Part 1

13.2K 307 4
                                    


Author pov

"Heh gadis perusak!" teriak Seseorang dari belakang Salsa.

Salsa menoleh sekilas, melihat siapa yang mengatainya. Namun Salsa urungkan niatnya untuk memarahi wanita itu karena sudah terlalu lelah berdebat dengannya. Salsa terus berjalan ke area Perpustakaan.

GUBRAAKK

Salsa menjatuhkan semua buku-buku yang berada dipelukannya karena dorongan seseorang.

Kalo aja ini bukan Kampus. Udah abis lo, gerutu Salsa dalam hati pada wanita itu.

Salsa mengambil posisi duduk. Mengambil satupersatu buku yang berceceran di lantai tanpa menghiraukan orang yang berada dihadapannya.

"Kau bukan hanya seorang gadis perusak pesta ulang tahun orang, tapi juga perusak hubungan orang lain, " maki wanita yang tadi mendorong Salsa dengan suara keras.

Aktivitas Salsa terhenti ketika dirinya disebut sebagai wanita perusak hubungan orang lain. Karena nyatanya itu bertolak belakang dengan prinsipnya.

Kalo perusak pesta orang mungkin aku masih bisa menerimanya, karena memang aku yang salah saat itu. Hati Salsa menguatkan.

Salsa mendongakkan wajahnya menatap wanita itu tajam. Tanpa berkata apapun. Dengan hati dongkol menahan amarah Salsa berlalu pergi meninggalkan wanita itu.

"Heh wanita penggoda! Jangan pernah kau dekati dia lagi karna dia milikku."

Teriakan itu membuat langkah Salsa terhenti, Salsa membalikkan tubuhnya lalu berjalan mendekati wanita itu.

"Dengar ya! ARISKA DINI PRADIPTA.
Gue ngga ada hubungan apapun sama cowo lo. Dan berhenti dengan tuduhan lo yang ngga mutu itu."

Jelas Salsa dengan mengangkat jari telunjuknya di depan wajah wanita yang di sebut Ariska itu.

Ariska hanya tersenyum miring menanggapi jawaban Salsa.

"Lo emang pantas disebut wanita perusak hubungan orang".

"PLAAKKK." 

Tamparan keras mendarat di pipi Ariska.

Pertahanan Salsa untuk sabar runtuh seketika. Pertahanan yang ia bangun sejak pertama bertemu wanita itu. Seharusnya Ia bisa lebih sabar lagi.

Tapi apalah daya Salsa hanya manusia biasa dengan berjuta kekurangan. Walaupun Salsa sendiri juga pernah mendengar jika orang yang mengatakan bahwa kesabarannya sudah habis. Maka sesungguhnya ia belum mengerti akan arti sabar yang sebenarnya. Mungkin Salsa termasuk dalam golongan itu.

Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (Aali 'Imraan:200)

Salsa Pov

Angin yang tenang dengan pohon pohon yang rindang di sekelilingku membuatku betah berlama-lama di sini. Apalagi setelah kejadian tadi. Ku pejamkan mata menikmati semilir angin yang berhembus. Menerbangkan rambutku yang tergerai begitu saja.

Duduk di kursi panjang ini adalah favoritku ketika beban menghampiri. Entah mengapa cairan bening ini kembali mengalir dengan mudahnya tanpa meminta izin. Jika mengingat kejadian itu.

"Sa lo kenapa. Lo nangis ya?."Kulirik Ayni dia sudah duduk di sampingku. Mengagetkan.

"Gue ngga papa." Ku usap air mataku dengan kasar.

Cinta Halal AltsarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang