9. Senyum, Bekal

1.4K 193 8
                                    

Pagi ini langit tidak menampakan keceriaannya, Ia redup dan mengeluarkan rintikan air yang lembut, jelas udara saat ini lumayan dingin. Tapi tenang saja, keadaan di luar yang dingin ini akan hilang dan berubah menjadi hangat ketika berada di dalam kelas bersama teman-teman. Dan jauh lebih nikmat saat guru tidak masuk.

“Yak ! ayo bermain” teriak Chanwoo yang kini berada di depan papan tulis dengan senyum semangat 45. Tapi maaf Chanwoo sepertinya itu tidak terlaksana karena bel istirahat pertama sudah terdengar.

Yeri melangkahkan kakinya ke kantin sendiri. Tidak bersama Mingyu karena kejadian dimana Ia membatalkan janjinya membuat Mingyu marah. tidak juga bersama Jongin, karena Jongin sedang sibuk, entah memang sibuk atau sok sibuk.

Setelah mengantri untuk mendapatkan jatah makan siang, Yeri berjalan lesu menuju meja yang berada di dekat jendela, lumayan bisa lihat gerimis. Ia tidak peduli jika hanya duduk seorang diri, sungguh.

Tapi saat tengah menyantap makan siangnya, Ia menangkap sebuah tatapan mematikan dari ujung sana. Ralat, bukan sebuah tapi dua buah. Tahu senior perempuan yang menampar Yeri di kantin dulu ? yap itu mereka.

Yeri memutar bola matanya. Ia terlalu lelah untuk bertengkar dengan kedua senior itu dan berniat untuk pergi dari kantin.

Belum sempat Ia berdiri, kedua Senior itu sudah menghampirinya, tentu dengan seringai mereka. Seringai yang membuat muak dan mual secara bersamaan. Dan itu dapat membuat nafsu makan hilang.

“Kudengar kau menjadi kekasih si ranking tiga pararel ?” Yeri hanya mengaduk-ngaduk nasinya dengan malas. Ia malas meladeni dua makhluk yang berada di depannya itu. sepertinya kedua seniornya benar-benar kurang kerjaan, mengganggu saja.

Dan kini mata semua orang tengah menatap ketiga perempuan itu. Bagaimana tidak ? saat ini kedua senior dan Yeri sedang berada di satu meja dan itu akan sangat menarik pikir anak-anak di kantin itu.

Tanpa Yeri sadari disana juga ada Mark, Lelaki yang akhir-akhir ini sering di ejek Jaemin dan Vernon itu tengah menyenderkan tubuhnya ke dinding biru diseberang sana, menatap seperti yang lain lakukan.

“Kau pasti memberikan segalanya termasuk kesucianmu untuk kekasihmu, iya kan ?” Yeri menghela napasnya seraya meletakkan sendoknya, Ia sedikit mendongkak, menatap seniornya itu dengan tatapan merendahkan. Dan Yeri sudah merangkai kata-kata kotor dalam otaknya untuk Ia utarakan pada kedua gadis pembully itu.

*Grep

Lagi-lagi niatnya tidak terlaksana ketika dengan tiba-tiba sebuah tangan menggenggam lebut lengan Yeri dan membuat gadis itu terlonjak tentunya. Tak usah pakai basa-basi, langsung saja tangan kekar itu menariknya, tidak kasar, itu lembut dan sentuhannya terasa bicara ingin melindungi.

Jangan lupakan orang-orang yang berada disana, mereka mulai berbisik ketika melihat itu ‘Wah apakah akan ada cinta segi tiga ?’

Lagi-lagi ke tempat pelarian, Rooftop. Mark sudah melepaskan genggamannya dan memandang Yeri yang berada di depannya. Sedangkan yang di pandang malah melihat ke sembarang arah, tidak berani menatap orang dihadapannya itu, waspada juga jika akan di caci maki seperti dulu.

“Aku...”

Yeri membuka suara, jujur Ia hanya ingin memecah keheningan yang terjadi diantara mereka padahal Ia tidak tahu akan melanjutkan dengan apa kata itu.

Mark merogoh sakunya dan mengeluarkan satu roti pisang lalu menyodorkannya pada Yeri “Kau lapar ?” ucapnya, tak lupa juga Ia sunggingkan senyum yang tak kalah manis dengan roti itu.

Gadis itu justru terdiam dengan ekspresi tidak percaya, iya dia tidak percaya dengan apa yang Mark lakukan padanya sekaligus Ia juga lega Sungguh melegakan, kiranya Mark akan mengucapkan kata-kata buruk seperti tempo lalu.

Talk to Me ; Mark & Yeri ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang