16th

1K 175 22
                                    

Sehun mengernyit kan alis ketika di rasa tuan nya ini melamun. Ia berdeham, mencoba menarik perhatian pria bermarga Byun itu, namun Baekhyun tetap tak bergeming.

"Sir...?"

Baekhyun menatap Sehun sesaat sebelum dirinya sadar akan sesuatu, pria itu kemudian tertawa keras.

Sehun rasa tuan nya ini makin bertambah sakit.

"Kau tau Hyung, aku tidak gila." Baekhyun mendesis, tawa nya lenyap tergantikan dengan mata sinis dan sarkasme dalam ucapan nya ketika ekspresi Sehun sebelumnya seakan tengah mengejek nya tadi.

Sehun hanya bisa meringis.

"Tuan Do memberikan ini." Pria datar itu menaruh beberapa lembar arsip yang terbungkus map biru ke meja kerja Baekhyun sementara tuan nya itu terlihat malas-malasan.

"Mau apa lagi dia?"

"Perjanjian perdamaian." Sehun menjawab. "Dia menyerahkan tender nya kemudian memilih beralih menjadi donatur utama dalam bangkit nya proyek di Vietnam."

Sesaat Baekhyun terdiam, ia dengan santai membuka laci meja dan mengambil korek api. Hal selanjutnya yang ia lakukan adalah membakar map biru itu beserta isi-isinya.

Bibirnya menyeringai kemudian dengan gaya yang teramat santai, Baekhyun membuang nya ke tempat sampah.

"Aku tidak butuh tender dari si penjilat." Pria itu lalu terkekeh, di iringi dengan gelengan tak habis pikir miliknya sementara Sehun tetap dalam sikap tanpa ekspresi nya.

"Penjilat memuakkan, cih!"

***

Pukul setengah sepuluh malam, Baekhyun dan Sehun baru kembali dari kantor. Suzy yang masih bekerja kebetulan mendapati kedua pria itu masuk ke mansion.

Bersama beberapa pelayan yang lain, Suzy membungkukkan badan. Menghormati mereka sopan sebelum sesaat dirinya kembali berdiri tegak.

Sudah dua hari ini kejadian ciuman waktu itu terlewat, jantung Suzy masih saja berdetak tak keruan dengan keringat dingin membasahi jidat nya. Ia gugup setengah mati dengan tuan nya itu.

Lain dari bisikan hatinya untuk segera memaki Baekhyun karena sikap seenaknya dan labil orang itu.

Baekhyun sendiri hanya melirik sekilas kemudian memasuki kediaman nya. Pria itu melonggarkan dasi yang seakan mencekik nya ketika kepala pelayan -Jovita- masuk untuk melayani tuan nya itu namun Baekhyun mengusir seenaknya. Pria itu sedang ingin sendiri tanpa ada orang di sekitar.

Bermandikan dengan shower yang menyala, Baekhyun tanpa sadar melihat dirinya sendiri di cermin tengah tersenyum mengejek ke arahnya.

"Kau menyedihkan Baekhyun..." suara dari mulut nya terdengar. "Menyamakan orang asing seperti dia... sebegitu menderita nya kah, kau sampai tak bisa melupakan segala hal tentang nya?"

Sisi dalam dirinya merasakan sakit saat bayangan masa lalu tanpa tak tahu malu terlintas di pikiran nya.

"Apa yang kau sukai dariku? Byun Baekhyun..."

Baekhyun memandang nanar dirinya sendiri sebelum kemudian matanya terpejam. Mencoba meresapi segala hal tentang wanita yang dulu mengisi hari dan hatinya. Perasaan rindu itu terendamkan saat ketika ingatan ciuman nya dengan Suzy tempo hari.

Kening Baekhyun mengernyit, merasa tak paham akan sesuatu saat kemudian ekspresi yang sama itu di tunjukkan gadis tersebut.

Ekspresi yang sama pada saat Jena-nya menerima segala hal akan diri nya kemudian melebur bersama dalam kehangatan yang selama nya tidak mungkin Baekhyun lupakan.

Over TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang