Point of View : Alana
"jadi? jadi di jemput gak. lo ?"
jariku yang sedaritadi sibuk mengutak atik panggilan telpon seketika berhenti saat suara itu terdengar. aku tau itu suara siapa. jelas banget, aku tau.
"Lo bisa gak si minggat, 1 jam aja !"
"lo udah buat masalah, nolak suruhan gue, mikir gue mesum padahal udah di tolongin. cewek gatau diri"
mataku membulat, tangan ku mulai mengepal saat itu juga. ingin ku bogem wajahnya. gimana sih pola pikirnya ? bukannya aku pingsan karna perbuatan dia ?
"eh, Jeha. lo fikir lo ga berdosa?"
lelaki itu terperanjat saat mendengar aku memanggilnya tanpa di bumbuhi dengan embel-embel 'kak'
"ngomong apaan lo barusan ? hah ?"
"gak. gaakan gue ulang. cowok bolot"
"Alana. gue disuruh dosen buat nunggu lo balik. lo fikir gue mau dengan ikhlas nunggu lo, di pos satpam mendung mendung gini ? terus lo masih gak mau makasih ? cewek jaman sekarang"
bodo amat fikirku. lagipula dari awal, dia kok yang buat gara gara. kalo nggak dia kurangajar, pasti aku ga kena msalah. sialan.
"Alana ! gue ngomong. denger gak sih ?!"
aku tetap diam, tidak menghiraukan dia, lagipula hujan mulai turun dengan deras. memudarkan suara bawel Jeha yang sedaritadi nyerocos. pura-pura aja aku gak denger.
"Alana !" teriak Jeha mencoba memanggilku. aku tetap menatap keluar, ke arah hujan turun dengan lekat. kini fikiran ku mengikuti ku, Devan kemana sih ?
"Alana !"
DUUAAAaaaarrrr !!!!!!!
petir di sertai kilat menyambar dengan angkuh didepan ku, aku tidak sempat lihat kilatnya, tapi aku dengar suara gunturnya. saat ini, yang aku lihat .. gelap
sepasang tangan yang kokoh milik seorang pria sudah melingkupi tubuh ku. bukan, buka gelap. tapi ini warna hitam dari jaket.... Jeha.
aku bisa merasakan tubuhnya sedikit bergetar, nafasnya tidak ber-aturan. kepalanya menumpu di pundak belakang ku. aku bisa mencium wangi tubuhnya, Vanilla-musk. cukup Feminim.
"gapapa kan ?"
aku tersadar saat suara parau itu mulai terdengar.
"e... enggak. gapapa "
jawabku gugup.
aku mencoba bergerak, melepaskan diri dari pelukannya. tapi tangannya nampak enggan. Jeha masi memeluk ku dengan kuat.
"jangan sekarang. sebentar aja "
"geluduknya ilang itu. gue..."
lagi
dengan gerakan cepat, Jeha melepaskan pelukannya dan meraih tengkuk kepalaku, lagi. mendekatkan wajahnya dengan gusar dan mencium bibir ku. lagi.
aku yang tidak siap hanya terperanjat dan membelalak. meronta meminta di lepaskan. aku memukul punggungnya dengan gusar.
dia masih di sana. menyesap bibir ku dengan gusar. aku masih mecoba melepaskan diri dengan memukulnya keras, sampai akhirnya aku merasakan sesuatu membasahi pipi ku.
Jeha, nangis ?
ciumannya melembut, satu tangan nya masi memegangi pipiku, satunya memaksa tangan ku yang mengepal untuk membuka kepalannya. dan meletakan nya di tengkuk belakang tubunya.
aku yang seperti di hipnotis hanya bisa diam dan mengikuti kemauannya. aku tidak membalas ciumannya, tidak juga menikmati nya. aku.. ku rasa ada rasa pedih yang mungkin dia simpan dan rasakan.
sampai bibirnya berhenti memanggut bibirku. aku masi membuka mata saat ini.
aku bisa melihat wajahnya memerah, tidak. matanya juga memerah.
suasana canggung melingkupi sekelilingku. aku hanya bisa terdiam dan bingung.
"sorry. gue minta maaf buat hari ini. lo minta buat ga di ganggu kan ? gue cabut"
tak lama dia pergi, sedikit terburu buru. menembus hujan yang masi dengan derasnya membasahi seluruh sisi kampus. meninggalkan aku yang masih bingung. kaku, dan canggung.
langit yang semakin gelap, membawaku menghilang dan pergui besama perasaan ku yang entah sejak kapan terasa gusar.
Devan dimana ?
apa bisa aku meminta hari ini untuk di maklumi ? maksudnya, apa bisa terbawa suasana di masuk kan sebagai masalah?
Jeha kenapa ?
Devan..
aku, aku salah. aku punya salah. maafin aku, Dev.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
loh ?? kok malah baper sih ? Jeha kenapasih ? huh takut banget kalo dia pkayboy ajanih jangan baper duu !
******
so haii !! tumben banget kann 2 hari upload hehehe
lagi mood buat bikin cerita aja nihh. jangan lupa tinggalin komentar sama vote nya ya ! masukannya juga boleh !! happy reading :)
KAMU SEDANG MEMBACA
first love, first kiss
Novela Juvenilpernah dengar kalau remaja era globalisasi bakalan keambil ciuman pertamanya sebelum ber usia 17 tahun ?, bener gak sih ? gak cuma kalian, Alana pun merasakannya. apa ? tidak, justru dia kehilangan keperawanan bibirnya saat ber usia 16 tahun. terla...