Kejadian

471 50 1
                                    

"Lo udah ngasih tau ke pihak Mall-nya belum, Na?" Tanya Syira.

Launara menggeleng. "Untuk apa?" Batinnya.

Mereka berdua menyusuri lantai demi lantai untuk mencari keberadaan sepupu Launara. Peluh mulai bercucuran dari dahi mereka. Karena tak kunjung menemukan sepupunya, mereka memutuskan duduk di sebuah bangku umum untuk beristirahat sejenak.

"Lo yakin dia gak balik ke rumahnya Launa?" Tanya Syira sambil menyeka keringatnya menggunakan sapu tangan. Lalu menyodorkan kepada temannya.

Launara mengangguk pasti. "Yakin, kan dia tinggal serumah denganku." Mengambil sapu tangan milik Syira dan mulai menyeka keringatnya.

"Hmm.. jika begitu, baiklah. Ayo kita lanjut lagi mencari sepupu lo." Syira bangkit dari duduknya sambil menebarkan senyum semangat. Launara ikut bangkit dan membalas tersenyum.

Mereka kembali lagi mengelilingi Mall untuk dapat menemukan Rainashy yang katanya menghilang disana.

Tiba-tiba Syira berhenti berjalan dan menepuk jidatnya. Launara juga ikut berheti saat melihat temannya.

"Ada apa Ra? kamu capek?pusing?... kita istirahat aja dulu."

Syira menggelengkan kepalanya. "Jadi kamu kenapa tiba-tiba berhenti?" Launara berdiri di hadapan Syira.

Senyum mengembang di wajahnya. "Aku lupa, gak kepikiran dari tadi. Kenapa kita gak telpon sepupu lo aja? Kalo gitu kan lebih gampang, gak harus nyari-nyari kayak orang bego." Tuturnya.

"Berapa nomor HP sepupu lo?" Sambil menggenggam ponselnya

Launara menggeleng menghela nafas berat. "Kalau ada nomornya, pasti dari tadi udah aku hubungi dia. Tapi masalahnya dia gak punya HP."

"What!" Lagi-lagi Syira ingin memekakkan telinga Launara.

"Syira." kecam Launara yang menutup kedua telinganya. Ia melirik ke sekeliling orang yang menatap heran ke arah mereka.

Segera Syira menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Sorry..sorry.. abisnya gue kaget banget. Mana mungkin sepupu lo gak punya HP. Gue gak percaya di jaman kayak gini ada yang belum punya HP. Gimana bisa?" Ucapnya pelan agar tidak menarik perhatian.

Launara mendecak pelan. "Udah gak usah di bahas. Mending sekarang kita cari lagi sepupuku."

"Oke" mereka kembali berjalan.

Tiba-tiba datang seseorang dengan santai lalu menarik kasar HP Syira yang ada dalam genggamannya. Setelah itu dia langsung berlari sangat cepat.

"Copet!" Pekik Syira.

Detika berikutnya Syira langsung mengejar pencuri Handphone-nya. Launara juga ikut mengejar Syira yang telah lebih dulu berlari.

"Berheti!" Teriak Syira  yang tertinggal cukup jauh dibelakang.

Si pencuri mempercepat larinya. Ia berlari ke arah kerumunan orang yang sedang berjalan. Bersembunyi di antara orang yang lalu lalang.

Syira berhenti di tengah kerumunan. Matanya menelisir ke setiap penjuru. Berusaha mencari pencuri yang mengenakan jaket warna hitam dengan hiasan tengkorak dibelakangnya.

Tubuhnya tersungkur jatuh karena tabrakan beberapa orang yang terlihat terburu-buru.  Launara yang baru sampai segera membantu Syira untuk berdiri.

"Dimana pencuri itu?" Tanya Launara.

Syira menghirup oksigen rakus. Ia terlihat ngos-ngosan karena mengejar pencuri Handphone-nya.
"Gue kehilangan jejaknya" jawabnya lalu mengambil oksigen lagi.

I Am AdalsmadurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang