Bagian ke Enam belas

26 3 0
                                    

Baekhyun pov

". Ah, hari ini aku lelah sekali ". Ucap bambam sambil duduk di tepi kasurnya

". Ya, dan hari yang panjang ". Ucap jungkook yang tiduran di samping bambam. Yugyeom hanya bergeming dan merebahkan tubuhnya di kasur.

Aku masuk kamar mandi karena udah ga betah langsung mandi setelah itu aku ambil baju kaos putih polos dan jins selutut dan memakai jaket langsung keluar kamar.

". Hyung kau mau kemana?". Ucap bambam yang melihat aku berjalan ke arah pintu

". Cari udara segar kau ingin menitip sesuatu?".

". Oh, tidak hyung ".

". Kau jungkook?". Dia pun menggeleng kepalanya dan pergi ke kamar mandi. Aku langsung keluar kamar.

Aku masih ingat saat di panggung tadi riska malam ini sangat cantik dan manis aku suka saat dia memakai gaun bewarna pink dengan jepitan bulu yang menutupi matanya.

Dia seakan putri kerajaan malam ini sungguh beruntunglah yang bisa duet dengannya kelinci satu itu pasti sangat senang bisa duet sama riska jika saja aku bisa duet dengannya malam ini aku akan menjadi pria yang beruntung malam ini.

Saat aku sedang berjalan-jalan di luar asrama aku melihat seorang perempuan sedang duduk di taman. Awalnya takut tapi aku beranikan diri dan menghampirinya sambil memicingkang mata dan benar saja yang duduk di situ adalah si kelinci manis tapi kenapa dia masih pakai kostum itu?.

Aku duduk di sampingnya aku bisa liat dia pucat kenapa dia? Sepertinya ada yang tidak beres, aku ambil sebelah headsetnya dan seperti biasa dia langsung menggeliat dan menghembuskan nafas pelan.

". Oppa sedang apa disini? ". Ucapnya yang sudah duduk menghadapku.

". Seharusnya aku yang tanya? Sedang apa kau disini masih memakai kostum panggung? Bagaimana jika ada yang menggodamu atau menculikmu ". Ucapku panjang lebar. Dia langsung memukul bahuku.

". Aku serius ris bagaimana kalau ada yang mengganggumu? ".

". Kalau ada yang berani ganggu aku, langsung aku hadiahi pukulan telak ke mereka apa oppa lupa? Aku kan jago taekondo sabuk hitam pula". Ucapnya ". Pertanyaanku belum kau jawab oppa ". Sambungnya Sambil melipat tangannya di dada dan menaikkan satu ailsnya.

". Hanya mencari udara segar, dan kau belum menjawab pertanyaanku nona Riska ".

". Jangan meniru tuan baekhyun". Ucapnya kami pun tertawa, dia memukul kembali bahuku.

Anak ini hobi banget pukul sama cubit orang.. -_-

". Aku... Hachi ". Dia menggantung kalimatnya dan memegangi hidungnya yang gatal aku rasa dia kedinginan lagian siapa suruh pakai baju ini malam-malam apalagi sebentar lagi musim dingin. Aku terkekeh dan melepas jaketku lalu memakaikannya ke riska.

Dia tersenyum dan bilang makasih aku hanya mengacak pelan rambutnya sambil senyum.

". Kita sampai mana tadi? Oh ya aku sama sepertimu setelah dari kampus tadi aku langsung kesini ". Dia langsung diam sejenak memalingkan wajahnya keliatan sekali kalau dia sedang berfikir sambil memainkan tangan jaket.

Lalu dia menatap mataku lagi ". Ehmmmm... Oppa".

". Ada apa? Bicaralah aku tau kau ingin mengatakan sesuatu ". Dia berdehem memalingkan wajah lagi, menunduk.

". Hei, ada apa bicaralah ris ". Ucapku lembut sambil memegangi bahunya

Dia pun menghela nafas dan kembali menatapku ". Ehmmm.. Saat aku ". Dia menggantungkan kalimatnya

". Saat aku? Kamu kenapa? ".

". Saat.. Aku tampil tadi aku melihat tiga orang mencurigakan memakai jaket hitam, mengenakan masker dan topi dan mereka selalu menatapku, saat mata kami ga sengaja bertemu aku melihat salah satu dari mereka yang menyeringai ke arahku di balik maskernya.

Entah hanya perasaanku saja atau gimana tapi ciri-ciri mereka sangat persis seperti yang di bicarakan bambam oppa.

Dan mendadak perasaanku tidak enak oppa ". Ucapnya gemetar dia kembali menundukkan kepalanya aku lihat cairan bening terjatuh aku rasa dia menangis

". A-a-a-aku ta-takut kalian kenapa-kenapa oppa... Aku-".

". Ssshhhh sudah jangan menangis aku yakin kita akan baik-baik saja. Sudah jangan menangis ". Sambil menariknya kepelukanku dan mengusap pelan rambutnya dia menenggelamkan kepalanya di dadaku dan menarik kaosku.

Aku semakin mempererat pelukannya.

". Ta-ta-tapi bagaimana kalau hiks ".

". Ssshhh percaya padaku semua akan baik-baik saja kamu tidak usah khwatir, sudah jangan menangis ".

Pantas saja saat dia tampil di panggung terlihat tidak fokus tanpa sadar aku mengepalkan tanganku dan rahangku mengeras. Awas saja jika mereka berani macam-macam dengan sahabatku dan orang yang ku cintai. Aku akan membunuhnya.

Dia semakin terisak dan mencenkram kuat kaosku dan aku mempererat pelukanku. Setelah dia mulai merasa tenang aku melepaskan pelukannya dan menatapnya lekat.

". Sudah jangan menangis oke? Bukannya kamu jago taekondo? Kau bisa membunuh mereka dengan pukulanmu ". Dia tersenyum dan memukulku pelan aku hanya cengengesan.

". Kamu tenang saja kita akan baik-baik saja oke? ". Dia kembali tersenyum dan mengangguk. Aku kembali menghapus air matanya.

Aku melihat jepitannya yang melorot aku membenarkannya, mata kami kembali bertemu aku menatapnya lamat-lamat dan tanpa sadar bibirku mendarat di bibirnya dia sempat meronta tapi aku memegang lengannya.

Awalnya hanya menempelkan saja tapi lama-lama ada lumatan lembut dia mencengkram kaosku kuat dan aku menarik tengkuknya, ciuman kami semakin dalam dan aku masih merasakan pipinya yang basah karena abis menangis.

Dia memukul dadaku aku paham dan melepas ciumannya.

Kami bertingkah kikuk aku melihat wajah riska yang merona sepertinya aku juga entahlah,

". Ehmmm sudah malam sebaiknya kau masuk ". Ucapku gugup aku langsung berdiri namun di tahan sama dia. Aku menaikkan alisku dia memberikan jaketku langsung aku ambil dan membungkuk langsung pergi ke kamar.

Saat aku berbalik dia masih mematung di kursi lalu dia langsung bangkit dan pergi ke kamarnya.









Vote dan komen juseyooo heheh

Cucu Mantan Mafia (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang