Part 5

149 5 0
                                    


Pagi ini ada yang berbeda dari kediaman  Chani, sangat berbeda.

Brama, Lusy , Dimas dan Larisa sudah dimeja makan untuk sarapan rutin seperti hari sebelumnya.

Mereka tidak akan memulai sarapan jika salah satu dari mereka belum hadir, dan Renata tidak termasuk di dalamnya.

Berhubung semua sudah hadir, mereka mulai mengambil makanan masing masing , hari ini bi Sati , pembantu rumah tangga di rumah Chani, lebih dominan memasak sayur sayuran.

Hanya suara sendok yang berbunyi, semua diam.

Kursi ujung bergerak, kursi Renata .Biasanya Renata akan menyapa semua keluarganya dengan senyum dan keceriaan, walau selalu dapat teguran, kadang tidak dapat teguran artinya ya tidak ada yang merespon, dan sekarang Renata hanya duduk, tanpa sapaan ceria dan senyum cerah, Renata berubah.

Berubah karena keadaan yang membuatnya muak.

"Hhmmm... siapa yang bareng papi hari  ini?" Brama memulai percakapan.

"Ica pi, kak Dimas sama mami aja"jawab Larisa semangat.

Entah lah mengapa Brama mengharapkan  jawaban Renata.

Renata bangkit, " bi Sati .."

"Ya ndok" jawab bi Sati setelah tiba di samping Renata .

"Bekel Ata udah disiapin belom?"

"Udah nih non, bibi taro di tas non ya, jangan lupa di makan" ucap bi Sati sambil memasukan kotak bekel Renata seperti biasa.

"Yaudah Ata berangkat ya bi" Renata  menyalim tangan bi Sati.

Bi sati canggung , biasanya Renata yang ditinggalkan sendiri dalam keadaaan menangis tapi kali ini beda, bi Sati tidak enak hati dengan yang lainya, dia hanyalah seorang  pembantu.

"Dahhhh, Ata berangkat" Renata  berangkat seperti biasa ke halte depan komplek. ada nada ceria namun tidak ada senyuman, semuanya datar.

Setelah Renata pergi suasana ruang makan terasa akward  kembali, Lusy harus nya merasa senang tapi tidak dengan hari ini, tiba tiba saja hati nya sedikit sesak, ya hanya sedikit.

"Bi kemarin udah kasih kartu titipan saya untuk anak nakal itu?" Brama bertanya kepada bi Sati.

"Udah tuan, tapi mohon maaf tuan,sepertinya kartu yang tuan titipkan belum dipakai oleh non Ata" bi Sati menunduk , menautkan kedua tanganya didepan kedua pahanya.

"Loh memang kenapa? Apakah kurang? Memang untuk apa anak nakal itu sampai uang segitu tidak cukup?" Brama sedikit membentak.

"Yailah pi , paling juga buat dugem" Larisa menimpali ucapan Brama.

"Bukan Tuan, hanya saja tuan belum  memberikan pin nya, dan saya lupa non Ata juga tidak menanyakan pin nya  berapa, kalau dulu kan tuan selalu memberikan uang tunai." ucap bi Sati merasa tidak enak.

'Ya brama lupa memberikan pinya, darimana uangnya kemarin, mengingat bahwa anak itu menggunakan angkutan umum,dan pulang malam, makan apa anak itu. Ah anak nakal itu pasti  meminjam uang temanya' batin Brama.

Brama mengeluarkan uang tunai seratus  ribuan 5 lembar lalu memberikan nya kepada Larisa.

"Ica,  kamu kasih ke anak nakal itu,bilang jangan bikin malu papi dengan meminjam uang teman" Brama berasumsi.

Larisa mengambil uang tersebut dan  memasukkanya kedalam tas.

"iya pi , nanti Ica kasih.

Mereka tidak tahu, bahwa uang yang selalu ditipkan di bi Sati tidak pernah Renata pakai sejak kelas 2  smp, Renata sudah mandiri hanya saja keluarganya tidak peduli  sehingga tidak mengetahui kehidupan Renata.

****

Renata tidak ke sekolah, Renata benci  semuanya, Renata ingin hiburan.

Renata melangkahkan kakinya menuju gang sempit di dekat halte Renata ingin kerumah Gladys , ya Renata bolos sekolah.

Selama hidupnya , ini kali pertama Renata bolos.

"Ata, kamu ngapain disini, kamu ga  sekolah?" Gladys heran, sepagi ini sahabatnya sudah bertandang.

Renata melongos , melewati Gladys danmasuk , hanya ada Akila, ya ini hari sekolah tentu saja Rio dan Cia  bersekolah.

"Alo kila kaka Ata dateng" Renata  mencubit pipi Akila

"Akak Ata, akananya mana? " .

Renata sadar janjinya kemarin.

"Ah kak Ata lupa, nah  gimana sebagai gantinya , kita jalan jalan yuk?" Renata menggendong Akila.

"Kok berat  , Kila makan terus yaa?"goda Renata.

"Kila dikasih susu telus sama aka Gadi" ucap Akila.

Gladys masuk ke ruang tamu.

"Kila gaboleh pergi ya, kalian ga boleh kemana-mana!" Gladys tau Renata sedang tidak baik baik saja.

Renata menoleh ke arah Gladys dengan tatapan tidak bersahabat, berjalan  ke arah Gladys dan menyerahkan Akila ke Gladys.

Renata berbalik dan menuju pintu.

"Aku sahabat yang kurang baik ya Ta,buat kamu? Aku buruk ya jadi sahabat kamu?, kenapa Ata sekarang gamau cerita ke sahabatnya ini?" Gladys menatap punggung Renata.

Renata berhenti.

"Gue baik baik aja, lo udah jadi sahabat yang baik kalo lo ga banyak nanya" anggap saja Renata jahat telah mengatakan itu ke sahabatnya.

"Bahkan kamu gamau liat aku ta, kamu bilang disaat kaya gini gunanya sahabat". suara Gladys bergetar.

Renata berjalan kembali dan pergi setelah menutup pintu rumah Gladys.

Gladys menangis, 'ata bukan cuma kamuaja yang lagi butuh sandaran, aku juga' Gladys merosot, dia menangis ,bagaimana adik adiknya nanti.


#####

Pendek , buntu bgt ):


RENATAWhere stories live. Discover now