6 :: Apalah Arti Menunggu

350 5 1
                                    

Ini adalah kisahku, kisah dimana semua menjadi serba salah kisah yang membuatku menjadi bodoh, kisah yang membuatku tau apa itu cinta yang sesungguhnya bukan cinta yang semu.

Waktu terus berlalu…
Perkenalkan namaku Sarah, aku siswi di SMA Negeri 1 Surabaya. Aku selalu berkorban demi orang yang aku cintai alias BUCIN (budak cinta), memang aneh aku ini. Kenapa aku rela berkoban untuk orang lain padahal sebenarnya orang lain itu tidak pernah tau apa pengorbananku untuknya. Memang jadi budak itu melelahkan apalagi budak cinta lebih parah lagi. Sekarang ini pun aku jadi budak cinta, meskipun aku tau betapa lelahnya tapi tetap saja aku lakukan, meskipun aku tau bagaimana akhirnya nanti.

Sekarang ini aku jatuh hati pada seseorang, orang itu adalah arka, dia cowok yang biasa tapi dia beda tidak seperti yang lainnya menurutku dia itu lebih baik. Sebenarnya aku ini merasa kalau sebenarnya arka juga suka padaku, sehingga saat dia Tanya padaku apakah aku menyukainya atau tidak, aku menjawab YA tanpa keraguan apapun, namun saat aku Tanya apakah dia juga menyukaiku atu tidak dia malah menyuruhku untuk menunggu jawabannya. Namanya juga bucin jadi aku nurut saja.

Keesokan harinya, aku langsung berbicara dengan arka lagi, lalu saat aku menyakan apakah dia menyukaiku atau tidak dia menyuruhku untuk menunggunya lagi, padahal sudah jelas kalau dia menyukaiku. Apa susahnya tinggal bilang “Ya, aku juga suka kamu!!”, untuk kedua kalinya aku menurut saja padanya. Namun saat aku berjalan pulang dari sekolah aku melihat bisma berjalan cepat menuju ke arahku dengan membawa sebuah payung, karena siang itu hujan turun dengan derasnya di kota Surabaya.

“nih, payung jangan hujan hujan!!” kata bisma sambil memberikan payung padaku dengan nafas yang masih tidak teratur

“eh nggak, nggak usah bis…!!” tolakku

“pake aja, daripada nanti lo mesuk angin..!!” suruhnya

“tapi bis…?!” aku merasa tidak enak

“udah pakek aja!!” suruhnya sambil memberikan panyung warna biru laut padaku, akupun menerimanya dengan rasa tidak enak pada bisma.

“ya udah bis kita jalan berdua aja biar kita nggak kehujanan…!” saranku

“kita?” kata bisma heran

“iya kita emang kenapa?” jawabku yang tidak tau apa maksud bisma.

“I iya deh kita jalan berdua…” turut bisma

“nah gitu dong…” seruku

Dalam perjalanan aku berbicara banyak dengan bisma, termasuk tentang orang yang aku suka, siapa lagi kalau bukan arka

“Eh bis, gue kan udah cerita tentang orang yang gue suka, sekarang gentian lo dong yang cerita tentang orang yang lo suka!!!” suruhklu

“apaan sih ra, gue tu kalo suka sama orang pasti cinta gue itu bertepuk sebelah tangan alias ketolak terus, nanti gue malah jadi bucin kayak elo…!” ejek bisma

“Yeee, apaan sih, tapi pasti adakan orang yang lo suka?” tanyaku dengan gaya kekepoanku yang khas

“KEPO!” jawabnya singkat

“biarin, pasti orang yang lo suka itu bangga sama elo…” kataku

“kenapa?” Tanya bisma

“karena lo itu baik, sederhana, dan lo itu polos” jawabku singkat jelas dan padat

“emang iya, makasih loh ya…” katanya dengan so sokan

“ih gue serius tau!!!” kataku

“gue juga serius tau…” sahut bisma

“jadi siapa orang yang lo suka?” tanyaku yang kesekian kalinya

“nanti lo juga pasti tau” jawab bisma

INDONESIA MEMBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang