Prolog

801 129 73
                                    

"Ketika aku menyadari jika aku mulai mencintainya, disitulah rasa takut kehilangan ini semakin menguak dalam diriku."


🌹

Pedih nyatanya, yang tak terjawab.

Mampu menjatuhkan ku yang dikira tegar.

Kau tepikkan aku, kau renggut mimpi.

Yang dulu kita ukir bersama.

Seolah, aku tak pernah jadi bagian besar dalam hari-hari mu.

Lebih baik kita usai disini.

Sebelum cerita indah, tergantikan pahitnya sakit hati.

Bukannya aku mudah menyerah.

Tapi bijaksana.

Mengerti kapan harus berhenti.

Ku kan menunggu, tapi tak selamanya.

🎶 🎶 🎶


"Udah di upload ke YouTube, cover lagu ini?"

Sesaat Athala menghela napas, seraya memainkan jemari-jemarinya diatas tombol piano. Hati nya terasa sulit untuk menjawab permintaan itu. Permintaan yang serasa sulit baginya untuk dipenuhi.

Dengan ragu, Athala menggeleng karena engga, "Nggak yakin gue hasil nya bakalan bagus."


"Kenapa nggak yakin?" sahut cowok yang bersama Athala saat ini, "Diantara semua lagu yang pernah lo nyanyiin, gue paling suka sama yang ini. Yang barusan lo nyanyiin."

Spontan Athala menoleh ke arah cowok itu. Sekali lagi, hatinya terasa berat untuk meng-iya kan permintaannya.

"Please ya, lo cover lagu ini dan upload di YouTube? Seperti biasa," katanya lagi.

Tak langsung menjawab, Athala justru beranjak dari duduknya--melangkah pelan mendekati jendela. Jemari tangan kanannya bermain dengan menyentuh tirai gorden putih transparan.

"Kenapa harus lagu itu?" Athala bertanya penuh ragu.

Cowok itu berdiri, melangkah pelan untuk mendekati tubuh Athala yang membelakangi nya--hingga jarak mereka berkisar sepuluh jari.

"Feel lo lebih dapet saat nyanyiin lagu itu," katanya. "Lo bener-bener menjiwainya, seolah lo beneran hanyut dalam makna lagu itu, Thal."

"Karena emang itu yang gue rasain sekarang, sama dengan makna lagu itu," Athala bergeming dalam hati.

"Thal?" panggil cowok itu lembut, membuat tubuh Athala mau tak mau harus berbalik menghadap sang pemanggil, "Gue harap, sebelum satu minggu gue Di Melbourne, lo udah penuhin keinganan gue."

"Ke Danau yuk! Kita main disana," ajak Athala penuh semangat, tanpa menggubris pernyataan cowok itu. "Seperti biasa."

Sengaja Athala berucap refleks soal permintaan nya kali ini. Sungguh, benar-benar sulit rasanya untuk menyetujui permintaan cowok yang sedang bersamanya malam ini.

"Thal, ini udah malam," desis nya. "Gue nggak mungkin ngajak lo ke danau malam-malam kaya gini. Lagian gue juga udah ngantuk banget, besok check in jam tujuh."

Bibir Athala seakan kaku setelah mendengar tanggapan itu--tanggapan yang sukses membuat dirinya kecewa.

"Lo udah ngantuk? Yaudah pulang aja sekarang. Hati-hati dijalan ya, yang fokus kalau nyetir! Jangan main HP terus dan konsentrasi!" sahut Athala dengan selukis senyuman.

"Thal," lagi-lagi cowok itu memanggil Athala secara halus. Selangkah ia maju demi menggapai jemari-jemari halus milik Athala, "Satu hal yang mesti lo tau, walaupun gue sering kesel karena lo sering ngomong tanpa jeda alias cepet, tapi...."

"Tapi apa?" Athala penasaran.

"Itu ciri khas dari lo yang bakalan gue kangenin."

Deg.

Jantung Athala berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, sesaat setelah cowok itu menarik tubuhnya ke dalam pelukan yang mampu menghangatkan Athala.
Tak dapat melakukan apa-apa, Athala pasrah dengan keadaan.
Perlahan jemari-jemari mungil milik Athala menempel pada punggung seorang cowok yang memberikan nya sebuah pelukan hangat, kepala nya sengaja ia letakkan di sisi leher kiri cowok itu, dan Athala menikmati pelukan hangat itu dengan rasa yang menyiksa di dalam hatinya.

"Gue sayang lo Thal. Gue selalu bersyukur Tuhan kasih lo buat gue sejak kecil," ungkapnya. "Sejauh apapun jarak kita, gue yakin Tuhan nggak akan bikin kita merasa jauh."

"Andai lo tau yang sebenarnya," Athala bergeming lagi, hanya di dalam hati.

Melepas pelukan, cowok itu tetap menyentuh hangat jemari-jemari Athala.

"Keep in touch! Selalu aktifin Skype dan semua sosial media lo!" tegasnya pada Athala. "Sekali aja gue hubungin gak lo angkat, gue bakalan marah lama."

Athala cuma bisa tersenyun kecil, sebagai tanggapan atas permintaan kedua yang dilontarkan oleh seseorang yang sebentar lagi meninggalkannya, Dentio.


• • •


semoga kalian suka🌚 vomments sekalian ya wkwk, karena gue butuh itu guys wkwk.

C L O S E RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang