28 :: Zahranomia

112 1 0
                                    

Zahranomia. Sindrom itu sudah merebak di kalangan siswa dan siswi di sekolahku. Katanya sindrom tersebut diakibatkan oleh sebuah virus tak dikenal yang masih diselidiki jenisnya. Data terbaru yang diketahui menyebutkan sindrom tersebut mengakibatkan beberapa hal yang cukup fatal jika tidak segera diatasi. Penderitanya akan mengalami demam tinggi, pusing, mual, bahkan pingsan. Dan baru-baru ini ada seorang penderita yang sampai histeris. Anehnya, gejala yang terjadi jika terserang sindrom ini berbeda antara laki-laki dan perempuan. Gejala tadi akan dialami penderita laki-laki. Sedang penderita perempuan akan mengalami serangan jantung tiba-tiba, tekanan darah tinggi serta tidak bisa mengontrol emosi sehingga apabila sedang marah, maka sebagian besar dari mereka akan bertindak berlebihan.

Usut punya usut, sindrom tersebut disebarkan oleh seorang siswi baru yang bernama Zahra. Dia baru saja pindah ke sekolahku.

Aku masih saja berkutat dengan pekerjaanku sementara beberapa orang seniorku mencoba mengorek informasi tentang Zahra dariku. "Masa Lo sama sekali nggak punya info? Lo kan duduk di sampingnya."

Aku tetap cuek dan masih mengerjakan pekerjaanku. "Angga! Lo denger nggak?!"

"Gue denger." Jawabku. "Tapi gue sibuk. Lagian dia kan baru beberapa jam ada di sini, jadi gue nggak punya info apapun."

"Yah, minimal Lo kan merhatiin dia dikit waktu dia di sebelah Lo."

Aku berpikir sebentar. "Dia biasa aja. Sama kayak cewek-cewek lain."

Aku cuma pura-pura tidak tertarik padahal ada rasa penasaran di benakku tentang siapa gadis itu sebenarnya. Sampai akhirnya aku teringat tentang gadis berambut panjang yang dibawa oleh Zaky malam sebelumnya. Mulanya aku berpikir itu cuma mimpi. Tapi setelah diingat-ingat lagi, ternyata itu kenyataan yang kulihat sebelum aku tertidur.

Aku mengamati Zahra lebih teliti. Dia memang sangat cantik jika dibandingkan dengan gadis pada umumnya. Rambutnya lurus, panjang, dan hitam berkilau indah. Postur tubuhnya juga tinggi dan proporsional. Wajahnya mulus dihiasi lesung pipit, menambah manis senyumnya. Pokoknya dia benar-benar cantik.

Karena itulah semua orang di sekolahku sekarang mengidolakannya. Apapun yang menyangkut Zahra pasti akan menjadi topik bahasan yang panjang. Semua pemuda ingin memperoleh perhatiannya. Sedangkan para wanita, berusaha menandingi pesonanya. Mereka menyebut dirinya ZAHRANOMIA.

Tapi aku menemukan sesuatu yang janggal pada diri Zahra yang bagi sebagian besar orang sempurna itu. Matanya menerawang. Tidak ada kilatan semangat yang terpancar di situ. Hal itu membuatku penasaran sehingga tanpa sadar sudah menyelidiki latar belakang gadis itu. Ternyata dia adalah adik Zaky, tetanggaku. Masa lalunya yang kelam membuatnya tertutup pada siapa saja. Bahkan kepada kakaknya sendiri. Dia menjelma menjadi seorang gadis pemurung yang setiap malam terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk.

Tanpa sadar aku selalu membantunya, menemaninya, membagi beberapa kebahagiaanku padanya. Dengan selalu berada di sisinya aku berharap akan muncul cahaya di matanya. Sangat menyakitkan bagiku melihat duka itu terus menerus menyelimuti matanya. Aku ingin membuatnya tersenyum. Membuatnya tertawa lepas seperti gadis-gadis lain yang hanya mengkhawatirkan jerawat di wajahnya. Aku ingin dia melupakan masa lalunya yang kelam. Masa lalu yang begitu rapat di simpannya. Masa lalunya itu berhubungan dengan seorang pria bernama Greno yang tiba-tiba ikut muncul.

"Za...!" Panggil Greno. Zahra tertegun mendengar panggilan itu. Dia kenal betul dengan suara itu. Kebetulan aku juga ada di dekat mereka sehingga tanpa sengaja menyaksikan pertemuan dua orang dari masa lalu itu.

"Greno?" Gumam Zahra sedikit tidak percaya. Aku melihat tangan Zahra gemetar namun cepat-cepat disembunyikannya.

"Gue datang buat nyari Lo, Za."

INDONESIA MEMBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang