujar Rayen dengan suara seraknya. Sontak papa Rayen segera terbangun ketika mendengar suara anaknya. Ia langsung memanggil dokter untuk mengecek kembali kondisi anaknya. Dokter mengatakan bahwa kondisi anaknya berangsur-angsur membaik.
"Nak,apa yang terjadi?"tanya Carlos papa Rayen.

"P--a Rayen gak papa kok"ujar Rayen dengan suara seraknya.

"Yasudah,kalau kamu sudah mendingan kita bahas lagi. Sekarang kamu istirahat dulu". Rayen kembali menutup matanya. Ia kembali beristirahat. Sedangkan papanya,keluar dari kamar Rayen dan pergi menemui dokter yang menanganinya.

●●
Vin dan Ayla sedang tertawa lepas disebuah restoran mewah. Mereka tampak bahagia malam ini. "La aku boleh nanya gak?"tanya Vin kepada Ayla.

"Apa?"

"Apa ada seseorang dihatimu sekarang?". Deg! Ayla terdiam membisu. Bagaikan disambar petir pertanyaan itu mengubah tawa Ayla menjadi diam. Ayla tidak tau bagaimana cara untuk menjawab pertanyaan itu. Pertanyaan itu terasa sulit dijawab. Bahkan lidahnya seperti melekat dan bibirnya juga terasa melekat. "Hmm.. Kok kamu nanya itu?"tanya Ayla gelagapan.

"Nggak ada kok. Hm ikut aku yuk. Dibelakang restoran ini ada taman"ajak Vin. Ayla mengangguk setuju. Tangannya ditarik lembut oleh Vin.

"Duduk sini aja yuk".

"Iyaah"ujar Ayla.
Vin masih belum melepaskan tangannya dari Ayla. Sekarang tangannya menggenggam tangan Ayla. Ayla hanya diam dan heran dengan apa yang dilakukan Vin.Dibawah bulan yang terang,mereka saling bertatap. Mata mereka saling bertatap. Mata mereka seperti bersinar dibawah rembulan itu. Cup. Vin mencium bibir mungil milik Ayla sekilas. Vin langsung melihat Ayla yang masih menutup matanya. Ia mengelus pelan pipi Ayla. "La,maaf"ujar Vin pelan. Ayla langsung membuka matanya dan melihat pria yang ada dihadapannya. Pipi Ayla langsung memerah mengingat hal yang terjadi selama 1 menit yang lalu. "Kamu nakal"ujar Ayla kemudian ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Bukan aku,tapi bibir aku nakal. Habisnya dari tadi kamu gigit bibir kamu. Ya kamu tau lah gimana cowok La"ujar Vin malu-malu. "Wajahnya jangan ditutup dong". Ayla menggeleng dan tak akan melepaskan tangan dari wajahnya. Karena merasa bersalah,Vin meraih tangan Ayla. Ia mencoba untuk melepaskan tangan Ayla dari wajah Ayla. "Nah gini kan cantik"ujar Vin setelah berusaha melepaskan tangan Ayla.

"Ke-napa hm cium aku?"

"Sekretarisku Ayla,aku gak ada maksud apa-apa kok. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih. Dan..."Vin menggantungkan ucapannya.

"Dan apa?"

"Since I first met you and you be my Secretary, I began to love you La. Aku tau,Rayen yang pertama kali mendekatimu,tapi jujur aku benar-benar mencintaimu. So,will you be mine?". Ayla terdiam lagi. Mulutnya kembali terkatup. Ia tidak menyangka,bos tempat ia bekerja menyatakan cinta kepadanya.

"La ntar aku cium lagi nih kalo masih diem"canda Vin.

"Apaan sih. Maksa nih"gerutu Ayla.

"Jawabannya?"

"Hmm.. Vin aku gak mau cinta yang sesaat Vin. Maksdunya gini lho,kita baru kenal sekarang kamu nyatain cinta aku takut kamu ninggalin aku sesingkat perkenalan kita. Cinta yang sesaat itu sakit Vin. Aku gak mau"jelas Ayla.

"Hei hei,gak ada yang namanya cinta sesaat untuk aku. Aku tulus,aku sayang sama kamu. Aku gak mau bikin kamu baper. Aku mau jadi pelindung kamu. Aku mau jadi orang yang pertama kali kamu liat pas kamu bangun. Aku mau jadi selimut kamu saat kamu kedinginan La. Aku serius sama kamu La".

"Vin?"ujar Ayla tanpa ia sadari air matanya jatuh menyentuh pipinya. Vin yang iba melihat Ayla menangis,langsung menarik Ayla kedalam pelukannya. Ia mengelus lembut puncak kepala Ayla. "Kenapa nangis? Aku gak maksa kamu untuk terima aku La". Ayla melepaskan pelukannya. Ia kembali menatap mata Vin agar ia tidak salah lagi mencintai seseorang. "Apa kamu yakin sama pilihan kamu?"tanya Ayla untuk meyakinkan hati Vin.

"Iya"

"Vin,maaf ya. Bukannya aku gak mau terima kamu jadi pasangan aku tapi Rayen gimana? Selama ini Ray--"

"Kamu lebih khawatirin Rayen La?"tanya Vin yang membuat Ayla kembali terdiam. Ayla tidak tau lagi bagaimana membalas perkataan Vin. Ia melihat-lihat disetikar restoran itu untuk memastikan tidak ada orang yang melihat.

"La kenapa? Apa cuma Ray--"

"Bukan gitu Vin. Tapi kita terlalu cepat menjalani sebuah hubungan!"

"Apa itu artinya tidak?"tanya Vin mendadak.

"Hm mungkin Rayen gak pernah serius sama aku. Dia cuma bikin aku baper. Aku rasa setiap perhatiannya layaknya seorang teman. Aku rasa kamu tulus Vin. Aku terima kamu"

"Apa?"ujar Vin yang berpura-pura tidak mendengar.

"Aku mau jadi pacar kamu!"

"Diih ketus. I Love you"bisik Vin dibelakang telinga Ayla dan memeluknya.

"I love you too".



Haaaay aku update lagiii. Maaf ya lagi sibuk sibuknya kuliah. Votement yaaa 😘😘😘😘😘😘

RAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang