Fuko duduk di bangku taman tanpa bicara, tangannya menggenggam sebuah gelas teh panas yang dibeli nya tadi pagi. Musim gugur hampir berakhir dan akan digantikan oleh musim dingin, membuat segumpalan asap putih keluar dari cela-cela pernapasan wanita itu.
Sedang kan di sampingnya, Nozomi terlihat gugup sambil menatap kesana kemari, dia tampak takut untuk memulai percakapan.
Fuko menelan ludahnya dan menggigit bibirnya, entah sudah keberapa kalinya dia melakukan ini. Akhirnya setelah berpikir panjang, Nozomi berdehem pelan dan membuka bibirnya.
"Fuko-senpai. Pertama-tama, aku ingin minta maaf." Ucapnya tiba-tiba, membuat Fuko menatapnya heran.
"Minta maaf kenapa?" Tanya Fuko bingung.
"Atas semuanya." ucap Nozomi cepat.
"Aku minta maaf.., atas semuanya." Ucap Nozomi lagi, yang semakin membuat Fuko menatapnya heran.
"Nozomi, aku tak mengerti apa yang kau katakan..," Ucap Fuko bingung.
Nozomi terdiam lama, matanya sedikit berair, ingin menangis.
"Sebenarnya.., kemarin.., aku--"
"Fuko-senpai! Nozomi!" Ucapan Nozomi langsung terpotong begitu Izumi datang dan memanggil nama mereka.
"Ah, Izumi." Ucap Fuko sambil tersenyum manis, sedangkan Nozomi hanya diam dan menundukkan kepalanya.
"Fuko-senpai.., ada apa? Kenapa kalian tegang sekali?" Tanya Izumi bingung, sambil memiringkan kepalanya, menatap kedua wanita itu secara bergantian.
Fuko membalas Izumi dengan tatapan tak mengerti, sedangkan Nozomi hanya bungkam. Kemudian, Nozomi memakai tas dan bangkit dari duduknya.
"M-maaf. Aku ada urusan." Ucapnya kemudian, sambil melangkah pergi menjauh dari mereka. Namun saat langkah kedua, Nozomi berhenti dan menatap Fuko dengan lama. "Fuko-senpai, aku akan bicarakan itu nanti saja."
Fuko hanya dapat diam saat mendengar ucapan Nozomi yang benar-benar menggantung.
Sebenarnya apa yang ingin dikatakan Nozomi?
"Kenapa dengan Nozomi?" Tanya Izumi bingung, sambil duduk disamping Fuko.
"Aku juga tak tahu. Tadi dia ingin bilang sesuatu padaku." Ucap Fuko polos. Namun, reaksi Izumi benar-benar diluar perkiraannya.
Wajah Izumi saat ini terlihat panik, kemudian Izumi mengusap belakang lehernya beberapa kali dan menatap Fuko dengan rasa bersalah.
"Fuko-senpai, maafkan aku!" Ucapnya akhirnya, yang semakin membuat Fuko menatapnya heran.
"Maaf, aku benar-benar minta maaf." Ucapnya lagi.
Fuko mengerutkan keningnya, "M-minta maaf kenapa, Izumi?"
Izumi menatap Fuko lama, "Maaf karena aku meninggalkan mu kemarin. Maaf, aku..," Izumi kembali terdiam, "Aku.., kemarin..,"
Fuko menatap Izumi lama. Kemudian, Fuko tersenyum kecil dan mengusap pundak Izumi dengan lembut. "Tak perlu terburu-buru. Aku percaya Izumi, Izumi bisa jelaskan kapan saja padaku."
Izumi menatap Fuko penuh haru, kemudian dengan gerakan tiba-tiba, Izumi mendekap tubuh kecil itu di dalam pelukannya dengan erat, seakan tak ingin melepaskannya.
Spontan, wajah Fuko memerah dibuatnya. Ini adalah pertama kalinya Izumi memeluknya seperti ini. Dan hal ini membuat jantung Fuko berdegup sangat kencang.
Izumi melepas pelukannya. wajahnya memerah, seperti menyesali perbuatannya yang tiba-tiba ini. Tentu saja dia tak pernah memeluk wanita lain sebelumnya, karena itu saat dia menyadari perbuatannya, Izumi benar-benar malu.
![](https://img.wattpad.com/cover/90124230-288-k442365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuko and the Ghost (Shattered Memories)
ParanormalKasus tangisan dari toilet atas mempertemukan Fuko dengan Nozomi, wanita cantik yang menjadi korban bullying di kampusnya. Karena merasa tak dapat membiarkan Nozomi, Fuko dan Izumi berniat membantunya, walaupun Ryu tak sepenuhnya ingin membantu mere...