6

166K 7.6K 175
                                    


Revan Pov.

Bisa didedikasikan bahwa hidup ini adalah hidup terbahagiaku! Fix!

Kalian tahu? Aku sudah mengenal Bella hampir enam bulan, kami sudah sangat dekat, bahkan aku mengenal teman-temannya dan diapun mengenal teman-temanku juga. Aku juga baru tahu bahwa dia anak kuliahan di Swasta terpencil semester empat. Saatku tanya mengapa bisa kuliah disana, sedangkan dia anak orang kaya. Mungkin bisa dibilang anak terkaya disatu kampusnya itu. Bayangkan, anak tunggal dari MB corp dan Basloom inc kuliah di kampus seperti itu? Bahkan aku rasa Om Rizky bisa membeli langsung satu kampus seperti itu.

"Dad cuma nggak mau gue kaya SMA lagi, yang nggak bisa nerima orang dibawah gue buat jadi temen. Dan temen gue di kampus pun nggak ada yang tahu kalo gue ini anaknya dari Rizky Basloom" tukasnya yang membuatku tercengang. Ada wanita seperti ini? Rela panas-panasan, kehujanan, demi sekolah yang lumayan jauh membawa motor sendiri. Apa tidak berbahaya seperti itu? Oke dia milikku ya!

Dan malam ini Bunda mengajak makan malam keluarga Bella di rumah. Ayah dan Bunda sudah tahu kalau ternyata yang dimaksud Bella waktu itu kusebut adalah anak dari sahabatnya dulu. Dunia sempitkan? Memang. Dan habislah sudah aku jadi bual-bualan mereka jika sedang berkumpul, apalagi Rain yang ternyata sudah dekat dari dulu dengan Bella, kenapa aku tidak tahu? Yaaa karna aku selalu berada diluar dengan teman-temanku jika Bella datang ke rumahku.

Sudah pukul tujuh kurang, mobil Audy keluaran terbaru masuk di halaman rumahku, dan memarkirkan nya di garasi. Seperti nya Bella sudah datang, dengan sedikit berlari aku masuk ke kamar mandi, kulihat kecermin pantulan diriku, merapikan apa yang sedikit berantakan. Astaga kenapa aku jadi seperti wanita? Ck.

"Abang ayo turun dipanggil Bunda tuh" teriak Rain dipintu kamarku, langsung saja kubuka pintu kamar mandi dan melihat Rain yang sedang menaik turunkan alisnya.

"Kenapa lo sinting" ucapku sambil menoyor kepalanya dan keluar dari kamarku. "Sialan lu" gumamnya yang membuatku terkekeh.

Menuruni anak tangga dan berjalan kearah ruang tamu, dimana mereka semua berada disana.

Oh astaga kenapa Bella malam ini cantik sekali dengan dress seperti itu? Sunggu dia tidak pantas sama sekali untuk dibilang anak kuliahan. Wajahnya seperti masih anak SMA. Orang yang tidak mengenalnya pun aku rasa akan mengakui bahwa Bella masih SMA.

Aku tersenyum saat pandangan kami bertemu. Suara deheman Ayah membuat kami tersadar dan Bella menunduk, astaga aku yakin pipinya merah sekarang. Aku melihat mereka semua yang tersenyum penuh arti kepadaku. Akupun menggaruk tengkuk yang tak gatal sama sekali.

----•••----

Acara makan malam sudah selesai, dan sekarang aku berada di taman belakang dengan Bella. Rain baru saja masuk karena dia bilang ada tugas sejarahnya yang lupa dikerjakan. Dan saat itu juga membuatku mengakui bahwa dia adalah adikku. Hahaha.

"Kak" panggilku, dan dia menoleh kearahku lalu bergumam.

"Ada yang mau gue omongin" ucapku lagi, dan itu membuat dia tersenyum lalu menaikkan alisnya. Astaga kenapa dia tidak berbicara sih? Mana suaranya? KARAWANG DIGOYANGGGGG!

"Gue serius" ucapku lagi, dan dia semakin tidak mengerti apa yang aku maksud. Ck anak ini, aku mau dia berbicara mengeluarkan suaranya!

"Iyaaa gue juga serius, mau ngomong apa?" Akhirnya suaranya terdengar. Aku tersenyum, lalu kuhadapkan tubuhku ditubuhnya, kutarik bahunya dan membuat dia menghadapku juga.

"Gue sayang lo" entah ini sudah beribu kali kuucapkan dan dia masih saja malu, pipinya merona sekarang, manisnya!

"Lo udah ngucapin beribu kali Van, tapi gue masih aja malu, astaga" cicitnya pelan yang membuatku terkekeh.

Brondongku SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang