First hurt.
*****
Semester 1 kemarin, ada gosip yang beredar bahwa Kak Widian menyukai seorang perempuan dari kelas X Farmasi-1.
Setelah Kak Widian selesai PKL, ku dengar dia sering menanyakan gadis itu lewat teman sekelasku, Ninta namanya.
Gadis X Farmasi-1 itu sendiri bernama Ghita Safira. Dia cantik, pintar, tinggi, langsing, suaranya lembut, dan senyumnya juga manis, she is so perfect.
Jika aku menjadi seorang lelaki, aku pun pasti menyukainya, dan mungkin itu juga yang membuat Kak Widian menaruh hati pada Ghita.
Kau tahu apa yang ku rasa? Sakit? Jelas. Namun, inilah resiko yang harus ku ambil ketika aku memilih untuk mencintainya dalam diam. Perasaan yang terpendam, hati yang terluka, dan kesedihan yang tak dapat diungkapkan.
Pernah ku tangkap basah Kak Widian dan Ghita sedang duduk berdua di depan Lab Farmasi, di sana terdapat segerombolan siswa-siswi yang sedang melihat pengumuman di mading.
*Flashback on
Aku baru saja selesai melaksanakan sholat, bersama teman-teman kami berjalan menuju kelas, namun aku berjalan paling belakang bersama Lala. Aku memincingkan mata saat melihat ke arah segerombolan anak yang tengah asik melihat mading.
"Itu pengumuman apa sih, La? Rame banget," tanyaku pada Lala.
Teman-teman yang lain sudah sampai di depan kelas, sedangkan aku dan Lala berhenti sejenak menatap mereka yang tengah asik menggeromboli mading.
"Paling daftar nama calon KETOS baru, Syah." Jawab Lala.
Aku memangut tanda mengerti, "ohh, ya udah yuk. Gak penting."
Kami pun meneruskan langkah menuju kelas, namun langkah ku kembali terhenti saat aku menangkap basah Kak Widian yang tengah duduk berdua dengan Ghita.
Serasa ada ribuan belati yang menyayat hati ini, serasa ada ribuan godam yang membentang, membuat jalan napasku menjadi berat.
Aku meremas mukenah yang ada di pelukan, ingin rasanya menangis, atau paling tidak menjerit sekencang mungkin, dan ingin sekali rasanya menarik Ghita agar pergi menjauh dari Kak Widian. Hanya saja semua itu terlalu sulit, bahkan mustahil.
"Ya Rabb.." rintih hatiku, sakit ini tak bisa ku ungkapkan pada siapa pun selain pada-Nya, Rabb Semesta Alam.
"Eh, dia malah bengong di situ, ayo Syah." Ucap Lala membuyarkan lamunanku.
Aku segera bergegas, sebelum ada yang mengetahui bahwa aku tak suka melihat Kak Widian bersama Ghita.
*Flashback off
Sampai di kelas, aku berusaha senetral mungkin. Meredam amarah dan sakitnya hati dengan seulas senyum yang terukir di bibirku.
Ini luka pertama yang diberikan oleh Kak Widian di cinta dalam diamku.
*****
Chapter 1 nya juga singkat ya?😅 jangan panjang-panjang deh, takutnya kalian bosen😅
KAMU SEDANG MEMBACA
•||1||• Cinta Dalam Diam [COMPLETED]
Espiritual[TIDAK DIREVISI] ⚠️Cerita masih dibungkus dengan bahasa yang amburadul dan tanda baca yang berantakan⚠️ Aku memilih untuk mencintaimu dalam diam, sembari berharap semoga Allah mempertemukan kita di satu jalan takdir yang sama. Kisah ini mungkin tak...