Kesedihan

379 43 0
                                    

Rainashy terdiam duduk di batu di pinggiran pantai. Air matanya masih mengalir jatuh dari kelopak matanya. Matanya terlihat sangat sembab. Dia belum berhenti menangis semenjak keluar dari rumah Yarlina.

"Dia masih menangis?" pikir Harel dalam hati.

Mata biru lautnya menatap lekat sosok gadis yang terduduk di batu dari kejauhan. Dia tidak bisa melihat ekspresi gadis itu sekarang. Karena Rainashy menghadap ke arah laut, memunggungi dirinya.

"Apa yang harus gue lakuin?" Harel menghela nafas berat. Dia bingung harus melakukan apa terhadap Rainashy. Dia tidak tega melihat gadis itu terus bersedih.

Harel pun memutuskan untuk mendekati Rainashy. Langkah tegapnya berjalan menapaki pasir putih menuju gadis yang terduduk di batu.

"Gue boleh duduk disini?" mulai Harel.

Tidak ada jawaban dari Rainashy. Ia tidak menghiraukan dan tetap menangis dalam diam. Harel menghela nafas lalu duduk di sebelahnya tanpa persetujuan gadis itu.

Suasana hening. Hanya terdengar suara ombak yang beradu dengan batu karang. Mengikis pinggiran nya perlahan-lahan. Sesekali cipratan air menghujani Harel dan Rainashy.

"Kita pindah yuk?" ajak Harel. Dia menoleh ke arah Rainashy yang fokus menatap hamparan Lautan.

Kembali air membasahi Harel dan Rainashy. "Baju gue udah basah ni, kita pindah yuk?" ujarnya sambil mengusap kasar wajahnya yang terkena air.

Tapi tetap saja tidak ada tanggapan dari Rainashy. Dia masih diam dalam tangisannya. Harel menghela nafas panjang. Lalu menggeser duduknya agar dekat dengan gadis itu.

Mata birunya menatap sendu ke arah gadis itu. Dia dapat melihat guratan kesedihan dari wajah samping Rainashy. "Hei, lo gak takut basah? Lo gak kedinginan?" tanya Harel.

"Gue aja udah kedinginan nih, ayo kita pergi dari sini. Nanti lo bisa sakit." ajaknya lagi.

Tapi semua sia-sia dan hanya hanyut terbawa angin malam. Rainashy tidak merespon apapun sama sekali. Harel kembali menghela nafas. Ia mengulurkan tangannya meraih dagu gadis itu.

"Tatap gue Rainashy. Gue lagi bicara sama lo"

Rainashy tercekat kaget. Dia menatap mata biru yang memandangnya. "Paman.." lirihnya. Dia teringat dengan Xarcaleo yang sering mengucapkan kata itu. Setitik buliran kembali lolos dari kelopak matanya.

"Lo tenang aja, ibu gue lagi berusaha ngobatin paman lo. Ya biarpun gue baru tau ibu gue punya kekuatan. Gue yakin kok, pasti dia bisa nyembuhin paman lo. Dia bakalan baik-baik aja. Gue yakin itu." mencoba menenangkan Rainashy.

"Lo jangan nangis lagi" pintanya sambil menghapus air mata yang jatuh dengan ibu jarinya.

Secepatnya Rainashy menjauhkan wajahnya dan melepaskan tangan pria di sebelahnya. Harel sedikit terkejut dan menarik kembali tangannya.

"Tidak bisa" ucap Rainashy pelan.

Harel menaikkan sebelah alisnya. Menatap heran kepada Rainashy yang kembali melihat hamparan Lautan. "Kenapa?" menggerakkan tubuhnya mendekat lagi.

"Kenapa?" tanyanya lagi. Karena Rainashy tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Hei, jawab dong" keluh Harel.

I Am AdalsmadurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang