29 :: Jangan menilai orang dari tampangnya

233 4 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama aku masuk Sekolah Menengah Atas. Karena ini adalah sekolah baru, aku harus bisa mencari teman-teman baru. Setelah sarapan aku bergegas pergi dan menuju ke sekolah menggunakan mobil agar tidak telat. Sesampainya, aku melihat papan pengumuman dan mencari namaku untuk mencari jadwal pelajaran lalu menuju ke kelas bahasa Inggris untuk pelajaran pertama.

Saat aku memasuki kelas, sudah banyak siswa siswi yang asik mengobrol sambil menunggu bel masuk sekolah. Aku duduk di meja yang kosong. Setiap meja dapat diduduki oleh dua orang. Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang.
"Hai! Nama kamu siapa?" sapa seorang perempuan seumuran aku dengan ramah sambil mengangkat tangan kanannya. Rambutnya panjang, kuliatnya agak gelap dan ekspresi mukanya sangat ramah.
"Namaku Annisa. Namamu siapa?" balasku dan menjabat tangan kanannya itu.
"Aku Clarissa. Ini Hana" Katanya sambil menunjukan jarinya ke teman sebangkunya. Rambutnya pendek dan mukanya sedikit tidak ramah.
"Hai" katanya sambil menjabat tanganku juga.
"Kamu siswa baru ya? Aku belom pernah melihat kamu di sekitar sini sebelumnya" Tanya Clarissa.
"Iya itu benar" jawabku.
"Nanti makan siang bareng yuk!" Seru Clarissa.
Aku mengangguk sambil bersenyum. Baru saja hari pertama, aku sudah menemukan teman baru. Sepertinya aku akan menghabiskan waktu bersama mereka sampai pulang sekolah.

Bel makan siang berbunyi. Semuanya bergegas merapihkan barang-barang mereka dan menuju kantin untuk membeli makanan. Setelah aku, Clarissa dan Hana membeli makanan masing-masing kita menuju ke meja yang kosong di area makan di sekolah. Saat makan, kita membicarakan tentang banyak hal seperti apa yang kita suka dan apa yang kita suka. Aku memiliki banyak hal yang mirip dengan Clarissa dan Hana sehingga kita berasa semakin dekat. Sampai ada perempuan yang terlihat kesepian duduk tepat di sebelah meja yang kita duduk menghentikan percakapan kita.
"Ada apa dengannya?" Tanyaku bingung. Karena tiba-tiba mereka berhenti bercakap dan melihatnya seperti melihat sesuatu yang membuat mereka geli.
"Namanya Susan. Dia orangnya sangat aneh" Jawab Clarissa.
"Loh, kenapa begitu?" Aku kaget mendengar mereka berbicara seperti itu. Apakah Susan itu memang pernah melakukan sesuatu buruk kepada mereka atau memang Clarissa dan Hana tidak menyukainya?
"Coba kamu lihat saja. Dia tidak bisa berbicara dan mendengar. Terkadang kalau berbicara bersamanya membuat aku kesal" jawab Hana.
"Karena itu, kita tidak mau berada di dekatnya atau sampai menjadi temannya" tambah Clarissa sambil makan.
Aku berpikir sejenak. Melihat Susan baik-baik sepertinya dia anak yang baik. Dia terlihat normal tetapi sangat kesepian. Aku heran kenapa Clarissa dan Hana tidak menyukainya. Bagaimana pun itu, aku harus bertingkah dan berfirkir seperti mereka agar aku tidak dijauhi dan dianggap aneh juga.
"Iya, dia terlihat sangat aneh" Aku jawab dan mereka tertawa kecil.

Bell pulang sekolah berbunyi. Aku merapihkan barang-barangku dan mengucapkan selamat tinggal kepada Clarissa dan Hana. Saat jalan menuju pulang, yang jaraknya tidak jauh dari sekolah tiba-tiba aku tersandung sesuatu yang terasanya seperti batu sehingga aku jatuh dan buku sekolahku berserakan kemana-mana. Tiba-tiba ada yang menarik tanganku dan membantu membereskan semua buku itu. Saat aku melihat siapa dia, ternyata itu Susan. Karena teringat apa kata Clarissa dan Hana, aku cepat cepat menjauh darinya tanpa berkata apapun. Aku tau harusnya berterima kasih tetapi takut ketahuan Clarissa dan Hana.

Keesokan harinya, aku sedang mencari buku di perpustakaan. Di hening kediaman aku mendengar percakapan seorang perempuan yang sepertinya berbicara kepada dirinya sendiri. Saat mengintip, ternyata asal suara itu adalah suara guru atau penjaga perpustakaan sedang berbicara dengan Susan. Karena dia tidak bisa berbicara, dia menggunakan tangannya dan eskpresi mukanya. Dia memang terlihat aneh. Pantas saja tidak ada yang mau berteman dengannya. Aku menggeleng kepala. Apa yang barusan aku pikirkan? Aku mulai benar benar berfikir seperti Clarissa dan Hana.

Seiring jalannya waktu, aku mulai beradaptasi dengan bagus di sekoah baru ini. Tetapi dengan keberadaannya Susan membuatku malas karena dia selalu mengganggu. Walaupun dia sangat mengganggu, aku tidak mengerti kenapa dia masih mau membantuku. Hal-hal sederhana seperti saat aku tidak mengerti mengenai suatu pelajaran, saat aku menjatuhkan makanan, dan lainnya dia yang selalu membantu. Aku pun tetap menjauh persis apa yang dilakukan Clarissa dan Hana. Sampai suatu hari ada berita bahwa dia sudah tidak ada. Abilitas yang tidak dimilikinya semakin memburuk. Berdasarkan rumor di sekolah, telinganya berkeluaran darah dan ditemukan posisinya berbaring di lantai. Sepertinya dia kesakitan tetapi karena tidak bisa menjerit akhirnya dia terjatuh dan tidak bisa apa apa. Hatiku langsung menciut. Aku merasa sangat bersalah. Selama ini dia berbuat baik kepadaku tetapi aku tidak. Kasihan dia. Clarissa dan Hana pun menangis. Setelah pergi ke makamnya bersama Clarissa dan Hana, hari semakin gelap. Dan aku pulang penuh dengan penyesalan.

Cerpen Karangan: Nabilla Sjah

♡♡♡ VOTE DAN COMMENT ♡♡

INDONESIA MEMBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang