Mimpi

845 83 0
                                    

"Rainashy! Pergi!!"

"Ayah!!!"

"Bangunlah" Panggil seorang wanita muda dengan rambut panjang sebahu berwarna coklat kehitaman. Ia menggoyang-goyangkan tubuh seorang gadis yang tertidur.

"Hah.hhaah..hhaahh..."

"Apa kamu bermimpi buruk?" Tanya wanita muda itu terlihat khawatir. Dia berdiri tepat disebelah ranjang tidur seorang gadis yang seumuran dengannya.

Gadis itu langsung bangun. Ia menegakkan tulang punggungnya yang sedikit nyeri. Beberapa kali dia mengusap mata indahnya yang terlihat masih lelah. Wajah datarnya menoleh ke arah wanita muda disampingnya. "Apa yang kau lakukan disini Launara?"

Kulit wanita muda berambut panjang sebahu yang bernama Launara itu langsung berubah pucat. "Jawab" ucap gadis itu pelan tapi penuh dengan penekanan.

Launara hanya bisa meneguk ludahnya berulang kali. Ia bingung harus mengatakan apa. Pasti Ia akan dimarahi jika dirinya tidak memiliki alasan yang penting hingga sampai masuk ke kamarnya.

"Launara, apa sekarang kau menjadi bisu?" Gadis di atas ranjang menatap mata Launara. Ia langsung menunduk, tidak berani melihat wajahnya. "Tatap aku dan jawab"

Secepatnya Launara mendongakkan kepalanya dan menatap gadis berambut panjang dihadapannya. Parasnya yang rupawan tertutupi oleh rambut panjangnya. Launara tidak tahu bagaimana ekspresi-nya sekarang.

"Ma-maaf Rain, aku tidak bermaksud untuk menganggu. Hanya saja tadi aku mendengar suara teriakan. J-jadi aku langsung pergi untuk m-melihat keadaanmu Rain." Jelasnya sangat gugup.

Gadis berambut panjang itu tidak bereaksi sama sekali. Ia bangun dan berdiri dari tempat tidurnya. Berjalan menjauh lalu membuka pintu dan masuk ke dalam kamar mandi.

Launara bernafas lega, tetapi ia tidak pergi dan tetap berada di tempatnya semula. "Aku harap dia tidak marah kepadaku" batinnya dalam hati.

Beberapa waktu kemudian, pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan sosok Rain keluar dengan wajah yang terlihat lebih fresh. Dari buliran air yang mengalir di sekitar kening hingga ke pipi, bisa dipastikan dia habis selesai mandi.

"Kenapa kau masih disini?" Tanyanya datar.

Launara terdiam. Ia merutuki dirinya sendiri karena tidak pergi saat Rain masih didalam kamar mandi. "B-baiklah, aku pergi dulu" ia menunduk sebentar lalu melangkah keluar.

"Tunggu" langkah Launara langsung terhenti di ambang pintu. Dia berbalik dan melihat ekspresi Rain, sangat sulit di artikan. "Apalagi ini.." pikirnya

"Ambilkan jubahku" perintahnya.

Tanpa basa basi Launara mengambil jubah berwarna kuning di dalam lemari berukuran besar disudut ruangan lalu menyerahkannya. "Ini jubahnya, ada lagi yang dibutuhkan? Kalau tidak ada, aku akan pergi" hormat Launara.

"Seharusnya kau pergi disaat ada kesempatan" dingin Rain. Ia mengenakan jubah berwarna kuning cerah, sangat senada dengan mata indahnya.

Launara terpaku ditempatnya. Ia menunduk, tidak berani melihat wajahnya. hanya menatap langkah kaki gadis berparas cantik yang semakin mendekat. Tangan lembutnya menyentuh dagu Launara hingga mata mereka saling bertemu. "Jangan lakukan lagi" bisiknya.

Kedua jemari indahnya menusuk tepat di uluh hati Launara. "Aakhh" Darah segar menyembur keluar dari mulutnya. Percikannya mengenai wajah anggung Rain.

"Pergilah" ucapnya datar. Lalu membersihkan percikan darah di wajahnya menggunakan sapu tangan. Kemudian dia melemparkannya kepada Launara yang menahan rasa sakitnya dilantai. "Bersihkan darahmu" setelah itu ia melenggang pergi meninggalkan Launara terbaring sendirian.

I Am AdalsmadurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang