2

206K 8.3K 94
                                    


Aku baru saja meninggalkan para kumpulan teman-temanku yang sinting karena tiba-tiba Bunda menelpon untuk segera pulang yang katanya ada teman lamaku datang ke rumah. Siapa? Akupun tak tahu.

Saat aku sedang berjalan pelan dan tangan kiriku yang memegang putung rokok, aku melihat seorang wanita berhelm mickey mouse dipinggir jalan sedang menghentakan kakinya dan memukul kepala motornya, dia sudah gila? Pikirku sendiri.

Saat semakin mendekat kearahnya entah dari mana malaikat baikku datang. Biasanya aku tak pernah perduli seperti ini walaupun itu nenek-nenek sekalipun.

Aku berhenti dan turun dari motor, rokokku sudah kubuang sejak tadi. Aku rasa dia belum sadar keberadaanku disampingnya, dia terus mengumpat dan menendang motornya sesekali mengaduh karna terlalu kencang menendangnya. Aku terkekeh sendiri melihatnya.

"Kenapa kak?" ucapku yang membuat dia mendadak diam, saat dia menoleh kearahku. Satu kata yang ada dipikiranku saat ini "CANTIK" oke sepertinya dua kata "SANGAT CANTIK"

"God damn." gumamnya tapi masih melihat kearahku. aku tau aku ganteng tidak perlu seperti itu juga. haha Aku menaikkan alisku, tanda tidak mengerti. Dia mengerjapkan matanya.

"Ehhh itu... Ehh ini maksudnya bensin gue abis jadi mati deh." ucapnya gugup, bibirnya kecil malah di monyongkan seperti ini dan pipi yang di kembungkan, dia tidak sadar pipi tembemnya itu seperti ingin meledak terhimpit helm mickey mousenya? Aku terkekeh sendiri melihatnya.

"Dih malah ketawa, gue serius! Tolongin kek!" ucapnya lagi dengan mata melototiku dan bibir kecilnya itu.

"Oh, oke yaudah kakak tunggu sini sebentar yaa gue mau beli bensin eceran dulu." jawabku yang langsung menaruh helmku dijok motornya dan menaikki motorku lagi.

"Tapi lo balik lagi ke sinikan?" tanya dia seperti takut di tinggal. Aku tersenyum melihat wajahnya, manis sekali!

Aku memutar bola mataku. "Iyelah tuh liat helm mahal gue aja, gue tinggal di sini yakali gue nggak balik lagi." jawabku yang menunjuk helmku dengan daguku.

Dia melihat jok motornya. "Sombong." gumamnya. Aku terkekeh dan menyalakan motorku lalu berjalan mencari bensin eceran yang berada di pinggir jalan.

Tak perlu lama hampir lima menit aku kembali lagi ke sini, aku tidak melihat dia di sana, hanya ada motornya saja. Dan helmku! Ke mana helmku astagaa!

Aku mematikan motor dan turun mencari keberadaannya. Astaga ke mana wanita itu! Jangan-jangan diculik? Ah Ya Tuhan tidak mungkin.

"Eh cowok!" teriak suara perempuan dibelakangku. Aku menoleh ke belakang ternyata dia di sana, sedang duduk di tempat kedai es kelapa dengan gelas di tangannya, helmku yang dia pangku, dan bodohnya kenapa helmnya tidak dilepas. Aku tersenyum dan menghampirinya.

"Gue kira lo diculik kak." ucapku dengan kekehanku, dia tersenyum lalu memamerkan giginya yang putih.

"Nggak ada yang mau juga nyulik gue sekalipun gue yang minta diculik." jawabnya sambil ketawa. Akupun ikut tertawa dan duduk di sampingnya.

"Sebentar yaa gue haus banget nih jadinya beli ini dulu deh, mau nggak? Gue pesenin yaa?" ucapnya lagi dan aku pun tersenyum lalu mengangguk. Dia berbicara ke penjual, lalu fokus ke gelasnya lagi, dengan helmku yang masih digunakan untuk tumpuan tangannya.

"Itu si mickey nggak mau dilepas dulu kak?" tanyaku memecahkan keheningan sambil meminum es kelapaku.

Dia mendongak melihatku, tangan kirinya menyentuh helmnya. Lalu dia menepuk jidatnya sendiri dan tertawa.

"Kok gue bodoh banget yaa sampe lupa lepas nih helm? Biarin aja deh." Jawabnya dengan meringis tapi tetap tidak dilepas. Ck lucu sekali!

Akupun tertawa melihat wajahnya. Astaga kenapa ada wanita seperti ini? Dan sejak kapan aku care dengan orang yang baru aku kenal?

"Oiya, nama lo siapa?" tanyanya lagi dengan gelas yang sudah tandas tak tersisa dan sekarang kedua tangannya sedang mengetuk-ngetuk helmku.

"Gue Revan kak, lo?" Jawabku dengan mengulurkan tangan. Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya juga.

"Gue Bella. Btw nggak usah pake kak sih kesannya tua banget gue." katanya dengan wajah cemberutnya. Akupun terkekeh sendiri.

"Loh kan bukannya emang udah tua ya?" Candaku yang membuat dia semakin mengembungkan pipinya. Astaga!

"Lo tunggu sini aja, mana kunci motor lo? Gue yang masukin bensinnya " ucapku lagi dan dia langsung memberikan kunci motornya. Dia terlalu polos atau gimana? Bagaimana kalau aku jahat? Dan membawa kabur motornya?

Setelah selesai memasukan semua bensinnya dan menyalakan motornya, aku melihat dia bertepuk tangan dengan wajah senangnya, namun masih tetap duduk disana. Seperti anak kecil, aku kembali duduk di sampingnya. Dan ponselku berbunyi, saat aku melihat siapa yang menelpon aku baru ingat bahwa akukan mau pulang karna ada tamu dirumah. Astaga!

Aku tak mengangkat telpon Bunda, langsung aku masukkan lagi kedalam saku celanaku. Dan itu membuat Bella melihatku terbingung.

"Nyokap. Gue balik ya kak, lupa kalo ada tamu di rumah." ucapku seakan menjawab pertanyaan diwajahnya.

"Oh oke. Oiyaa itu bensin berapa harganya?" Jawabnya dan ingin mengambil dompetnya, aku menahan tangannya. Dan kenapa ini? Kok jantung gue nggak karuan gini? Eh astaghfirullah ini gue kena serangan jantung?

"Ehm, nggak usah kak selow bayarin minum gue aja." aku menetralkan jantungku, astaga kenapa jadi gugup gini. Dia masih terdiam seperti batu yang masih melihatku.

"Sss...serius ini gapapa?" tanyanya lagi. Aku tersenyum dan mengangguk.

Dia tersenyum dan mengembalikan helmku yang dari tadi ada di pangkuannya, dia membayar minumannya lalu berjalan kearah motor kita berdua.

"Makasih banyak yaa Van, maaf ngerepotin lo jadinya." ucapnya dengan tersenyum ke arahku. Astaga kenapa wanita ini manis sekali?

Aku tersenyum dan mengangguk. "Iya sama-sama, lo hati-hati yaaa mickey, jangan teledor lagi sampe lupa isi bensin." ucapku dengan mengetuk helmnya pelan dan dia mengembungkan pipinya. Aku tertawa melihatnya.

"Yaudah gue balik yaaa kak, itu pipinya jangan dikembungin mulu mau meledak tuh kehimpit helm." kataku dengan tertawa lagi dan dia langsung menutupi pipinya dengan kedua tangannya. Manis!

"Rese lo!" jawabnya pelan dengan pipi yang sudah memerah.

Aku terkekeh dan menyalakan motorku, lalu dia juga menaiki motornya dan menyalakannya. Aku tersenyum dan dia juga tersenyum manis kepadaku.

"Bye, makasih yaa sekali lagi, semoga ketemu lagi!" ucapnya dengan melambaikan tangannya dan langsung menjalankan motornya. Setelah dirinya tak terlihat lagi dari penglihatanku aku baru tersadar. Aku mengejarnya dan berharap dia belum jauh dari sini.

"Bodoh Van! Kenapa lo nggak minta nomernya sih!" umpatku sendiri merutuki kebodohanku. Disetiap jalan aku selalu mencari-cari helm mickey khasnya. Dan ternyata Dewi Zumba tidak berpihak denganku lagi.

Setelah sampai di rumahku dengan pelan aku memasukkan motorku melewati gerbang yang sudah terbuka lalu menuju garasi. Saat aku membuka pintu utama. Mataku langsung tertuju pada wanita yang sedang duduk tersenyum kearahku.

"Lo?" teriakku yang sepertinya mengundang Bunda untuk datang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hayo hayoooo sape tuh si Lonya??
Vomments yaaa!💕
Lovely

Brondongku SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang