Bella Pov.Aku sedang mendorong pintu kamarku dengan sekuat tenaga, seperti magnet yang saling bertolak belakang. Lah?
Aku mendorong dari dalam dan orang diluar sana mendorong dari luar. Astaga!!!"Yang aku mohon jangan kaya gini, kasih kesempatan aku buat jelasin" ucapnya. Siapa lagi kalau bukan si bocah sialan!
Kalian tahu? Motor kesayangannya aku tinggalkan di depan gerbang. Hahaha! karena Mang Ugan sangat lambat membukakan gerbang. Jadilah aku meninggalkannya diluar dan aku langsung berlari kedalam rumah yang lumayan jauh dari gerbang kepintu utama membuatku lelah.
"Kakak, buka pintunya sayang" kok suara Mommy.
"Kenapa Mom? Kuncinya tiba-tiba ilang jadi nggak bisa dibuka"
"Bella, buka!" Jika Mom sudah memanggilku dengan sebutan nama. Habislah aku.
Cklek!
Ada seseorang disamping Mom dengan wajahnya melasnya. Aku memutar bola mataku, dia hanya acting.
"Sini kuncinya" kuberikan kuncinya ketangan Mom.
"Revan masuk, kamu masuk. Selesain masalahnya, udah mau nikah jangan kaya anak kecil"
Revan sudah masuk sedari tadi dan Mom mendorongku kedalam, lalu Cklek!
"Lah lah Mom buka, nggak usah dikunci! Mom kalo aku diapa-apain gimana Mom! Buka mommy!" Teriakku menggedor-gedor pintu dan menendangnya.
"PINTUNYA NANTI RUSAK BELLA!!" Skak! Malu gue batinkku meraung-raung ditanah merah.
Revan langsung menarikku dan membawaku kekasur.
Ketepis tangannya "Ck, apaan sih lepas!"
"Kamu diem nggak perlu ngomong lagi, kali ini aku yang ngomong. Jangan potong pembicaraan aku" dia ingin menggenggam tanganku. Namun langsung kujauhkan.
Revan menghela napasnya "Ini salah paham yang. Aku dijebak, aku diancem" dia menunduk.
"Pasti di cafe kemarin ada yang datengin kamu kan?" Dia melihatku. Kuanggukan kepala.
"Dia Kenzo sepupunya Keyra. Keyra sebenernya udah nggak sekolah lagi, dikeluarin gara-gara bikin adik kelas koma, cuma karena aku selalu ngobrol sama cewe itu" Aku meringis. Dia gila?
"Ada kelainan di otaknya yang bikin dia kayak gitu. Cuman kalo dia emosi aja penyakit nya bakalan kambuh, dan dia nggak main-main sama sekali kalo dia udah bilang "Bunuh" pasti bakalan dilakuin. Dan kalo dia nggak emosi, mood nya lagi baik, dia seperti remaja biasa yang nggak punya penyakit apapun" jelasnya. Aku merinding mendengar penjelasannya.
Dia menggenggam tanganku "Percaya sama aku, aku mohon" astaga matanya! Boleh kupeluk sekarang?
"Selesai rapat, dia udah ada didepan mobil aku. Dia minta aku buat temenin dia beli sepatu sekolahnya, aku tolak dong, aku bilang udah ada janji nggak bisa sekarang. Dan tiba-tiba mukanya berubah yang bikin aku terpaksa buat nggak nolak, pas aku mau hubungin kamu, ponsel aku diambil sama dia dimasukin ketas nya" Aku mencari kebohongan dimatanya tapi tidak ada!
"Kenzo tiba-tiba muncul, terus aku suruh dia buat sampein ke kamu untuk pulang duluan, dia oke dan aku lega dong, yaudah aku berangkat sama Keyra. Ponsel aku baru dikasih sama dia pas kita udah mau masuk ke bioskop. Aku mau hubungin kamu aja nggak bisa sama sekali, aku takut banget, kalo dia tahu aku tolak dia dan aku malah samperin kamu. Aku nggak mau kamu kaya syifa yang berakhir di rumah sakit" Langsung saja keteplak palanya. Reflek maap! Ya abis doa kan itu?
Dia mengaduh "Maafin aku sayang, aku nggak sama sekali bikin kamu nunggu lama. Aku udah tanya Kenzo tapi dia malah ngebelain sepupunya yang gila itu, abis lah aku tonjok-tonjokan sama dia." Astaga pantas saja wajahnya lebam seperti itu. Aku pikir Dad yang menonjoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondongku Sayang
Romance[TERSEDIA DI TOKO BUKU OFFLINE DAN ONLINE] -Humoromance- Entahlah fikiranku yang berada dimana, bisa-bisanya aku jatuh cinta pada remaja berumur 17thn, sedangkan aku sudah ingin menginjak 21thn. Miris Diusahakan jika membaca cerita ini, tetap mengak...