y o d o l

1.9K 158 34
                                    

Author POV
"Yeon.. Hee?"

"Ah! Iya?"

Yeoja itu menggelengkan kepalanya. Pandangannya lebih jelas sekarang.

"Kita sudah sampai di depan sekolah adikmu,"

"Oh.. Maaf-maaf. Aku tidak sadar tadi, tunggu sebentar," ujar Yeonhee lalu berlari kecil.

Tak lama, ia keluar dengan menggandeng dua tangan anak kecil.

"Biar kubantu," tambah Jimin lalu menggandeng tangan Jinwoo.

Jinwoo menatapnya bingung.

"Jinwoo, itu Park Ji Min, temanku," tukas Yeonhee. Jimin tersenyum manis. Dan mereka pun berjalan beriringan hingga sampai di rumah.

Tok tok tok!

"Kuduga pasti Renjun sudah di dalam ru--- mah," Ucap Yeonhee sembari menyipitkan matanya sesaat pintu terbuka lebar.

Menampilkan 7 namja berdiri disana.

"Mark, Chenle, Jaemin, Haechan, Jeno, Jisung," jelas Renjun lalu tersenyum lebar.

"Maaf noona aku belum izin, hehe,"

"Gwaen-- chana," Lanjut Yeonhee lalu tersenyum awkward.

"Kalian bisa bermain diatas. Ajak Jinwoo dan Joowon ya, aku dan Jimin akan membersihkan rumah dulu,"

"Ne," jawab 7 anak itu bersamaan.
Renjun menggandeng tangan kedua adiknya tetapi Joowon malah menggandeng tangan Yeonhee erat.

"Oke-oke. Renjun, ajak Jinwoo saja, biarkan Joowon bersamaku,"

Renjun dan kawannya berjalan bersama menuju kamarnya diatas. Sementara Joowon meraih untuk pelukan Jimin.

"Jimin, kau yakin mau membantu?"
"Tentu," Jawab Jimin lalu tersenyum kembali. Senyumannya sangat menyegarkan mata.

"Masuk dulu, aku akan berganti baju sebentar," Yeonhee berjalan susah payah menggunakan tongkatnya menuju kamar sementara Joowon dengan asyiknya bermain dengan Jimin.

"Ah, ini lebih nyaman," tukas Yeonhee didepan kaca. Baju t-shirt putih dan celana hitam terlihat kasual di tubuhnya.

Tak lupa, ia meletakkan kedua tongkatnya di kasur.

Ia segera menuruni anak tangga sebisanya walau ia terlihat berjalan dengan pincang.

Jimin membantunya di ujung tangga. "Gwaenchana kalau tidak pakai tongkat?" Tanya nya khawatir. "Gwaenchaaeyo, sudah biasa, tapi kalau disekolah, aku memang menggunakan tongkat karena terkadang aku terjatuh," jelas Yeonhee lalu tersenyum lebar.

"Lagipula, kalau jatuh di rumah tidak apa-apa karena terkadang dibantu Renjun, tapi kalau jatuh disekolah, bisa bayangkan kan? Memalukan,"

"Nah ayo mulai bersih-bersih,"

Yeonhee berjalan kecil menuju dapur lalu keluar lagi, "Ini, kau mau menyapu dalam rumah atau menyapu luar rumah?" Tanya Yeonhee, mengacungkan sapu lidi dan sapu ijuk. "Hmm, aku membantu membersihkan yang luar rumah aja,"

Jimin meraih sapu lidi lalu mulai berjalan keluar rumah, membersihkan lingkungan sekitarnya diikuti dengan Joowon yang menjadi buntutnya.

Jimin kembali ke dalam rumah tepat saat Yeonhee telah selesai menyapu bagian dalam rumah, "Sudah selesai?" Tanya Yeonhee, Jimin dan Joowon mengangguk lelah.

"Setelah ini apa?" Tanya Jimin penasaran. "Mengepel,"

"Noona!" panggil Renjun dari anak tangga paling atas, "Ne?"
"Biarkan kami membantu, kalian pasti lelah jadi biarkan kami melakukan sisa pekerjaan membersihkan rumah ini," Tambah Renjun sembari menuruni anak tangga diikuti dengan 6 namja dibelakangnya.

"Tidak apa-apa?" Tanya Yeonhee meyakinkan ketujuh namja itu. Mereka semua mengangguk mantap.

"Baiklah kalau begitu, komawo kalian~"

"Ne, noona," Jawab mereka bersamaan lalu mulai membagi-bagi pekerjaan.

Sementara Yeonhee membawa Joowon menuju kamarnya. Terlihat Jinwoo sudah terlelap di kasur. Yeonhee meletakkan Joowon yang sudah mengantuk tepat di sebelah Jinwoo. Tak lama, Joowon pun bergabung dengan dunia mimpi.

Jimin berdiri di ambang pintu rumah Yeonhee. "Terimakasih sudah membantuku membersihkan rumah dan mengurus Joowon," Ujar Yeonhee lalu membungkukan kepalanya sedikit.

"Ah, tidak masalah, kalau butuh bantuan ku bilang saja, tidak apa-apa," tukas Jimin lalu tersenyum manis.
"Baiklah, sekali lagi terimakasih," Tambah Yeonhee lalu lagi-lagi melakukan hal yang sama. Jimin membalasnya dengan membungkukan kepala nya sedikit seperti apa yang Yeonhee lakukan.

Jimin berjalan hingga hilang dari pandangan Yeonhee.

"Hwaiting kalian," lontar Yeonhee seraya menutup pintu dan berjalan melewati ketujuh bocah itu. "Ne!" jawab mereka bersamaan, entah tapi itu terdengar lucu.

Baru saja ia menghempaskan tubuhnya dikasur, bunyi bel rumahnya sudah terdengar kembali.

"Aish, siapa lagi ini?"

Yeonhee bergegas menuruni anak tangga dan membukakan pintu.

"Annyeongh," Jimin berdiri disana, nafasnya terengah-engah bak ia baru saja dikejar babi hutan. "Haha, iya, annyeong, ada apa Jimin-ssi?" Yeonhee tertawa kecil.

"Aku tadi baru beberapa langkah, lalu aku ingat, kalau, aku ingin mengajakmu pergi besok, seperti.. Date, kau mau?"

Paf! Pipi Jimin berubah pink.

Yeonhee terdiam sambil berpikir.
Kalau Taehyung dengan mudahnya bisa bersama Sohye kenapa aku tidak?

"Y-yeonhee, kalau kau tidak mau tidak apa," Tambah Jimin diiringi senyum pahitnya.

"Ani, iya aku mau, Park Ji Min,"

"Aku menjemputmu besok pagi, terimakasih," Jimin sudah hampir berlari tapi ia berbalik sekali lagi,
"Annyeong~" tukas Jimin lalu berlari, pipinya sudah semerah kepiting rebus.

Yeonhee menutup pintu. Ia berbalik dan hampir saja menabrak seseorang.

Tidak, bukan seseorang, tujuh orang sudah berdiri di belakangnya. Enam dari mereka mengatakan bersama-sama.

"CIEEEEE,"

"Ada apa ini?" Yeonhee dengan cepat berjalan menuju kamarnya.

Menyembunyikan pipinya yang sudah memanas.

M to the I to the A to the NHAE. Ini part paling pendek setelah prolog iya ngga sih readers?😭 Author mau minta maaf dulu ke kalian yang udah nunggu ff ini update sampe ada yang frustasi T^T Mianhae banget dan maaf kalo part yang ini nggak memuaskan, next part Author bakal lebih giat lagi bikin, karena di minggu2 kemaren ini, banyak banget tes2 mata pelajaran tapi untung sudah berakhir. Tapi terimakasih juga buat kalian yang udah mau vote dan komen, author suka bacanya author loves you readers. c u in the next chapter and bubbye😘

Our Stars || kth.Where stories live. Discover now