7. Pencarian

1K 106 21
                                    

Fuko menatap layar laptop nya dengan diam, sambil meng scroll setiap tulisan yang ada di layar besar itu.

Fuko mencermati setiap kata dari layar laptopnya, kemudian dia menyalin dan memindahkannya di dokumen, untuk dia cetak nanti.

Setelah dirasa cukup, Fuko mencetak selembar demi selembar di mesin print dan menyatukan semua halaman itu di atas meja nya.

Fuko membaca kembali kertas-kertas itu, kertas yang berisi tentang sejarah dan hal-hal yang menurutnya penting, yang terjadi di universitas tempat nya belajar kini.

Namun, tak ada apapun yang aneh dan menarik perhatiannya. Bahkan tak ada berita apapun mengenai pembunuhan, bunuh diri atau kematian yang misterius yang menyangkut kampus nya. Yang ada hanya hal-hal normal seperti sejarah dibangunnya gedung itu, dan lulusan-lulusan dari kampus itu.

Fuko meletakkan seluruh kertas itu di atas meja dan bangkit dari duduknya. Dia memutar-mutar kursi putar itu dengan kedua kaki nya, berulang kali, hingga kepala nya terasa pening.

Ada banyak hal yang tersimpan di kepala Fuko mengenai kejadian akhir-akhir ini. Tentang Nozomi, Izumi, Ryu dan Misa, dan juga Riku. Semuanya terjadi secara bersamaan, dan membuat semuanya menjadi susah untuk diselesaikan.

Bahkan Fuko ragu, apa dia bisa menyelesaikan kasus itu tanpa bantuan Izumi di sampingnya. Karena selama ini, selain Ryu dan Misa, Izumi lah yang selalu ada dan membantu nya setiap Fuko ada dalam masalah.

Seperti 2 tahun yang lalu, saat Fuko pertama kali bertemu Izumi. Saat itu, Izumi menolongnya mendapatkan teman, memecahkan kasus bersama hingga Fuko menjadi seperti saat ini.

Namun sekarang? Fuko tak dapat melakukan apapun. Saat ini Izumi dalam masalah, namun Fuko tak dapat melakukan apapun.

Tiba-tiba ponsel nya berdering, menandakan telpon masuk. Saat melihat jika si penelepon adalah Izumi, Fuko dengan cepat menangkat dan menyapa Izumi.

"Halo Fuko-senpai?" Ucap Izumi lembut, membuat Fuko tersenyum lega karena mendengar suaranya.

"Ya, Izumi? Ada apa?"

"Apa kau sibuk sekarang? Apa aku mengganggu mu?" Tanya Izumi.

"Tidak, kok! Aku baru saja selesai mencetak data yang akan di kumpul kan besok."

"Data? Untuk dosen mu?" Tanya Izumi bingung.

"A-ah. Bukan. Data untuk kasus Riku."

"O-oh. Begitu." ada jeda panjang dari ucapannya. "Apa aku bisa membantumu?"

"Tidak perlu, Izumi. Aku bisa lalukan ini sendiri. Izumi tak perlu repot-repot." tolak Fuko cepat.

"Tapi, Fuko-senpai. Aku merasa tak berguna jika tak melakukan apapun." Ucap Izumi memelas. "Dan lagi saat Riku sudah tak meminjam tubuhku, aku tak akan ingat apapun. Jadi aku hanya akan menyusahkan kalian saja nantinya."

"Jangan bicara begitu, Izumi." Ucap Fuko tak enak. "Kami tak ingin menyusahkan mu. Izumi sudah pasti lelah karena harus meminjamkan tubuhmu pada Riku. Jika Izumi dipaksa untuk mencari data dan memecahkan kematiannya, aku takut Izumi akan jatuh sakit."

"Fuko-senpai, kau terlalu berlebihan." Ucap Fuko terkekeh. "Aku hanya akan lapar dan lelah sedikit saat terbangun. Tapi aku tak apa jika berpikir dan bergerak sedikit dibandingkan hanya melihat dan tak melakukan apapun."

"Belum lagi, saat kasus Momoe aku banyak menyusahkan kalian." lanjutnya pelan.

"Menyusahkan apa? Kami tak merasa kesusahan, Izumi."

"Ingat saat kita berada di desa Shirikawa? Saat itu aku jatuh sakit karena melihat mayat dari hantu setengah badan itu, dan akibatnya, Fuko-senpai, Ryu dan Misa merawatku. Bukan kah itu sama saja jika aku menyusahkan kalian?" Ucap Izumi.

Fuko and the Ghost (Shattered Memories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang