Ikut

379 43 0
                                    

Satu minggu berlalu setelah berbagai macam kejadian yang menimpa. Rainashy dan Launara telah kembali ke rumah mereka. Sementara Xarcaleo dia tidak ikut kembali.

Dia harus menjalani hukuman yang diberikan Rainashy. Yaitu tidak boleh menampakkan wajahnya di hadapan Rainashy maupun Launara.

Otomatis Xarcaleo harus pergi menjauh dan tidak tinggal bersama lagi dengan putri dan keponakannya hingga waktu yang belum di tentukan.

Tok. Tok. Tok. Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Rainashy, di susul sebuah suara seorang wanita.

"Bangun Rain... ini sudah pagi.." ucap seorang wanita. Siapa lagi kalau bukan Launara Atwer. Yang memang setiap hari selalu membangunkan Rainashy.

"Rain..." panggilnya sambil mengetuk pintu lebih kuat, karena tidak ada sahutan dari dalam kamar.

Launara menghela nafas lalu menghentikan aktifitasnya. Akhir-akhir ini memang sepupunya itu sangat sulit untuk di bangunkan. Dia tidak tau apa yang di lakukan Rainashy, karena setiap pagi selalu terlihat kelelahan.

"Rain...aku tunggu di bawah ya. Sarapannya sudah siap" ucapnya lalu berjalan pergi.

Tiga puluh menit kemudian...

Segera Launara bangkit dari duduknya. Dia melihat jam besar yang terpaku di dinding rumahnya. Lalu beralih menatap anak tangga yang menuju ke atas.

"Kenapa dia tidak turun-turun juga? Biasanya dia akan segera turun setelah ku panggil" Launara menghela nafas panjang.

Setelah beberapa menit berkutat dengan pikirannya. Dia pun memutuskan untuk naik lagi ke atas untuk membangunkan Rainashy.

Tok. Tok. Tok. Launara kembali mengetuk pintu kamar berdaun dua itu. Tapi seperti waktu tadi, sama sekali tidak ada jawaban dari dalam. Launara menghela nafas berat.

"Rain...apa kau sudah bangun?" Tanya Launara sedikit keras agar Rainashy mendengar.

"Rain...ayo keluar dari kamarmu. Sarapannya sudah siap."

"Rain...." Launara memajukan tubuhnya. Dia mengumpulkan keberanian pada dirinya. Tangan kanannya maju dan meraih kenop pintu kamar Rainashy.

Perlahan Launara memutarnya dan ternyata pintunya tidak terkunci. Dia membuka pelan-pelan pintu kamar itu hingga terbuka lebar.

Launara membelalakkan matanya tidak percaya. Segera dia memasuki kamar yang ternyata kosong. Launara mengecek ke setia sudut kamar juga ke kamar mandi. Tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan sepupunya itu.

"Rain! Kamu dimana?!" Seru Launara sambil berlari keluar kamar.

"Rain! Rainashy!" Dia menelisir ke setiap ruangan yang ada di rumah ini. Mencari keberadaan sepupunya.

Gadis berambut panjang sebahu itu mendesah berat. Dia terus mencari mengelilingi rumah. "Rain! Kamu dimana?!....Jangan bercanda dong!" Pekik Launara frustasi.

"Rainashy!" Teriaknya sangat frustasi.

Launara terduduk di sofa ruang tamu. Dia mendecak sambil mengacak-acak frustasi rambutnya. Terlihat sangat jelas raut kekhawatiran di wajah cantiknya.

"Ceroboh! Ceroboh! Ceroboh!" Serunya.

"Kau benar-benar gak becus Launara! Bagaimana bisa Rainashy hilang lagi?!"

"Dasar tidak becus! Ceroboh! Gegabah! Tidak bisa menjaganya dengan baik!" Marahnya kepada diri sendiri. Dia memukul-mukuli kepalanya dengan kuat.

Cklek. Tiba-tiba pintu depan terbuka. "Lo ngapain?" Tanya sebuah suara.

I Am AdalsmadurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang