Devan

3.8K 40 1
                                    

Point of View : Alana

"Pagi tante, Alana nya ada ?"

Sayup sayup aku dengar suaranya Devan. Devan itu, siapa ?

Dia pacar ku. Cieee..

Aku serius. Kami berpacaran kurang lebih sudah 1 tahun 22 bulan. Yaakk, akhir akhir ini aku dan Devan sedang banyak berdebat. Kau tau ? Kelas 12 memang sangat menyulitkan. Mengingat akan diadakannya Ujian Nasional, aku, dan Devan memang sedang banyak belajar untuk mendapat nilai yang tinggi.

Okey kalau kalian bertanya tanya Devan bentuknya seperti apa, aku akan menjelaskan.

Dia lelaki yang manis. Dengan tinggi badan sekitar 169 Centi meter, dengan berat 60 kilogram, akukira, itu perbandingan yang pas. Kulitnya sedikit sawo matang, bersih, dan ber otot. Rambutnya hitam, mengangkat ke atas dan menciptakan Jambul yang selalu harus di sisir. Devan pernah keda razia rambut, jadi, rambutnya kaku dan diri diri. Tambahan, semenjak itu, rambut Devan gabisa di pakein Pomade. Devan yang malang.

Devan punya bola mata yang coklat. Hidungnya mancung, suka lagu Imagination-nya Shawn Mendes, paling rajin beresin kasur, dan gasuka Alpukat.

Dia baik. Aku kenal dia waktu umurku masih 14 tahun. Jadi, Dulu, aku sempat berpacaran dengan laki laki yaa.. Bisa dibilang... Bad boy. Namanya Andra. Andra satu sekolah dengan ku. Satu tahunan. Dia anak IPA 1, Andra itu.. Gimana, ya ? Tampan, yaa dan menyebalkan. Jadi waktu itu ceritanya hubungan kami sudah menginjak 1 bulan. Besoknya, lewat 1 hari, kami putus. Padahal waktu hari sebelumnya dia berkata.

"Selamat 1 bulan Sayang. Semoga kita langgeng ya. Aku sayang kamu. I love you❤️❤️"

Yaa seperti itu kurang lebih. Aku tidak ingat semua.

Kau, tau, beberapa hari setelahnya, virus galau menyerang ku. Aku menangis setiap hari. Teman sekelasku, sampai terbiasa melihat mataku yang sembab. Menyebalkan. Tapi itu sudah berlalu. Aku sudah membuang Andra jauh jauh. Aku punya Devan sekarang.

Aku dan Devan tidak berada dalam 1 sekolah yang sama. Devan, bersekolah di sekolah lain. Dia suka Bahasa Indonesia, jadi, dia sekolah di SMA yang menyediakan jurusan Bahasa Indonesia. Bagaimana aku kenal Devan ?

Aku kenal dia dari Melania. Dia teman ku di sekolah. Katanya, waktudia main bareng temen SMP nya, Devan, minjem ponselnya Mela, lalu, waktu dia liat kontak ku di Black Berry Messagernya langsung dia add. Dan yap! Aku Confirmasi. Lalu semuanya berjalan sesuai alur. Sampa dia menyatakan perasaannya kepada ku.

Ada yang Spesial mengenai Devan. Dia selalu setia menjemput ku di mana pun aku berada. Dia bilang

"Aku bodo amatan, ya , pubby, mau kamu di mana kek, aku bakal jemput"

Yaaa aku selalu hangat setiap mengingat pernyataannya itu.

Tapi entahlah makin ke sini aku makin merasa bahwa semua perkataan yang devan bilang dulu itu gak semuanya jujur. Mungkin, dulu, dia hanya sedang berusaha membuat ku tersanjung. Jika iya, dia berhasil. Aku bahkan sudah sangat jatuh cinta padanya.

Dia udah deket sama momy. Sama ayah juga. Ayah bahkan sering juga nawarin diri ke Devan. Kalau kalau devan sakit gigi, Devan boleh dateng ke ayah buat periksa gigi geratis. Calon mantu yang di untungkan.

Dulu, Devan sering banget dateng kerumah, dan bilang sama Momy buat ngerjain tugas bareng aku. Yaa tapi kalian taulaahhh itu gak sama sekali kerja kelompok. Lebih banyak nonton film sama pacarannya malah.

Aku suka Devan. Suka banget. Gak sayang tapi. Tentunya jatuhcinta. Devan gemuk. Enak dia kalau buat di siksa. Dia gak ganteng tapi. Tapi entahlah, aku jatuhcinta dengan dia yang apa adanya. Dia cukup manis untuk di pandang dalam waktu yang lama. Tingginya sekita 7 cm di atas ku. Kulitnya cerah, walau tidak putih. Dia suka kerapihan. Dia gaksuka kalau kamarku berantakan. Setiap dia main kerumah, dan kekamar ku, pasti dia yang bakal beresin kamarku. Sampe bersih, rapi. Si bibi pun kalah kerjaannya sama Devan.

Devan jarang kasih aku bunga. Dia lebih sering menyeludupkan coklat supermarket yang dia beli, dan, dia tenggelamkan di dalam tas amburadul ku. Dia tau aku gaboleh makan coklat "ilegal" sama Ayah. Makanya dia masukin ke dalem tas diem diem.

Kami pernah berciuman. Sssttt ...!! Jangan bilang momy dan ayah! Mandra juga gak tau masalah ini!

Waktuitu, Devan buatin aku coklat panas. Si bibi lagi masak, momy lagi ada arisan di ruang tengah, Ayah lagi buka praktik di rumah sakit, dan Mandra... Tidur nyenyak seperti biasanya.

Waktuitu kita emang janjian mau nonton film lewat Macbook baru Devan. Hariitu, Devan lagi mau sombong karna udah dapet semua koleksi film twillight. Dan momy bilang..

"Devan, tante ada acara arisan. Alana di kamar. Kalian kalo mau nonton di kamar ajaya ? Nanti tante suruh si bibi buatin minum sama cemilan. Jangan nakal mainnya oke ?"

Nyatanya Devan tetap nakal.

Waktu lagi adegan kissing, tiba tiba Devan ngeliatin aku dengan intens. Aku sadar, ya, dia perhatiin aku dalam jarang yang cukup dekat dan terus mendekat. Sampai akhirnya Devan menyentuhkan telapak tangannya di belakang leher ku. Wajahnya di miringkan sedikit, kearah kanan. Dia menutup matanya. Aku tidak. Setelah itu, bibir kami sudah saling tertaut. Devan sedang menikmatinya di sana. Menyapukan seluruh permukaan bibirnya di bibir ku. Rasanya hangat. Jantungku berdetak dengan cepat. Terlalu cepat bahkan. Dan setelah ia melepasnya, kami salah tingkah.

Itulah Devan.

Kembali ke masa kini. Dia sudah menjemput.

Taklama aku langsung mendekat kearahnha dan kami berangkat menuju ke sekolah berbarengan.

first love, first kissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang