"Hidup itu ibarat bumbu. Kalau semuanya manis, nggak bakal nikmat. Tapi Tuhan sengaja ngasih percikan-percikan pedas dalam hidup supaya lo tau gimana sensasi nikmatnya."
-Erisca Febriani, a author.
Deru langkah kaki Athala menapak lantai demi lantai, langkahnya itulah yang akan membawanya tiba di ruang OSIS—karena Ferro menginginkan anggota OSIS untuk berkumpul di ruang OSIS. Athala sangat buru-buru, ia takut terlambat. Jalan pikirnya bila ia terlambat, maka dia sendiri yang akan menganggung malu. Dan Ferro, pasti akan marah padanya.
Athala terus melangkah hingga akhirnya tiba di ruang OSIS. Ramai, tapi Ferro belum terlihat.
"Untung aja gak telat," Athala bergumam.
Ia kemudian duduk di tempat duduk yang kosong—disamping Petra, kakak kelasnya.
"Lo kenapa kemarin gak sekolah, Thal?" Petra bertanya saat Athala duduk disampingnya.
"Sakit, kak," Athala menjawab. "Kemarin rapat ya?"
Petra menggeleng. "Ferro gak akan pernah mau rapat kalo ada anggota OSIS yang gak hadir saat rapat, termasuk lo."
"Hmm," Athala bergeming. "Kita rapat sekarang, mau bahas soal perayaan ulang-tahun sekolah ya?"
"Kayaknya sih iya."
Pembicaraan mereka terhenti ketika Ferro dan inti OSIS memasuki ruangan.
"Udah kumpul semua?" seperti biasa, Ferro bertanya.
"Udah," jawab mereka serempak.
"Athala ada?"
Sesaat kemudian Athala mengangkat tangan. "Hadir, kak."
Ferro mendongkak sekilas lalu tersenyum.
"Tujuan gue ngumpulin kalian disini itu buat bahas soal perayaan ulang-tahun sekolah," kata Ferro. "Waktu kita cuma tinggal dua hari aja buat prepare semuanya."
Tatapan Ferro beralih pada Karina—siswi kelas sepuluh yang duduk di bangku paling depan. "Maaf Karina, Bu Eva gak setuju ide lo jadi acara buat ulang-tahun sekolah kita, tahun ini."
"Bu Eva bilang, pengen ide Athala yang jadi ide acara tahun ini," lanjut Ferro. "Apa ada yang keberatan?"
Semuanya hening. Tidak ada satu diantara mereka yang mengajukan penolakan.
"Gue anggap lo semuanya setuju, kalo kita pakai ide dari Athala," kata Ferro. "Mulai hari ini, semuanya sibuk dengan tugas sesuai jabatan masing-masing."
"Seksi dokumentasi yang akan mengurus pembuatan surat penawaran untuk ikut perlombaan dalam rangka SMADEL Cup. Seksi peralatan yang akan mengurus tenda dan berbagai macam keperluan untuk perlombaan," ungkap Ferro. "Pokoknya gue mau semuanya berjalan dengan lancar atas kekompakan kita. Jangan egois dan mau menang sendiri."
"Untuk cabang perlombaan yang dilombakan cuman ada lima. Sepak bola, basket, LCC, catur dan vocal solo. Semuanya cuman berjalan pada hari Sabtu dan Minggu. Senin pagi, saat upacara, seluruh peserta yang menang akan ikut upacara bersama kita—sekaligus pembagian hadiah," Ferro menjelaskan.
"Perlombaan LCC diadakan di ruang kelas X-IPA 2, catur di kelas X-IPS 4, dan vocal solo di kelas XI-IPA 3," lanjut Ferro. "Tolong infokan kepada seluruh kelas yang ingin berjualan di bazar nanti."
"Perlombaan sepak bola dan basket dipegang oleh kordinator olahraga beserta seluruh anggotanya, gue pengen kordinator olaharaga menjalankan tugasnya dan mengarahkan tugas untuk masing-masing anggota dengan baik," Ferro memerintah. "LCC dipegang oleh kordinator pendidikan beserta seluruh anggotanya. Untuk catur, dipegang oleh Petra, dan seluruh anggotanya. Sementara untuk vocal solo, gue pengin Athala yang jadi kordinatornya. Athala juga yang nentuin siapa aja yang bakalan jadi anggotanya dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
C L O S E R
Teen FictionAlden Denalfo, cowok yang suka ngomong pedas ibarat cabai. Omongan Alden susah untuk dikondisikan. Untungnya cerdas dan masuk dalam kategori 10 Cogan Top versi SMA Model. Secara otomatis tingkat kepopulerannya bertambah. Tapi Alden juga punya kelem...