Part 15 : Buat Aku Lupa

5.3K 181 10
                                    

Sudah 1 bulan Sakha memiliki sekretaris yang berartikan pulang larut malam Sakha juga sudah tidak sesering dahulu. Ardila mendesah lega akhirnya Sakha memiliki banyak waktu untuknya saat di rumah. Sakha juga masih seperti dulu. Mulai sedikit – sedikit sifatnya akan terkikis juga.

Sore ini Ardila sedang menemani Sakha berenang di rumah. Karena hari ini hari minggu mereka berdua memutuskan untuk menghabiskan hari libur di rumah saja.

Mereka memiliki beberapa kesepakatan. Misalnya saat weekend sebisa mungkin tidak memikirkan pekerjaan dan mengurangi intesitas memainkan gadget saat sedang bersama. Itu semua usul Ardila. Awalnya Sakha menolak karena terkadang orang kantor menghubungi dirinya saat hari minggu sekalipun tapi karena Ardila memasang wajah memohon dan memelas Sakha akhirnya menyetujuinya juga.

Itu semua merupakan cara Ardila agar ia lebih dekat dengan Sakha. Walaupun mereka berdua dekat tapi Ardila merasa bahwa diantara mereka ada jarak tak kasat mata.

Ardila tahu jika hati dan jiwa dingin Sakha sangat sulit untuk ditembus. Tapi sudah 2 bulan ini ia mencobanya. Untuk hasilnya memang tidak bisa instan. Terkadang naik terkadang turun. Tapi Ardila menikmati prosesnya. Toh mau bagaimana prosesnya tidak akan pernah mengkhianati hasilnya.

Sakha naik dari kolam. Penampilan Sakha hampir telanjang. Dadanya terekspose begitu saja dan suaminya itu hampir telanjang. Catat! Baru hampir. Karena Sakha hanya menggunakan celana renang itu pun sangat pendek sekali membuat Ardila salah fokus sendiri.

Saat Sakha baru menapakkan kakinya dipinggir kolam, seketika air yang tadinya menempel ditubuhnya langsung menetes berjatuhan. Rambutnya yang basah dan kulitnya yang penuh dengan tetesan air. Penampilan Sakha saat ini bak model iklan. Tertolong oleh kulitnya yang tidak terlalu coklat dan tubuhnya yang atletis karena rajin olah raga. Napas Ardila tercekat saat melihatnya. Duh, idaman banget!

Sakha melangkahkan kakinya mendekati Ardila yang sedang duduk di kursi malas. Ardila mengulurkan handuk untuk membalut tubuh suaminya. Lalu ia menyodorkan segelas sari buah untuk melepas dahaga akibat berenang memutari kolam renang sebanyak 25 kali. Tadi Ardila sempat ada kerjaan untuk menghitung berapa kali Sakha memutari kolam renang. Kerjaan yang sangat mudah daripada kerjaan di kantor.

Pergerakan jakun Sakha yang naik turun membuat Ardila semakin salah fokus. Suaminya tampak sangat seksi! Baru naik dari kolam, air menetes sana – sini, mengeringkan rambutnya dengan handuk, sampai minum sari buah yang membuat jakun Sakha naik turun. Sial, napas Ardila benar – benar tercekat! Ardila benar – benar membutuhkan pasokan ekstra oksigen karena seketika melihat Sakha yang seperti ini ia menjadi kehabisan oksigen untuk bernapas.

Besok – besok kalau mau ngeliatin Sakha begini harus pakai tabung oksigen kesana – kemari biar nggak sesak. Dewi batin Ardila mengompori.

"Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu?" sindir Sakha. Tatapan matanya sok sinis. Aslinya juga memang sinis, sih.

Mampus kepergok lagi! Bisa nggak sih lo, Dil, kalo ngeliatin Sakha nggak usah pake acara kepergok?

"Nggak. Cuma bingung aja sama kamu. Kok sanggup sih muterin kolam renang 25 kali?"

"Lo tadi ngitung?" Ardila mengangguk.

"Lo tahu apa yang lo lakukan tadi?" Ardila menggeleng polos.

"Sangat kurang ker-ja-an!" ucap Sakha dengan penuh penekanan disetiap penggal katanya.

"Lah habisnya daripada diem nggak ngapa – ngapain mending aku ngitungin kamu." Protes Ardila.

"Dasar kurang kerjaan. Daripada lo ngitungin berapa kali gue muter mending sekalian lo ikut gue renang."

Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang