y o s o t

2K 161 36
                                        

Author POV
Yeonhee terbangun. Cahaya terang mengelilinginya. "Ah, akhirnya," Matanya terbelalak seketika.

Ya Tuhan, itu bukan Taehyung kan? Jangan tolong jangan. Batinnya.

Dengan perlahan dan segenap nyali, Yeonhee menengok kan kepalanya. Renjun. Ia bernapas lega.

"R-Renjun?" Tanya nya. Renjun mengangguk pelan. "Noona. Tadi, Taehyung sunbaenim mengantarmu kesini, lalu ia menelepon ku lewat hp mu dan mengabarkan ku tentang keadaan mu," Jelasnya. Jinwoo dan Joowon yang sedang duduk di sofa mengangguk-angguk walau tidak mengerti apa yang Renjun bicarakan. Yeonhee menyempatkan untuk tertawa geli walaupun ia sedang berfikir keras dimana Taehyung berada sekarang.

Yeonhee POV
"Aku juga sudah mengabari eomma dan appa, noona. Jadi biaya rumah sakit sudah dilunasi oleh eomma dan appa. Noona, ppalli hwebok haseyo," Tambah Renjun lalu tersenyum. Entah tapi wajahnya sangat manis ditambah gigi gingsul nya. "Ne. Gomawo, dongsaengie," Balasku lalu mengelus ujung kepalanya.

Tak lama, handphone ku yang terletak di meja kecil yang berada tepat di sebelah kasur ini berbunyi. Renjun dengan sigap mengambilnya dan memberikannya padaku.

"Eomma, aku tidak apa, tolong jangan terlalu khawatirkan aku, aku benar-benar tidak apa eomma,"
"Ne. Nado saranghae eomma,"

Lalu telepon itu terputus. Eomma, adalah orang yang meneleponku. Dari suaranya, terdengar sekali bahwa ia sangat khawatir. Aku tidak boleh menambahkan kekhawatirannya, aku takut ia tidak akan fokus akan kerjanya. Bagaimanapun juga, eomma adalah eomma, seorang perempuan kuat yang melahirkanku dan menyayangiku seumur hidupnya, sebaliknya, aku juga harus menghormati eomma, dan tentu saja appa juga.

>>>
Kini, langit sudah berganti menjadi gelap. Ya benar sekali, malam. Karena aku berada di salah satu kamar jenis 'VIP' yang terdiri dari satu kasur (untukku) dan ada satu kasur untuk sang penunggu, jangan pikir penunggu apa, yang kumaksud adalah Renjun, Jinwoo dan Joowon. Rumah sakit ini termasuk dalam salah satu rumah sakit dengan kualitas tertinggi di Korea Selatan, maka dari itu, kasur penunggu pun lumayan luas untuk Renjun, Jinwoo, dan Joowon. Lagipula aku tidak berharap mereka tidur di lantai dengan alas seuntai kain, tidak, tidak.

>>>
Seminggu telah berlalu. Aku pun sudah tidak berada di rumah sakit. Gara-gara kejadian itu, sudahlah lupakan. Aku tidak mau menceritakan soal ke 'resmi' an hubungan.. Taehyung dan Sohye.

Yang membuatku tambah bingung ialah, sepertinya Taehyung lebih mementingkan Sohye daripadaku. Buktinya, selama seminggu ini, Taehyung.. Tandai ini, 'Sama Sekali' tidak menengok keadaan ku. Yah, aku juga tidak berharap dia akan menengok ku sih tetapi, toh tetap saja dia sahabatku. Benarkah aku sudah dihapus dari pikirannya?

>>>
Aku berjalan santai menuju rumah Taehyung, memang berbeda dengan Renjun, Jinwoo, dan Joowon yang kembali ke rumah untuk istirahat. Aku sangat berterimakasih pada ketiga adik ku itu. Terutama Renjun yang pastinya sangat lelah, dalam seminggu itu, dia lah yang mengurus Jinwoo dan Joowon untuk berangkat sekolah.

Biasanya, saat kedua orang tua Taehyung sedang berada di rumah, mobil keduanya terpampang di depan rumahnya, tetapi entah hari ini mobil itu tidak disana.

Aku bersiap untuk mengetuk pintu sebelum akhirnya aku mengurungkan niatku. Kudengar percakapan Taehyung, sepertinya ia sedang menelepon seseorang.

Aku menyiapkan voice recorder hp ku yang sedari tadi telah kugenggam. Hatiku berdegup kencang.

"Dia? Dia sangat tidak penting,"
"Hei, lupakan Yeonhee, Sohye,"
"Yeonhee hanya seorang yeoja jelek, bodoh, sangat tidak dibutuhkan, ah dia juga sangat pabo."

Our Stars || kth.Where stories live. Discover now