4. Mendekat

1.5K 251 13
                                    

Sedari tadi Jongin masih sibuk menatap Yeri yang tengah berada didepannya, gadis itu memakan Nasi kepal sangat lahap. Ia merasa Yeri sedikit berubah.

Ia tahu kejadian dua minggu lalu, dan Jongin menyimpulkan bahwa Yeri berubah karena kejadian itu.

“Sampai kapan kau mau menjauhi teman-temanmu ?”

Yeri tidak menjawab pertanyaan Jongin. Benar saja, semenjak kejadian itu Yeri sama sekali tidak mau berhubungan dengan siapa-siapa di sekolah ini kecuali orang didepannya. Ia merasa sakit hati, ketika Ia menangis orang-orang hanya melewatinya dengan cuek, bahkan Umji pergi saat Yeri di tampar.

Teman-temannya masih suka mengajak Yeri mengobrol, bermain,  ke kantin bersama, dan lain-lain. Tetapi yeri hanya menggeleng cuek ‘Aku tidak butuh mereka yang menelantarkanku saat aku jatuh’.

Ketika Jongin tahu kejadian yang menimpa Yeri, Ia menghampiri Yeri di kamarnya dan mencoba bertanya sedetail mungkin. Marah ? Jelas !, Ia hampir mendatangi rumah Mark saat itu, tetapi Yeri mencegahnya dengan alasan dia tidak peduli dan hanya butuh Jongin.

“Sudah ? Aku mau ke kelas” kata Jongin yang masih memperhatikan Yeri didepannya

“Kajja, aku antar ke kelasmu” lanjutnya

“Memang itu yang seharusnya kau lakukan” Jongin merangkul adiknya seraya keluar dari Kantin sekolah ini

--

Yeri memperhatikan betul pelajaran bahasa yang di bawakan oleh Cho Seonsaengnim, Ia tidak tidur, tidak berisik, dan tidak bolos.

Gurunya menatap bingung Yeri yang berubah menjadi anak patuh. Ralat, menjadi pendiam lebih tepatnya.

“Yeri-ssi, kau mengerti apa yang saya jelaskan ?” Semua anak langsung menatap ke arah Yeri yang mengangguk dengan ekspresi datarnya.

Mark sadar akan perubahan karakter pada Yeri. Ia merasa sedikit lega karena Yeri sudah tidak membuat masalah, tapi merasa bersalah juga.

Meminta maaf ? belum, ingin tapi masih ada rasa jengkel pada Yeri yang sudah sering membuat masalah, dan membuat Ia sangat kerepotan karena itu.

Bayangkan saja, dalam seminggu Mark bisa lima kali pulang telat karena harus menjaga tas Yeri didalam kelas. Belum lagi jika Yeri membolos, Mark akan dapat teguran dari guru “Sebagai ketua kelas, kau harus blablabla”, apalagi ? banyak !.Yeri adalah benalu, bahkan suara Yeri saja sangat mengganggu menurut Mark.

--

“Anyeong Kim Yerim-ssi” Kata laki-laki itu

“Aaaah ani ani”

“Anyeong” Ulangnya

“Kau Kim Yerim bukan ?” laki-laki itu mondar-mandir di depan kelas 2-3, padahal ini sudah jam belajar

“Oh tidak harus lebih baik”

“Anyeonghaseo, Mingyu imnida. Kau Kim Yerim benar?” katanya seraya menyodorkan tangan pada ? pada siapa ? bahkan dia sendirian disana. Iya benar, dia sedang latihan untuk memperkenalkan diri

“Ini sedang jam pelajaran, kenapa ranking tiga pararel sepertimu berada di luar kelas ?” Lelaki yang dari tadi mondar-mandir tersentak oleh Mark yang datang dengan setumpuk buku di tangannya

“oh a-ani”

“Dasar” kata Mark yang masih menatap kepergian lelaki yang bernama Mingyu itu

----

Yeri terus fokus pada bukunya, sedangkan Mark dan ketiga temannya sedang berdiskusi tentang tugas kelompoknya. Kau benar, Mark dan Yeri ada di satu kelompok, Klise memang.

“Yeri, kau ada usulan ?” tanya Dahyun

“Eobseoyo” Jawab Yeri yang masih fokus dengan bukunya, teman-temannya merasa sedikit risih dengan Yeri, karena mereka pikir Yeri tidak berguna.

“Bisakah kau fokus dengan apa yang kita bicarakan ?” Yeri menutup bukunya lalu menegakkan badannya menghadap Mark dan matanya memandang malas lelaki itu.

“Ne.” Mark mengerjapkan matanya tidak percaya dengan jawaban Yeri yang dingin, Ia seharusnya biasa saja karena itu tidak penting.

“Lebih baik kau membaca bukumu lagi daripada kau ikut tapi malah menyusahkan” ucap Mark dingin, Ia berucap seperti itu tanpa menatap Yeri. Sungguh, kini dada Yeri semakin sesak, Ia merasa salah berada di sini.

Yeri sigap merapikan bukunya saat terdengar bel pulang, berbeda dengan Mark yang masih mengecek catatan-catatannya.

“Yeri ? benar kau Kim Yerim ?” pandangan Mark beralih ke luar kelas, Ia mendapati lelaki tadi tengah berkenalan dengan Yeri

---

“Yeri ? benar kau Kim Yerim ?” Yeri menoleh pada lelaki tampan itu

“Ne..” jawabnya singkat

“A-aa-aku.. Aku Mingyu, salam kenal” Ini pertama kali ada lelaki mengajaknya berkenalan seperti ini, lucu menurut Yeri.

“Si ranking tiga pararel  benar ? Aku Kim Yerim, salam kenal” ucap Yeri seraya tersenyum dan membalas salaman dari Minggyu.

Jongin menepuk pundak Mingyu, sepertinya mereka akrab “Ming, kami duluan” kata Jongin dan Mingyu membalasnya dengan senyum yang amat lebar.










‘Manis’ - Yeri
‘Dia tidak seperti yang orang-orang bicarakan’ - Mingyu
‘Ck, apa-apaan dia -_-’ -Mark















$

Talk to Me ; Mark & Yeri ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang