10

191K 7K 114
                                    

Di bawah umur dilarang membaca!

Hari ini dimana hari menegangkan bagi kedua pasangan yang sedang duduk, berhadapan dengan kedua lelaki yang memakai jas hitam dengan peci dikepalanya.

Ya hari ini. Hari istimewa bagi Revan dan Bella, lima bulan sudah terlewati dengan berbagai masalah kecil namun mereka bisa menghadapinya dengan kepala dingin.

Bella yang berumur dua puluh tahun namun sifat dan kelakuannya masih seperti anak dibawah umur karena sangat dimanjakan orang sekitar.
Revan yang berumur tujuh belas tahun dengan sifat dan kelakuan yang bisa dibilang sangat dewasa ini sangat saling melengkapi.

"Ananda Revan Leonnard Pratama, saya nikahkan dan kawinkan putri saya Bella Ashleey Basloom binti Rizky Mubarok Basloom dengan seperangkat alat solat dan perhiasan dibayar tunai" suara yang sangat tegas dan berwibawa membuat seisi ruangan sangat menjadi hening.

"Saya terima nikah dan kawinnya Bella Ashleey Basloom binti Rizky Mubarok Basloom dengan seperangkat alat solat dan perhiasan tersebut. Tunai" Lantang, tanpa ada kesalahan. Tegas dan percaya diri.

"Sah?"

"Sah" suara didalam ruangan berkata "sah" membuat sang pengantin bergumam alhamdulillah dan meneteskan air mata.

Bella dan Revan telah resmi menikah, Revan mencium kening sang istri, dan Bella mencium tangan suaminya itu. Riuh tepuk tangan mereka membuat kedua pasangan itu tersenyum malu. Lalu melanjutkan acara nya.

---••---

Bella Pov.

Aku menikah?

Aku sekarang menjadi seorang istri?

Aku bukan anak gadis Mom Dad lagi?

Aku punya suami sekarang? Astaga aku tidak percaya ini.

Airmataku masih turun dipipiku, Suamiku. Astaga kenapa manis sekali jika kusebut Revan dengan suamiku.

Revan menghapus airmataku, dan tersenyum meyakinkan jika ini keputusan kami. Aku mendengarkan suaranya tadi saat Akad nikah sangat merdu dan tidak ada salah sama sekali. Oh Tuhan aku sangat mencintainya.

"Istriku" ucap Revan berbisik sambil menoel daguku. Malu ish!

Menepis tangannya "Apaansi yang ih jangan bikin aku malu" dan menunduk.

----•••----

Saat ini sudah pukul sembilan malam. Saudaraku dan Revan sudah pulang, Tinggal Orangtua kami yang masih disini. Yaa di rumah kami Aku dan Revan.
Sebenarnya aku kaget saat Revan membawa kukesini, kupikir ini rumah Ayahnya? Dan ternyata ini rumah kita berdua. Dia membelinya karena ini sudah tanggung jawabnya. Manis sekalikan?

"Sudah sana masuk kamar, Revan udah gelisah banget tuh dari tadi" ucap Dad sambil menggodaku. Sontak semuanya tertawa. Aahh aku malu! Kita masih di ruang keluarga bercanda dan tertawa. Anjay.

"Ayolah kak bikinin Rain keponakan" dan dihadiahi jitakan di kepalanya sama Bunda. Aku terkekeh dia mengaduh.

"Yaudah sana istirahat, kita juga mau istirahat" ucap Bunda. Lalu mereka meninggalkan aku berdua dengan Revan. Kok gue jadi gugup gini sih?

"Yang kekamar yuk" ohh astaga suaranya sudah berada di belakang kupingku dan tangannya memeluk pinggangku.

Aku mengangguk. "Yuk, kamu besok sekolah kan?" Alih-alih cari alasan untuk langsung tidur. Deg degan choy!

"Masa langsung tidur" rengeknya lalu mencium pundakku. Aku memukul tangannya dan berjalan setengah lari kekamar.

"Astaga astaga gue takut" gumamku pelan di kamar mandi, saat aku keluar, Revan sudah berbaring ditempat tidur. Kenapa jadi takut gini sih? Biasa nya juga sering tidur berdua kan?

Aku berbaring disampingnya dan menarik selimut lalu memejamkan mata.

"Jangan tidur" bisiknya pelan dan argh! Menggoda! Tangannya sudah mengelus perutku.

"Kamu besok sekolah, ayo tidur ntar telat yang" ucapku tercekat tak ingin mengeluarkan suara sialan itu. Tangan Revan sudah semakin keatas.

"Besok aku izin deh, dimaklumin kok buat pengantin baru" dia tersenyum mesum dan langsung menaikiku. Aku berada dibawahnya sekarang.

Revan mencium bibirku sangat lembut, mengigit bibir bawahku agar sedikit membuka mulutku lalu lidahnya menerobos masuk kedalam mulutku.

Ciuman panas ini semakin menuntut, tangannya sudah melepas kaitan braku. Entah dia kenapa sangat ahli jika melepas nya kaitannya.
Satu tangannya sudah meremas payudaraku dan bermain disana.

"Vannnn....." Ohshit aku benci suaraku!!

Ciuman dan kecupan Revan turun sekarang berada dileherku. Aku mendesah malah membuat Revan semakin menjadi. Dia membuat kiss mark dileher jenjangku. Astagaaa!!

Kecupannya turun, sekarang wajahnya sudah berada dikedua payudaraku. Mulutnya yang langsung melahap salah satu payudaraku dan memainkan lidahnya disana. Oh shit!!! Aku meremas kuat spreiku agar suara sialan ini tidak keluar

"Jangan ditahan sayang, aku suka suaramu menyebut namaku" Panas! Yaa Revan membuatku semakin panas!

.
.

"Sekali lagi yuk yang" ucapnya dengan mengusap kepalaku

"Cape. Mau tidur" rengekku. Lalu dia mengecup kepalaku

"Yaudah deh yuk tidur, aku nggak sekolah ah besok. Makasih yaaa sayang" dia membenarkan posisi kami, mengecup keningku lalu memelukku untuk tidur. Tubuh kami hanya tertutup dengan selimut, dan tak lama kamipun terlelap.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Iyaaaaassshhhhhhhh. Vomments!!!!!!

Brondongku SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang