Part 23 : Sama - Sama Luka

5.7K 211 20
                                    

Gelap sebentar lagi akan menemui terangnya. Bintang diatas langit perlahan menghilang. Bulan posisinya bergeser seiring dengan habisnya waktu ia untuk menghiasi langit. Dalam hitungan jam sang surya akan segera menampakkan diri.

Sakha mengerjapkan matanya. Refleks ia menoleh kearah samping. Terdapat seorang wanita cantik yang terlelap dalam tidurnya. Wajahnya begitu alami dan terlihat sekali bahwa tidurnya nyenyak.

Sakha terus memandangi wajah itu sambil sesekali membelainya. Wajahnya yang bersih membuat tangan Sakha enggan untuk mengehentikan kegiatannya.

Sakha meringis sendiri saat matanya tak sengaja melihat ada jejak dibahu wanita itu. Hasil ulahnya yang baru usai dua jam yang lalu. Sakha melirik kedalam selimut. Jelas terpampang nyata tubuh mereka tak tertutupi oleh sehelai benangpun selain selimut yang mereka pakai bersama.

Pada akhirnya setelah berbulan – bulan menikah mereka melakukannya juga. Berawal dari unsur ketidaksengajaan dan berakhir dengan tidur bersama. Hal yang seharusnya mereka lakukan setelah malam itu tapi baru kali ini terlaksana.

Sakha masih ingat kejadian tadi. Saat ia menyatukan diri dengan Ardila. Sakha masih ingat saat Ardila menyetujui apa yang dia mau. Tapi satu hal yang membuat Sakha tersadar, ia telah melanggar aturan yang ia buat sendiri. Alhasil saat melakukan untuk kedua kalinya Sakha bertindak seolah – olah Ardila bukanlah Ardila.

Kilas balik..

Setelah pagutan itu terlepas, Ardila dan Sakha terengah – engah seakaan mereka kehabisan napas. Sakha menatap mata Ardila intens.

“Will you?”

Ardila hanya mengangguk. Setelah mendapat jawaban, Sakha menangkup wajah Ardila lalu menciumnya dengan lembut. Semakin lama semakin kedalam hingga pagutan itu mendapat balasan dari Ardila. Tangan Ardila sudah menggantung di leher Sakha. Tak perlu berpikir panjang lagi, Sakha menggendong tubuh Ardila menuju kamar miliknya.

Ardila berpikir mungkin sudah saatnya. Tak perlu menunggu lama lagi. Ia sudah cinta dengan suaminya itu. Entah dorongan dari mana Ardila mau melakukannya. Awalnya ia menolak tapi ia menyadari sesuatu hal bahwa tubuh ini membutuhkan tubuh Sakha juga. Tubuh ini ingin menyatu dengan tubuh Sakha dan melebur menjadi satu.Dengan ikhlas ia menyerahkan apa yang ia miliki kepada Sakha. Sakha melakukannya dengan ikhlas terlihat bagaimana ia memperlakukan Ardila dengan lembut. Malam itu juga mereka berdua melebur menjadi satu setelah sekian lama pernikahan ini mereka jalani.

Makan malam, es krim, dan gelapnya langit malam menjadi saksi mereka berdua.

Saat Sakha menawarkan lagi, Ardila hanya mengangguk saja. Namun untuk kedua kalinya bayangan masa lalu Sakha muncul tiba – tiba. Yang awalnya lembut dan tak tergesa – gesa menjadi sedikit kasar. Sakha berpikir bahwa yang dihadapannya bukan Ardila melainkan Jane, masa lalunya.

Ardila lama-kelamaan merasa ada yang tidak beres dengan suaminya. Belum sampai selesai Sakha mengakhirinya.

“Sudahi saja. Tidurlah,” perintah Sakha sambil tidur memunggungi Ardila.

Ardila bingung bukan main. Saat awal Sakha tidak begini. Lantas mengapa yang kedua Sakha jadi berubah?

Hati Ardila sobek. Perih rasanya. Penolakan secara halus yang Sakha berikan membuat Ardila terluka. Tadi baik – baik saja, mereka menikmatinya. Lalu Sakha yang tanpa sebab berubah menjadi sedikit ‘galak’ dan dingin membuatnya kepikiran.

Tak ada daya untuk menjawab perkataan Sakha, Ardila langsung tertidur setelah ia menutupi tubuhnya yang tak tertutupi sehelai benangpun.
Malam itu, kebahagiaan dan luka tercipta bersamaan. Ardila terluka karena Sakha yang berubah secara mendadak, Sakha yang terdiam karena ingatan itu kembali saat mereka mencoba untuk meleburkan bersama.

Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang