Part 8

3.5K 139 3
                                    

Adzan dan Dajjal
..................................


Author Pov

"Kakaaaaaaak.."
Teriakan Hasan menggelegar hingga keluar rumah.

"Ada apa sih anak Umi. Kok teriak-teriak gitu sih. Engga baik loh kayak gitu.." Umi Ali menghampiri anaknya yang masih duduk di bangku SMP itu.

" Itu Umi kak Ali matiin game Hasan. Kan udah cape-cape sampe level dua tujuh Umi..ahh.." Sengut Hasan.

"Ali kamu sejak kapan usil sama adik kamu?. Bukankah seharusnya yang tua mengasihi yang muda dan yang muda menghormati yang tua.Ya kan."

Tanya Umi pada Ali yang sedang berdiri di depan pintu kamar Hasan.

"Ya. Umi itu benar dan Ali juga sekarang lagi mengasihi menyayangi Hasan. Kalo gamenya ngga disita. Dia bakal lupa Mi sama setoran hafalannya. Udah tiga hari Mi hasan ngga setor ayat. " Adu Ali pada Uminya. Sementara Hasan sedang melototi kakaknya yang suka mengadu itu.

"Ya udah Adek kalo mau gamenya di balikin sama Kakak. Kamu harus disiplin hafalannya yah. Umi keluar dulu".

"Ya Umi".

"Ya udah. Nih Kakak kembaliin gamenya.Tapi nanti ba'da isya Kakak tunggu hafalan Selanjutnya".  Ali kembali menaruh game Hasan di depan meja belajarnya lalu melanggang keluar kamar Hasan.

                           ***

Ali pov

Aku menaruh game Hasan di meja belajarnya. Aku takut Hasan terlalu mementingkan dunia gamenya. Sampai lupa dengan hafalannya.

Aku keluar kamar Hasan dan menutup pintunya. Baru satu langkah meninggakan pintu. Aku kembali membuka pintu itu.

"Belajar dek. Jangan main mulu.Bentar lagi kamu UN loh. Kalo kamu dapet nilai terbaik Kakak bakal beliin apa yang kamu mau".

"Bener ngga nih?". jawabnya yang masih berkutat dengan laptonya.

"Kamu pernah liat Kakak bohong yah? kapan?" PDku dengan sambil nyengir.

"Oke. tunggu aja berita kelulusannya ".

AdikKu yang satu ini, ah ralat satu-satunya adikKu ini harus dipancing dulu biar mau belajar. Tapi bukan masalah asalkan itu positif.

"Abang sini bang..."

Abi memanggilku dari lantai bawah. Setelah menuruni tangga dari kamar Hasan. Aku langsung menghampiri Abi lalu menyalaminya.

"Ya bi. Ada apa?."

Tanyaku setelah duduk di samping Abi yang sedang melihat berita Raja Salman. Ya Raja Salman. Raja Arab Saudi yang hafidz Qur'an pada usia sepuluh tahun itu. Subhanallah...

"Nanti setelah kita sholat isya di Masjid. Kamu langsung keruang kerja Abi yah. Abi mau ngomong penting sama Kamu bang".

Abi melirikku sebentar lalu kembali menonton televisi. Aku hanya mengernyit dahi bingung.

"Ya bi. Ya udah. Ali ke Masjid duluan ya bi."

Setelah mendapatkan anggukan dari Abi Aku langsung ke kamar mengambil wudhu dan peci. Baju dan sarungnya sudah ku pakai sedari asar tadi.

"Abi . Ali berangkat. Assalamualaikum" Selesai berpamitan Aku langsung pergi ke Masjid. Alhamdulillah Adzan sudah terdengar. Itu artinya ada yang masih mengingat hari akhir.

Karena ketika adzan masih dikumandangkan disetiap Musola maupun Masjid maka semakin susahlah dajjal untuk melepaskan diri dari besi dan rantai yang mengurungnya atas izin Allah. Setiap ada suara adzan besi-besi yang mengurung mereka semakin kokoh, semakin sulit di hancurkan. Akan tetapi jika suara adzan tidak terdengar maka mudahlah bagi dajjal menembus dinding besi itu. Itu artinya semakin terlihat tanda-tanda hari akhir.

"Assalamualaikum Ustad Ali"

Aku yang sedang menutup gerbang kaget ketika ada yang  memanggilku dengan sebutan ustad. Aku melihat kebelakang siapa yang memanggilku? sebutan itu hanya Aku dan temanku yang sering menggunakannya di Pesantren dulu.


"Subhanallah.....Qomar? Kamu Qomar kan?."

       
                           ***

☆☆☆☆


anggap aja foto di atas hasan kecil....hehe

Assalamualaikum ....makasih sudah mau membaca cerita absurd ku yah. Kalau ada yang salah langsung di koreksi yah...
:)

Cinta Halal AltsarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang