Part 4

4.5K 183 0
                                    

Salsa pov

Sore ini benar-benar dingin membuatku ingin melakukan segala sesuatunya dengan malas. Apalagi mengingat kejadian kemarin di kampus.

"Saa..Cepat bawa turun koper kamu. Bunda tunggu di mobil sama Cahya sama Ayah juga."

Teriak Bunda, sepertinya dari ruang tamu.

"Ya Bund sebentar lagi Salsa turun."

Kilah Ku yang sebenarnya masih ingin duduk manis di depan cermin.

Rencananya sore ini keluargaku ingin mengunjungi Kakek yang kemarin tiba-tiba sakit. Itulah sebabnya Aku cepat-cepat pulang ketika mendapat kabar dari Bunda via telefon kemarin saat Aku di kantin.

Tapi baru kali ini Bunda menyuruhku menginap disana sampai satu minggu. Harus bawa koperlah, buku kuliahlah, inilah, itulah. Lama-lama berasa mau pindah rumah aja.

Author pov

"Lama sekali Salsa ini"

Bunda Salsa baru saja akan keluar mobil memanggil Salsa, namun ditahan oleh Cahya.

"Biar Cahya aja Bund yang manggil Ka Salsa."

Cahya yang sedang duduk manis di mobil sekarang bergegas keluar mobil memanggil Kakaknya yang mungkin masih berkutat dengan hayalannya itu.

Cahya melangkah menaiki tangga menuju kamar Kakaknya. Mengetuk perlahan pintu yang indah dengan ukiran klasik jawa itu. Bertuliskan SALSABILA PURNAMA.

"Ka udah belum"ketuk Cahya dari luar pintu.

"Ya, Kakak keluar."

Salsa bangun dari ketenangannya di depan cermin. Melangkahkan kakinya ke arah pintu. Memutar knop pintu.

"Cklek"

"Astaghfirullah Kak. Sebaiknya Kakak pakai yang lebih sopan ka. Kita mau ke rumah Kakek. Nanti Kakak kena Marah sama Kakek."

Nasihat Cahya ketika melihat Kakaknya keluar dengan menggunakan celana jins ketat dan baju tampa lengan lalu rambut yang digerai. Itu jelas-jelas jauh dari syariat islam bukan.

Allah berfirman dalam surat An-NUR AYAT 31 :

Katakanlah kepada wanita yang beriman:

"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka

, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki,

atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Baru juga keluar kamar. Udah dapet ceramah aja ucap Salsa dalam hati.

"Sudahlah Ayaa..lagian Kakak bawa jaket kok" kilah Salsa.

Huh selalu saja seperti itu jawabannya. Paling-paling noh jaket cuma dipake di depan Kakek, Nenek, Bunda, sama Ayah doang. Batin Cahya.

Cahya berjalan menuruni tangga diikuti Salsa dari belakang sambil mengangkat kopernya.

"Cahya Salsa cepat, nanti keburu malem lagi sampe di rumah Kakeknya."

Teriak Bunda dari dalam mobil dengan kaca yang setengah dibuka ketika melihat Salsa dan Cahya di ambang pintu.

"Ya Bunda."jawab Cahya sambil memasuki mobil. Sementara Salsa sedang memasukkan koper ke bagasi mobil.

"Salsa kalau sudah, cepat masuk biar Bundamu bisa anteng. Dari tadi ngomeeel mulu."

Ayah menutup koran yang dari tadi di bacanya. Melirik ke arah Bunda. Namun yang dilirik malah melengos.
Sepertinya Bunda marah karena perkataan Ayah itu.

Sementara di belakang, Salsa dan Cahya tidak kuat menahan tawa melihat tingkah Bunda dan Ayahnya itu. Sudah seperti anak kecil yang di lerai habis berantem.

Saat sedang asik-asiknya ketawa. Ayahnya menatap Salsa dan Cahya seakan berbicara untuk menghentikan tingkahnya itu.

Salsa dan Cahya saling melirik dan mengiyakan paham. Takut-takut uang jajan mereka dipotong. Jadi lebih baik diam.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang berani memulai pembicaraan. Sesekali suara hanya klakson mobil bersahut-sahutan yang memecah keheningan di dalam mobil.

Salsa pov

Dreeeeet....dreeeeeet...

Kumerasa handphoneku bergetar. Ku buka tas lengan merahku lalu mengambil handphone di dalamnya.
Kulihat notifikasi di layar sampai sebelas pesan.

"Pasti orang bawel itu"duga ku.

Benar saja seperti dugaanku, ini
Ayni yang mengirim sms.Siapa lagi kalau bukan dia. Orang yang kalau sms sampai belasan tapi sama semua isinya.Menyebalkan.

Apa kau tau Ayni ini menambah pekerjaanku menghapus smsmu itu.

Salsa mulai membaca sms teman seperjuangannya itu.

 "Salsa kamu besok ada kelas pagi kan..okee. guwe jemput lo ke rumah. Guwe butuh bantuan lo. Tolong beli'in guwe kain kasa buat lukis. Please. Lo tau kan sibuknya anak karya gimana."

"Sorry, guwe nggak ada di rumah."

"Emangnya lo dimana? Lo gitu amat sama guwe"

" Oke. Lo besok ke rumah Kakek aja"

"thanks cinta"

" Dasar Ayni Alay..."

Ku kembalikan ponsel ke tasku lalu memutar otak. Mencari alasan supaya Ayah mengizinkanku keluar sendiri sementara hari sudah larut malam. Sangat tidak mungkin jika Ayah mengizinkanku keluar tanpa alasan.

¤¤¤¤¤¤¤¤
Assalamualaikum. ☆☆☆ makasih udah mau baca. :)

Cinta Halal AltsarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang