Chapter 15

6.3K 373 1
                                    

I must forget you, please don't make me hope.

*****

Kamis, 02 Maret 2017

Kemarin, awal pergantian bulan yang cukup pahit, namun berkesan, —karena kepahitan itu.

Kamis, sudah tidak asing dengan kebiasaan ku, bukan? Yap, Volly. Namun, entah mengapa minggu-minggu terakhir ini, setiap hari Kamis, langit selalu saja tidak bersahabat. Tetapi, bulan ini juga sudah memasuki musim penghujan.

Aku tidak bisa bercerita banyak, harusnya part ini bisa di katakan Fourth hope, Volly (3). Hanya saja keputusan ku sudah bulat, tekad ku sudah kuat.

I MUST FORGET HIM, NOW OR NEVER.

Sulit memang, sebuah keputusan yang aku ambil. Namun, lebih sulit lagi ketika aku berjuang sendirian dalam diam, dan merasakan sakit ini tanpa dia ketahui.

Kau tahu, seorang perempuan tidak seharusnya berjuang, dan tidak ada sejarahnya sel telur yang mengejar sperma.

Aku percaya, laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik, begitupun sebaliknya.

Dan jika Kak Widian yang di takdirkan untuk ku, sejauh apapun dia pergi, dia pasti akan kembali.

Dan sekarang, aku hanya perlu melepasnya pelan-pelan, agar rasa sakit yang aku terima tak sebesar awal tadi.

Permainan selesai seperti biasanya, di jam yang sama, 16.30.

Langit mendung masih setia dengan angin yang berhembus perlahan, aku keluar kelas dengan Lia dan Lisna, menatap Kak Widian sekilas, lalu kembali fokus berjalan. Dia, —Kak Widian— sedang duduk santai di atas sepeda motor sambil fokus memainkan handphone, aku tahu karena aku melihatnya tadi.

"Syah ayo," Kak Widian berucap, sontak membuat ku kembali menatapnya.

"Kemana, sih?" Tanya ku pura-pura tidak paham.

"Pulanglah, kakak anterin."

Crattsss! Bledarrr!

Suara halilintar besar yang bersumber dari hati ku, untungnya hanya aku yang dapat mendengarnya. Jantung ku berpacu cepat, ana gagal move on gengs!!😅(ana=saya)

"Eimmm, gimanya ya..." aku pura-pura menimang, lalu kembali berjalan mencoba mengacuhkan Kak Widian yang menatap ku dengan senyum yang mampu membuat ku terbius.

"Tuh kan Pak, emang susah dia mah," terdengar Kak Widian yang mengadu pada Pak Sofyan. Memang, biasanya Pak Sofyan yang mengantar ku pulang, namun sekarang Pak Sofyan menyuruh Kak Widian, dan aku terpaksa menolaknya karena TIDAK BOLEH EGOIS. Kalo aku sama Kak Widian, lah Lia mau di gimanain? Lagian, udah lagi proses MELUPAKAN kok😉

Ok, gini, jujur. Aku baper, aku seneng, aku bahagia, aku jadi susah move on!! TIDAKKKK!! Aku harap ini yang terakhir, semoga saja🙇

Don't make me hope, if you come with hurt you bring for me.

*****

Ayo lho, si Aisyah balik baper lagikan?😅KAK WIDIAAANNNN!! JANGAN BUAT AISYAH BERHARAP KALO KAKAK DATANG DENGAN LUKA YANG KAKAK BAWA BUAT DIA!! Akunya gemes!!😅😅😅

Vote dan commentnya senantiasa di tunggu gengs!💕

•||1||• Cinta Dalam Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang