Part 1 : Masih Sendiri

10.8K 329 11
                                    

Argus menyadari bahwa jawaban itu adalah sebuah kebohongan, ia langsung menodong pistolnya tepat kepala dokter Kang sisi kiri. Dokter Kang memejamkan mata. Ia benar - benar takut.

"Kau mau mati, ya?"

Yoo Si Jin menembakkan senapannya tepat pistol itu dan terjatuh. dokter kang selamat dari tembakan Argus yang hampir saja akan dibidik.

"Apa kau gila?"

"Kau bisa anggap begitu.

"Jadi jangan menakut-nakutinya. jangan menyentuhnya. jangan berbicara padanya. kau hanya punya urusan denganku. bawa aku saja," perintah Si Jin dengan wajah serius.

Argus tersenyum mengejek dan berkata, "Tidak, terima kasih."

Argus berdiri dan mengambil pistolnya kembali 'lebih menyenangkan untuk berpergian dengan wanita cantik.'

"wireless sudah ditemukan. lampu hijau yang redup di bahu sebelah kanan. aku yakin." Perintah seseorang dari headphone.

Wajah dokter Kang sudah kusut, penampilannya berantakan, nafasnya memburu. Yoo Si Jin menurunkan senjatanya setelah mendengar penuturan dari Soo Dae Young.

Dengan wajah yang terlihat bersalah, Yoo Si Jin mengatakan "Maaf telah datang terlambat. Jangan bergerak tetap berdiri di tempatmu." perintahnya pada dokter Kang.

"Kau percaya padaku, kan? Jangan sampai bergerak."

Yoo Si Jin langsung menodongkan senapannya kembali. Ia menghiraukan apa yang dikatakan oleh Argus. Langsung saja ia membidik kearah wireless berwarna hijau tepat di bahu kiri dokter Kang. Akhirnya wireless itu mati. Si Jin melakukan penembakan kepada pelaku penyanderaan, lebih tepatnya Argus dan para anak buahnya. Mereka berhasil dibekuk oleh bigboss dan pasukannya. Dokter Kang berdiri mencari perlindungan, mungkin dengan sedikit menyingkir ia akan aman. Bigboss masih saja menembak ke arah Argus. Ia benar - benar ingin membuat Argus mati.

Snoopy mencoba membantu melepaskan bom rakitan yang melekat pada tubuh dokter Kang. Dokter Kang gemetar, ia benar - benar ketakutan. Ini kali pertama ia menjadi korban penyanderaan.

"Jangan bergerak," perintah Si Jin lembut. Ia tahu bahwa dokter Kang ketakutan setengah mati terlihat dari wajah pucatnya.

"Aku sedang mencobanya, tapi.."

"Lihat aku. tatap mataku." Yo Si Jin mencoba menenangkan dokter Kang. "Apa kau masih ingat leluconku waktu kita di Padang Ranjau itu? Kau memintaku memanggil penjinak bom, kan? Aku sudah berkecimpung di dunia militer selama 15 tahun, dan aku tak pernah lihat Staf Sersan Choi gagal dalam menjinakkan bom. Dia adalah yang terbaik dalam tim kami."

Kang masih saja meneteskan air matanya, sudah menjad tugas Si Jin untuk menenangkannya.

"Jadi, jangan khawatir. Dr. Kang, kau tak akan mati."

Dan akhirnya Sersan Choi berhasil memutus kerja bom rakitan itu. Dokter Kang langsung melepaskannya namun Staf Srsan Choi tidak bisa menjinakkannya. Langsung saja ia lempar ke luar gedung dan meledaklah dengan keras bom rakitan itu. Bigboss mendekap dokter Kang untuk melindunginya. Tepat saat dokter kang mendongak, ia melihat tangan Argus bergerak mencoba mengambil pistol.

"Bigboss, sisi kirimu!" perintah dokter Kang.

Argus setengah bangun dan langsung saja ingin menembakkannya kearah dokter Kang. Bigboss menyadarinya langsung saja menjadi tameng dokter kang untuk melindungi wanitanya dari tembakan Argus walau pada akhirnya tembakan itu mengenai tubuhnya. Si Jin terjatuh dalam posisi masih memeluk dokter Kang namun saja ia yang menindih dokter Kang. Argus ingin kabur namun karena gerakan cepat Si Jin walau sebenarnya ia masih merasakan sakit, ia menembakkan pistolnya ke arah Argus. Posisinya yang setengah bangun dan tangan kirinya sebagai bantalan kepala dokter Kang serta telapaknya menutup mata dokter kang agar ia tidak melihat apa yang akan ia lakukan seraya mengucapkan "Lupakan kejadian ini,"

Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang