Part 7

3.9K 142 0
                                    

    ..........masih flashback........

Assalamualaikum...

    
.............................................................

"BYUUUUURRRRRR"

Semua tamu undangan tertawa terbahak-bahak sambil sesekali memegangi perutnya. Bahkan  mereka sampai lupa kalau yang ditertawai adalah yang mengundang mereka alias tuan rumahnya.

"Berhenti kalian semua. BERHENTIIII" 

Kata-katanya diakhiri dengan teriakan yang membuat semua diam. Mungkin Ariska menahan malu karena gaun yang indah itu harus mengembang di air hanya sekejap saja. Sedangkan dia sudah memesannya jauh jauh hari. Tidak sebanding bukan.

Hening.

Setelah beberapa menit. Satu persatu berpamitan untuk pulang. Tidak sedikit para undangan yang bahkan nyelonong pulang begitu saja sambil menahan tawanya.

"Ayo Salsa kita pulang. Lo udah di Cariin Bunda"

Arya mengingatkanku yang hampir lupa waktu. Pasti Ayah sudah menghadangku di depan pintu. Ah kenapa Aku sampai lupa akan hal itu.

"Gue seharusnya berpikir ulang untuk datang kesini nemenin lo Ya".

Aku berjalan keluar pesta. Meninggalkan Arya yang masih berbicara dengan Ariska. Sebenarnya Aku ingin pamitan dengannya. Tapi ku urungkan. Mungkin saja jika ku tetap disana maka Aku akan menjadi korban lanjutan. Entah harus marah pada siapa atas kejadian tadi.malu?tentu. menyahlahkan Arya?itu sama saja bohong, bahkan dia tidak tau akan ada kejadian  seperti ini. menyalahkan Ariska? itu lebih dari sekedar bodoh. Diakan pemilik pesta ini. Salah ku? Ya. itu lebih tepat. Bahkan Aku tidak menerima undangannya. seharusnya Aku tidak mempermalukan diriku sendiri disini.

Diam. Itulah yang kami lakukan saat ini. Aku lebih tertarik diam dan memperhatikan jalanan yang mulai sepi dari balik kaca mobil. Sementara  Arya. Dia juga melakukan hal yang sama. Mungkin dia hanya memberikanku ruang untuk berfikir jernih atas dejadian tadi.

****

huh. Ku menghembuskan nafas lega. Ayah tidak ada di depan pintu. Biasanya Ayah pasti akan menyerbuku dengan pertanyaan-pertanyaannya bak wartawan jika pulang larut malam.

"Thank's Ya"

Hanya dua kata itu yang bisa keluar dari bibirku. Aku bahkan langsung berlari ke dalam rumah setelah mobil Arya benar-benar berhenti di depan rumahku. Meninggalkannya yang masih di dalam mobil.

"Sal. Gue minta maaf karna ngajak lo kesana dan menambah masalah buat lo."

Teriakan Arya mampu menghentikan langkahku yang akan membuka pintu. Ku kembali mencerna ucapannya. Ini bukan salah lo Ya.Batin Ku. Namun Ku enggan menoleh kebelakang.

  ☆Flashback off☆

Author pov

"Sal gue minta maaf."

"Gue udah maafin". Jawabnya ketus.

"Tapi ko kaya ngga ikhlas gitu sih.."

"Ikhlas"

"Tuh kan engga ada senyum-senyumnya".

"nih senyum nih.." Salsa memperlihatkan senyum paksanya.
sampai terlihat deretan giginya.

"Itu sih nyengir bukan senyum".

Tawa usil Arya meledak yang membuat Salsa tambah males ngeladeninnya.

"Udah gue lagi buru-buru".

"Lo mau kemana gue anter yah. Engga ada penolakan".

Kalau sudah ada kata-kata itu Salsa bisa apa. Kalaupun menolak ujung-ujungnya dipaksa ikut juga. Kalo Salsa ngga mau ancemannya di depan umum. Apapun akan Arya lakukan. Kan yang malu jadi Salsa.

Cinta Halal AltsarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang