detik ke-23

1.1K 160 26
                                    

Pagi itu Suzy mengira Baekhyun akan membunuhnya mengingat apa yang di katakan pria itu semalam tentang 'mambalas dendam'.

Entah harus bersyukur atau apa, Suzy merasakan kecanggungan berlebih dan diri di liputi tanda tanya besar saat pria itu malah dengan suka rela mengobati luka di kaki nya.

Suzy melihat nya sejenak yang kemudian langsung mengalihkan pandangan dengan wajah memerah ketika ia ketangkap basah tengah memperhatikan intens Baekhyun.

Pria itu menyeringai, merasakan kesenangan saat mengetahui gadis itu diam-diam tersipu karena nya.

"Pelayan Lee, berikan sarapan untuknya," ucapan santai Baekhyun spontan menolehkan kepala Suzy kembali untuk menatapnya.

"Kenapa kau biarkan aku makan?"

Baekhyun menatapnya, ada senyum kecil terlukis di sana sebelum gurat meremehkan itu terukir. "Aku tidak suka sandera-ku mati karena kelaparan,"

Suzy tak bisa berkata-kata lagi. Hal selanjutnya yang terjadi adalah Baekhyun yang pergi dengan sikap khas nya, meninggalkan gadis itu beserta para pelayan yang mulai menatapi Suzy aneh.

Suzy ingin sekali berbicara kala perhatian nya teralih dengan seseorang yang menaruh piring di nakas sebelah nya. Gadis itu kenal siapa pelayan itu,

Dia... Fei.

Salah satu teman pelayan nya yang pernah menyelamatkan nya dari mansion terkutuk ini.

"Fei..."

"Kau harus makan, Nona.."

Suzy bungkam, menatap Fei yang balas menatapinya dengan datar. Sementara Suzy masih bingung dengan keadaan nya, para pelayan keluar ruangan satu-persatu tanpa bicara.

Menyusul Baekhyun, meninggalkan Suzy sendirian lagi.

***

"Jadi... Kau sengaja membunuh para bodyguard itu lalu membantu membebaskan nya?" Xiumin terkekeh mengejek saat melihat kedatangan Fei yang menunjukkan diri dengan tampang kusutnya.

"Pengorbanan mu sia-sia menyadari fakta bahwa gadis itu sekarang malah makin terikat dengan si gila."

"Berisik sialan!" Fei bergumam marah. "Kau bisa membuat orang lain mendengar ucapan mu tadi!"

"Dari awal kita ini sudah terjebak, ya! Nona Wang Fei." Xiumin mendengus. "Dan itu semua karena mu,"

"Karena aku?" Fei yang sebelumnya sibuk memperhatikan keadaan sekitar takut pembicaraan keduanya terdengar oleh orang lain mulai menatap tak terima Xiumin dengan ekspresi marahnya.

"Aku menyelamatkan Suzy karena dia memegang kuncinya yah, dari awal aku tau apa tujuan nya datang kemari. Aku membiarkan nya karena dia itu hanya orang lemah yang gampang di manfaatkan!"

"Dan kali ini akan ku sadarkan kau Nona Wang, kau lah yang sedang di manfaatkan olehnya," giliran Xiumin yang menatap marah pada Fei, seraya menekan kan kalimatnya dalam-dalam. "Dia berhasil mendapatkan kunci yang kau maksud, dan kita hanya akan dapat ampasnya saja. Tuan Do akan kecewa dengan kita."

"Aku berniat keluar dari sini lalu merebutnya."

"Konyol sekali, aku tahu, kau ini memang bodoh." Xiumin kembali mendengus, sementara Fei melotot, bersamaan dengan itu, ponsel milik Xiumin terdengar.

Pria itu mengangkatnya.

Ekspresi Xiumin yang terbilang serius membuat Fei penasaran dengan siapa gerangan sang penelpon.

"Siapa?"

"Tuan Zhang..." Xiumin menjawab pertanyaan Fei seraya menyimpan ponselnya.

Kening Fei mengkerut. "Zhang... Zhang Yi Xing? Tuan Lay?"

Over TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang